Siapa dia?

2K 148 79
                                    

"Jangan lupa vote dan koment nya ya guys karena aku sangat berharap akan hal itu. Terimakasih semua"


"Eungh..."
Batita itu mengerjabkan matanya mengusap-usap matanya dengan jari gempulnya itu. Melihat kekanan dan kekiri tak ada orang yang dicarinya.

Meraung keras adalah caranya menarik perhatian. Batita itu sangat kesal menendangkan kakinya ke udara dan suara tangisan yang menggema.

Dara yang tengah menatap handphonenya untuk mencari kerja paruh waktu terhenti karena suara batita yang mengesalkan itu.

"Apa!!??"
Tanya Dara mengintip ke kamarnya tempat batita itu tidur.

"Mmbbu..."
Batita itu harus menyampingkan badannya dulu baru bisa duduk karena perut besarnya yang mengganggu.
Ia mengacungkan kedua tangannya tinggi supaya mau digendong oleh Dara.

"Mbu..bu.. Apa sihh lo pikir gue babu lo ha!!" Dara masuk kekamar itu dengan kesal.

"-kung.."(Dukung)
Ucapnya menjulurkan tangannya tinggi menghadap Dara.

"Gamau gue sibuk!!" ucap Dara melipat kedua tangannya didada.
"Mau apa ha?!!" kesal dara melihat batita itu mengernyit kesal melengkungkan bibirnya kebawah ragu ingin menangis dan ya benar saja batita menangis meraung kencang memukul-mukul tempat tidur asal.

"Hm ya..ya..gue tau ini akhirnya, ayo mau digendong kan?, ayok sini!" Dara meletakkan kedua tangannya didepan agak jauh dari batita itu.

Sontak saja batita itu merangkak ketangan Dara menghambur kepelukan dan menyembunyikan kepalanya di leher Dara.

"Mmbu -tut.."(Ibu takut)
Raung batita itu dileher Dara.

"Duh berat banget lo!!"
Dara membawa batita itu keluar ke tempat duduk dan handphonenya tadi.

Dara meletakkan batita itu di sofa disampingnya tapi batita itu kembali meraung keras memutar tubuh tak jelas.

"Kenapa lagi!?" Tanya Dara tak paham yang diinginkan batita itu malam-malam begini.

"Perut lo kok besar banget dari yang tadi?" Dara menepuk pelan batita itu." loh kok bunyinya nyaring?, masuk angin ya?" Dara baru ingat jika pakaian yang dipakaikannya pada batita itu sangat tak layak pakai dan bahkan ia tak memakaikan minyak bayi pada batita yang ia kira berumur empat bulan tersebut.

"Gimana nih?, gue gak punya uang buat beli baju lo!"

Batita itu masih meraung hebat Dara bingung apalagi yang harus dilakukannya sekarang. Dara mengambil minyak kayu putih di dalam perlengkapan bedaknya karena mamanya selalu bilang kalau masuk angin pake minyak angin.

"Duh besarnya!!"
Dara mengeluskan minyak itu ke perut besar batita itu sekali-kali menepuknya pelan. Batita itu malah tertawa menunjukkan satu giginya melihat dara mengoleskan minyak itu diseluruh tubuhnya.

Dara mengambil selimut tipisnya menggulungkannya pada batita itu suapaya merasa hangat. Batita itu jadi lebih tenang dan kembali pada alam mimpinya.

"Nah ini, semangat Dara!!" Dara menyemangati dirinya sendiri setelah melingkari tempat ia pergi melamar pelerjaan. "Bukan hanya diri lo sekarang ada batita yang sangat mengesalkan itu!!" Dara melirik batita yang tangannya sudah terjepit dibawah pinggangnya tersebut.

*****

Sedangkan ditempat lain para petinggi istana itu tengah menyaksikan keturunan mereka yang tengah di obrak-abrik sama perempuan labil yang menurut mereka tidak tau apa-apa.

"Maaf kan hamba yang mulia, saya tidak bisa mencegah Regulus melakukan itu." pria yang diketahui sebagai dayang ratu itu bersujud supaya ratu Melinda berbaik hati mengampuni nyawanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'Cute Baby Boy,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang