Re : Haechan, Renjun, Jeno, Sungchan, dan Jaehyun.

"Yo guys, no one own this hospital. Jangan teriak kaya gitu lah." Memang, Mark hanyalah kakaknya yang berakhlak. "Mark hyung, marahi Jaemin, kan cuma sama Mark hyung dia nurut. Kita mah cuma tembus pandang." Ujar Jeno pada Mark yang langsung ditertawakan oleh Mark. "Plus Johnny hyung." Balas Jaemin. Jeno langsung memandang sinis kembarannya itu.

"Santai, nyawa gue banyak."

___

"Na lo bener bener mau ikut?" Tanya Jeno memastikan. "Ck, lo itu masih sakit tapi ngeyel. Sok bilang punya nyawa banyak pula." sinis Renjun. "Renjun hyung jangan suka makan pedes, tu mulut jadi pedes kan hyung." Balas Jisung tak terima Jaemin dikatakan seperti itu. "Heh, anak kecil itu diem aja ya, mulut gue udah dari sana nya pedes. Sana tanya mama baba gue."

"Ya kan bisa dibiasain hyung."

"Ya gue mana bisa!"

"Chenle aja yang sama sama dari Cina bisa, masa Renjun hyung ga bisa?"

"Heh! Emang gue itu dia?!"

Oke, mulailah lagi. Jika bukan Haechan, maka Jisung lah yang akan memancing kesabaran Renjun. Jika bukan Jisung, pasti kakaknya Jaemin. Jika bukan Jaemin, pasti kembarannya Jeno. Chenle? Dia hanya ikut ikutan memancing jika ada mood. Sungchan? Dia hanya tim hore dan sekali kali ikutan. Yangyang? Oh, anak itu 11 12 dengan Haechan. Pokoknya tidak ada yang mau membiarkan Renjun hidup dengan tenang.

"Renjun itu lucu. Badannya kecil. Gemesin. Apalagi waktu marah tambah gemesin. Jadi pengen mancing terus."

Itu yang dikatakan Haechan pasal ditanya, apa motif kalian mengganggu Renjun.

"Anak anak, ayo, satu setengah jam lagi mulai."

Ricuhan mereka terhenti ketika Donghae masuk ke kamar rawat Jaemin dengan Yunho. Keduanya bak raja dengan setelan hitam dan rambut hitam yang tertata rapi. Dibelakangnya juga terlihat Doyoung dengan setelan yang mirip, dengan wajah percaya diri, dia siap memenangkan kasus milik adik dari sahabatnya itu.

Yang lain langsung menengok ke Jaemin yang tersenyum tipis. "Gue ga jadi ikut, udah sana pergi. Bawa kabar baik ntar." Ucapnya. Jeno langsung tersenyum, menunjukkan eyesmile nya. "Pasti, gue bawain kabar baik buat lo ntar." Balasnya sambil mengusap pucuk kepala Jaemin.

Doyoung yang semula diluar ruangan, masuk ke dalam kamar rawat Jaemin, menghampirinya. "Tenang aja Na, hyung bakal menangin kasus ini demi kamu."

Yang lain hanya tersenyum tipis. "Tinggal sendiri gapapa kan Na? Ntar paling lama sekitar 5 jam an kok." Jaemin hanya mengangguk. "Gapapa, hyung."

"Jaga diri Na, kalo ada yang mencurigakan langsung aja teken tombol itu, oke?"

"Ya, pa."

___

"Permisi, saya mau ganti infus."

Jaemin hanya mengangguk kala seorang perawat masuk ke kamarnya, dengan alasan mengganti infusnya. Dia tidak peduli, dia lebih memilih fokus dengan bukunya.

Sampai beberapa saat kemudian,

"Kenapa repot repot, Yeji-ssi?"

Perawat itu mendelik. Jaemin langsung menutup bukunya dan menatap perawat itu. "Hwang Yeji, boleh ku tebak apa cairan itu?" Yeji -perawat itu- hanya diam menatapnya dengan tatapan sinis dan penuh dendam. Beberapa saat tidak mendapat jawaban, Jaemin hanya berdeham kecil.

"Amatoksin, racun yang menyerang hati dan ginjal yang langsung membuat orang yang menelannya atau terinfeksi olehnya koma. Tidak ada kemungkinan sembuh, dalam beberapa hari orang itu meninggal. Benar kah?"

Jumeaux • njm ft. ljn ✓Where stories live. Discover now