[🎄] Unfulfilled Vow

1.4K 241 66
                                    

Story by:

mintymina















Chan tak akan pernah berhenti mengingat senyuman manis nan indah milik pelayan di kedai ujung jalan itu.

Jika dirinya bisa menghentikan waktu, ia rela berdiam diri memandangi wajah polos yang lugu dan penuh ketulusan dari sang pujaan hati.

Kim Seungmin.

Ah, menyebut namanya saja sudah cukup untuk membuat pipinya panas dan kemerahan.

Sekelebat memori tentang keputusasaan setelah dipecat dari pekerjaannya seakan hilang saat melihat bibir merah muda itu melengkung ke atas.

Malam itu bisa dibilang sebuah bencana. Langit tak berhenti menangis, angin berhembus kencang dan terbangkan benda-benda ringan ke udara. Chan dipecat karena sering bolos bekerja, lalu ia pergi ke suatu kedai untuk minum alkohol. Menjelang jam dua pagi, tempat itu hampir kosong. Hanya Chan yang ada di sana, meneguk botol ketiga dengan kesadaran yang masih menyentuh sembilan puluh persen.

Chan sudah menyiapkan diri untuk menerima omelan dari si pemilik usaha, tapi yang ia dapatkan adalah sebuah seruan lembut dan manis, mengalun bagai nyanyian malaikat di surga-Nya.

"Tuan, ini sudah jam dua pagi. Apa Tuan tidak ingin pulang?"

Chan positif gila. Benar-benar gila. Gila karena Seungmin. Gila karena senyumannya. Bahkan ketika ia bekerja di bawah bayang-bayang rembulan pun, kepalanya tak mau berhenti memutar video dokumenter tentang pemuda itu.

Dirinya luar biasa gila.

PLAK!

"Hei, fokuslah sedikit! Kita bisa kehilangan target!"

Chan menoleh pada rekannya, "Maaf."

Yang tadi memukul hanya bisa mendengus. "Kau kehilangan fokus setelah dipecat dari pekerjaan palsu itu. Ayolah, Chan! Ini pekerjaan yang asli dan sudah kau geluti selama belasan tahun! Berkonsentrasilah!"

Ia tidak menjawab, biarkan keheningan melanda mereka lagi. Chan bisa mendengar suara angin dari celah sempit antara jari dan pelatuk laras apinya, menunggu aba-aba untuk beraksi.

Changbin, salah satu di antara tiga pria berpakaian hitam itu tiba-tiba berbisik. "Mereka datang dari arah jam tiga. Lakukan sesuai rencana dan jangan sakiti siapa pun selain target."

Minho menaruh sebelah mata di alat bidik, "Bukan hal yang sulit."

DOR! DOR! DOR!

Bunyi tembakan yang dahsyat tak terelakkan. Chan meringis walau sudah sejuta kali mendengarnya.

Mereka bertiga merunduk di atas atap gedung, teriakan panik dari bawah terdengar jelas. Para manusia berjas itu bergerombol di jalan, tak mengetahui alasan kenapa bos mereka bisa tertembak begitu cepat.

Ada satu hal yang Chan temukan di bawah teriknya rembulan sebelum pergi malam itu. Ia menemukan pujaan hatinya bersembunyi di gang sempit dan lembab, meringkuk ketakutan. Senyum kesayangannya pudar, digantikan tetes-tetes air mata. Dirinya bisa membayangkan betapa terkejutnya Seungmin saat melihat adegan berdarah tersebut, dan itu membuatnya sakit hati.

Tiba-tiba, Chan memiliki keinginan untuk membuat senyum Seungmin kembali dan menjadikannya abadi. Dan Chan pun tahu, bahwa ia harus merelakan sesuatu untuk mencapai keinginan tersebut.

Ia harus berhenti menjadi seorang pembunuh bayaran.

Karena jelas, Seungmin tidak akan mau menerima pria yang mengambil nyawa orang lain hanya demi uang sebagai kekasihnya.

[6] December to Remember✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें