Sejak awal tahun 2019, dalam benak Asep, ia terus memikirkan seandainya ia bisa sekali lagi mengunjungi cagar alam eksitu. Terakhir kali, ia mengunjungi salah satu cagar alam eksitu, tepatnya Taman Safari di Cisarua, Bogor, pada pertengahan tahun 2018.
Semakin lama, keinginan Asep untuk dapat kembali mengunjungi cagar alam eksitu semakin kuat. Bunyi khas dari sebuah kebun binatang seperti suara alami gajah dan suara alami lumba - lumba seakan terus melintas di kedua telinga Asep.
Bukan hanya itu, Asep adalah seorang pelajar yang memiliki kepedulian besar terhadap satwa dilindungi yang terancam punah. Oleh karena itu, wajar Asep terbilang sering berbicara dalam hati bahwa ia tidak bisa move on dari yang namanya mendapatkan sebuah kesempatan dapat mengunjungi cagar alam eksitu.
Namun, jujur saja, mau berapa kalipun ia menaruh harapan, cenderung tidak mungkin berkesempatan untuk dilaksanakan. Sehingga, tanpa berpikir panjang, Asep duduk di sebuah kursi depan televisi sederhana, menyalakan televisi tersebut, kemudian secara bersemangat mencari dan menonton sebuah program terbilang terkenal dan menambah ilmu pengetahuan kita. Apalagi kalau bukan National Geographic Wild.
Ketika itu, saat menyalakan televisi, Asep terbilang terlambat; program televisi sudah berjalan setengah dari total durasi program. Namun, tentunya sama sekali tidak menjadi masalah bagi Asep. Asep berusaha menganalisa secara mandiri informasi yang ia lewatkan pada saat program televisi baru saja mulai. Alasan Asep bersikap demikian karena ia telah menjunjung pepatah berikut: "Tidak ada kata terlambat dalam dan untuk belajar!"
YOU ARE READING
Field Trip - Taman Safari Indonesia, 2019
Non-FictionPenulis : Joseph Hiwakari Tipe : Non Fiksi Bahasa : Bahasa Indonesia Sinopsis : Sebagai seorang anak yang memiliki kecintaan terhadap satwa yang terancam punah di dunia, Asep sangatlah tidak sabar dapat mengunjungi kebun binatang, mana lagi setelah...
