"Aku akan mengirimnya lewat pesan nanti. Selamat bersenang-senang"
Taeyong mengakhiri panggilan dan mengirim pesan pada Ten. Ia tahu ini di daerah mana. Gangnam. Daerah elit yang berada di Seoul. Setelah mengirim pesan pada Ten ia melempar ponselnya ke kasur.
Taeyong menghela nafasnya dan berniat ingin merapikan kamar Jaehyun. Sesekali Taeyong menemukan bungkus rokok di bawah ranjang. Ia tak menyangka kalau Jaehyun merokok.
Tidak butuh waktu lama Bel rumah Jaehyun berbunyi. Taeyong berjalan dan membuka pintu, tampaklah Ten dengan barang bawaannya. Atau pakaiannya yang ia masukan di tasnya.
"Terima kasih, Tennie," Taeyong mengambil pakaiannya. Dan tersenyum pada Ten.
"Tak masalah, hubungi aku jika kau butuh bantuan. Maaf tidak bisa mengobrol lama-lama denganmu, Johnny tengah menungguku di depan," Taeyong tersenyum dan mengangguk.
Sebelum Ten pergi ia terlebih dahulu menyemangati sahabatnya itu. Taeyong masuk dan membawa pakaiannya ke rumah.
Awalnya Taeyong bingung untuk menyembunyikan pakaiannya di mana. Tidak mungkinkan dia harus menaruh pakaiannya di lemari Jaehyun? Dan tempat yang paling bagus adalah, di bawah ranjang.
Taeyong kembali melanjutkan kegiatan membersihnya. Ia juga mencuci pakaian Jaehyun yang ada di mesin cuci sebelum Taeyong mandi sore. Rumah Jaehyun sama sekali tak memiliki pelayan, makanya ia bersih-bersih.
Sekitar jam 3 siang Taeyong keluar dari rumah Jaehyun untuk membeli beberapa bahan makanan karena kulkasnya yang kosong. Taeyong menggunakan uang yang diberikan Jaehyun padanya untuk berbelanja.
Setelah berbelanja Taeyong segera pulang karena malam hampir tiba. Saat sudah sampai Taeyong masuk ke rumah dan memasukkan bahan makanan yang ia beli ke kulkas.
Taeyong duduk dan beristirahat di sofa. Dia dengan tajam menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka, namun wajah Taeyong berubah menjadi cerah dan tersenyum saat melihat Jaehyun masuk. Pria itu terlihat bingung. Mungkin ia berpikir karena pintu rumah kosongnya yang tidak kunci, maybe?
"Welcome home, Jaehyun" sapa Taeyong yang membuat Jaehyun kaget.
"Kau masih di sini?" Tanyanya meletakkan tas kerjanya di sofa.
"Aku suka di sini"
Jaehyun memberhentikan aktivitas tangannya yang tengah melonggarkan dasinya, "tidak kitten, kauㅡ"
"Taeyong. Panggil aku Taeyong," Taeyong berdiri dan berjalan ke dapur, meninggalkan Jaehyun yang masih bingung dengan Taeyong.
Jaehyun mengikuti Taeyong, "hei Taeyong, dengar. Apa yang terjadi kemarin malam hanya karena aku membutuhkanmu. Aku perlu menenangkan diriku sedikit, itu saja. Dan tidak berniat menjadikanmuㅡ"
"Makan malam sudah siap," ucap Taeyong menyajikan makanan yang ia masak di atas meja makan.
"Apa kau mendengarkanku?!" tanya Jaehyun. Nadanya mulai meninggi, membuat nyali Taeyong menciut.
Taeyong meremat kemejanya, "Aku akan berada di sini sampai kau sudah muak denganku. Aku akan menjadi mainanmu dan Kittenmu untuk dimainkan. Gunakan aku kapan pun kau mau. Aku hanya berada di sini untuk menyenangkanmu. Tak ada yang lain"
Jaehyun menghela nafas, "I Dont Need A Toy. Aku sedang tidak membutuhkan seseorang sekarang," katanya dan duduk di kursi makan. Melepas dasinya dengan kasar.
"Please.." mohon Taeyong, "jika kau tak menyukai layananku semalam, maka aku tidak akan melakukannya lagi. Aku bersumpah"
Jaehyun menatap Taeyong, "Bukannya aku tidak suka, tapiㅡ"
"Oke. Makan malam atau aku?" Taeyong menyeringai pada Jaehyun dengan pertanyaan yang ia layangkan pada pria itu.
Jaehyun menatapnya aneh. Apa-apaan ini? Dia menyuruhnya untuk memilih?
Tak butuh waktu lama bagi Jaehyun untuk mengambil piring dan melahap makanan yang di sajikan Taeyong.
Taeyong menatapnya kecewa. Sepertinya benar kalau Jaehyun tak menginginkan dirinya sebagai mainan seksnya. Padahal Taeyong telah berharap banyak padanya.
Namun seketika Taeyong terkejut saat Jaehyun menariknya dan mendudukan dirinya di pangkuan pria itu.
"J-jaehyun?" panggil Taeyong saat pria itu
mencumbui lehernya dengan ciuman dengan jari nakalnya yang memainkan kedua putingnya.
Taeyong mendesah dan melengkungkan tubuhnya saat merasakan dirinya perlahan-lahan mulai ereksi.
Jaehyun berhenti memainkan puting Taeyong. Ia menyuruh Taeyong untuk membuka celananya. Namun Taeyong menggeleng.
"Kenapa?"
"Aku tidak mengenakan celana"
Jaehyun menyingkap kemeja besar yang Taeyong pakai, dan bodohnya ia baru menyadari itu. Jaehyun tersenyum nakal saat melihat penis mungil Taeyong yang telah mengeras dan ingin disentuh.
"Ahh... Fuck Jaehyunhh.. Nghh," desah Taeyong saat Jaehyun melakukan Handjob padanya.
Jaehyun melihat cairan precum mulai keluar dari ujung penis merah muda Taeyong lalu mengusap ibu jarinya ke ujung penisnya.
"Shhh... J-jaehyun.. A-akㅡahhh"
Taeyong mengeluarkan cairannya dan mengenai makanan yang ia masak untuk Jaehyun. Dadanya naik turun mencoba mmendapatkan oksigen dengan cukup, karena lelah mendesah.
Jaehyun mendudukan Taeyong di kursi dan dirinya berjalan untuk mencuci tangannya di wastafel.
Taeyong tersenyum. Itu adalah handjob yang sangat singkat tapi rasanya sungguh luar biasa!
Service Jaehyun memang yang terbaik!
To be contuned..
ESTÁS LEYENDO
kitten, jaeyong
Historia Corta❝ I Don't Need A Toy ❞ 『Jaehyun yang baru saja putus dari kekasihnya, dan Taeyong yang menyukai Jaehyun pada hubungan seks pertama mereka 』 Cerita ini murni milik @v_primaleon Saya hanya mengubahnya ke dalam bahasa indonesia STORY BY : v_primaleon...
O2 . two
Comenzar desde el principio
