Part 9

102K 5.2K 142
                                    

Hari ini Naya sudah siap dengan seragam sekolahnya. Naya melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dan menuju ruang makan, di sana sudah ada Aran, Divia, Davino dan Zoya.

"Naya, sini duduk. Mami udah buatin sarapan buat kamu" ucap Divia sambil meletakkan nasi goreng itu di meja yang akan di duduki Naya.

"Eh, i..iya Mi" ucap Naya lalu duduk di samping Zoya, dan memakan nasi goreng buatan Divia.

"Nasi gorengnya enak Mi" ucap Naya tersenyum membuat Divia juga ikut tersenyum.

"Kalo makan ya makan aja, nggak usah ngomong" ucap Aran dengan ketus membuat senyum di bibir Naya seketika luntur.

"Aran" tegur Davino menatap putranya dengan tatapan tajam.

"Maaf Yah" ucap Aran lalu kembali fokus dengan makanannya.

"Abisin ya nasi gorengnya, nggak usah dengerin apa kata Aran, dia emang gitu orangnya" ucap Divia mengusap pelan rambut Naya.

"Iya Mi" ucap Naya lalu kembali fokus dengan makanannya.

Setelah selesai Aran pun bangkit dari tempat duduknya dan menyalimi Divia dan Davino.

"Aran berangkat dulu Yah, Bun" ucap Aran lalu berbalik keluar dari pintu rumahnya, namun baru beberapa langkah suara Davino menginterupsinya.

"Kamu ke sekolah bareng Naya" ucap Davino dengan tegasnya membuat Aran berdecak kesal. Mau tak mau Aran harus menurutinya.

Naya yang sudah selesai pun, bergegas memasang sepatunya dan setelah itu berpamitan dengan Divia dan Davino, begitu pun dengan Zoya. Mereka bertiga keluar menuju mobil Aran yang sudah terparkir rapi di halaman rumahnya.

Naya membuka pintu bagian belakang, begitu pun dengan Zoya. Aran terdiam dan berbalik menatap kedua gadis itu.

"Joy, pindah ke depan" ucap Aran pada Zoya membuat Zoya memutar bola matanya malas.

"Nggak mau, Nay aja ya yang duduk di depan" ucap Zoya membuat Naya membulatkan matanya.

"Nggak mau, Naya mau di sini aja" ucap Naya dan tak ingin menatap Aran, ia masih teringat dengan kejadian semalam yang membuatnya malu.

"Cepetan" ketus Aran membuat Naya pasrah saja dan memilih duduk di samping kemudi. Zoya tersenyum melihat itu.

Setelah itu, Aran melajukan mobilnya membelah jalanan padat ibu kota Jakarta. Di perjalanan tidak ada yang mau membuka suara sehingga hanya keheningan lah yang menyapa mereka. Zoya pun sudah turun dari mobil dan memasuki sekolahnya dan tersisa Aran dan Naya saja di dalam mobil itu. Hingga mobil Aran berhenti tepat di depan halte.

"Turun" ucap Aran tanpa menatap Naya.

"Tapi kan sekolahnya di sana, bukan di sini kak" ucap Naya yang melihat sekolahnya yang tak jauh dari halte itu.

"Gue bilang turun ya turun" ucap Aran menatap Naya dengan tatapan tajamnya.

"I..iya Naya turun sekarang" ucap Naya lalu segera turun dari mobil Aran dan berjalan menuju ke arah halte. Naya menatap miris mobil Aran yang sudah melaju memasuki parkiran sekolah. Naya pun berjalan sedikit cepat karena sedikit lagi ia akan terlambat.

ARANAYA (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin