Part 49

32.6K 941 4
                                    

Hari yang begitu dinanti akhirnya tiba. Naya sudah sembuh, dan dia akan keluar dari rumah sakit hari ini. Di samping tempat tidurnya, Aran, pacarnya, selalu ada. Dia menatap Naya dengan penuh kebahagiaan, siap untuk mengantarnya pulang ke rumah.

"Nay, kamu udah gak sabar buat keluar dari sini, ya?" Ucap Aran membuat Naya tersenyum dan mengangguk.

"Iya, Naya bener-bener kangen rumah."

Sementara itu, Azila dan Tanisa, sahabat-sahabat Naya yang setia, sudah berkumpul di luar ruangan. Tak hanya sahabat Naya, Sahabat Aran, Satria, Dhio, Genta dan Fino juga berada disana. Mereka mengobrol dan menunggu dengan penuh antusias.

"Tan, gue udah gak sabar pengen ketemu Naya, disekolah biar kita bisa sama-sama lagi sama Naya, gak cuma kita berdua aja!" Ucap Azila tersenyum antusias.

"Iya, gue juga Zil, sepi tau gak ada Naya disekolah apalagi dia yang paling ceria tiba-tiba dengar kabar diculik terus sakit kayak kaget banget gak sih?" Ucap Tanisa membuat Azila mengangguk.

"Jahat banget sih yang mau nyulik Naya, terus apa gunanya juga buat mereka nyulik Naya? Emang dikira Naya anak kecil apa" Ucap Azila dengan bibir yang sudah maju berapa senti.

Tiba-tiba, pintu kamar Naya terbuka, Aran bersama Naya melangkah keluar. Teman-teman Naya menyambut mereka dengan tepuk tangan dan sorakan kecil.

"Akhirnya, lo bisa keluar dari sini, Nay." Ucap Tanisa yang terlihat senang ketika melihat Naya yang sudah diizinkan pulang ke rumah.

"Iya, Naya nggak sabar buat kembali ke kehidupan yang normal." Ucap Naya dengan senyum manisnya.

"Nay, lo tau nggak, kita udah kangen banget sama lo!" Ucap Azila sambil memeluk tubuh Naya dan dibalas dengan gadis itu.

"Bener, kita udah nggak tahan buat ketemu lo lagi!" Ucap Tanisa yang juga ikut memeluk Naya.

Naya tersenyum terharu.

"Makasih, ya. Kalian tuh selalu ada buat Naya."

Mereka semua berpelukan erat, merasa senang atas kesembuhan Naya dan kebersamaan mereka yang telah menguatkan satu sama lain selama perjalanan pemulihan Naya.

"Sekarang, kita pulang." Ucap Aran sambil menautkan tangan kirinya dipinggang Naya.

"Iya kak" Ucap Naya dengan senyuman manisnya.

✨✨✨

Hari-hari pertama setelah Naya pulang dari rumah sakit, dia merasakan perubahan besar dalam rutinitas hariannya. Aran sangat peduli tentang keselamatan Naya dan tidak ingin terjadi apa-apa pada gadis itu, sehingga ia melarang Naya untuk keluar sendiri dari rumah.

Setiap pagi, Naya akan bangun dengan perasaan syukur karena bisa tidur di tempat tidurnya sendiri. Cahaya matahari pagi akan masuk lewat jendela kamarnya, memberikan kehangatan pada selimutnya. Dia akan turun ke dapur, dan Aran sudah ada di sana, sibuk menyiapkan sarapan. Ya, Aran menginap dirumahnya atas izin Rian, karena belakangan ini Rian sangat sibuk dengan urusan kantor dan terkadang pulang larut malam.

"Pagi, Sayang. Mau makan apa?" Ucap Aran dengan senyum tipisnya menatap lembut Naya.

"Pagi, Kak. Naya mau telur dadar aja" ucap Naya sambil menguap dimeja makannya.

Aran dengan senyum memasak sarapan sesuai permintaan Naya. Mereka akan makan bersama sambil berbicara tentang rencana mereka untuk hari itu.

"Nay, aku pikir lebih baik kamu gak sekolah dulu hari ini. Aku khawatir kamu belum sembuh." Ucap Aran menatap serius Naya, membuat Naya menghentikan makannya dan menatap lelaki itu, kemudian Naya menghembuskan nafasnya kasar merasa kesal dengan Aran.

"Ih gamau, Naya maunya sekolah hari ini, Naya udah kangen banget sama Tani dan Zila, Please yaaa" ucap Naya dengan bibir yang sudah maju berapa senti.

"Aku ngerti, tapi aku cuma mau mastiin kamu sepenuhnya sembuh" Ucap Aran sambil mengelus puncak kepala Naya.

"Udah gak usah cemberut gitu" ucap Aran dengan senyum tipisnya lalu mengecup singkat puncak kepala Naya.

"Aku tinggal dulu"

"Hmm"

Setelah sarapan, Naya akan duduk di ruang tamu atau di teras, membaca buku atau menulis dalam diarynya. Ini adalah cara baginya untuk mengisi waktu, dan Aran selalu ada di sekitarnya jika ia membutuhkan sesuatu.

Pada siang hari, setelah pulang sekolah teman-teman Naya yaitu Azila dan Tanisa akan datang menjenguknya. Mereka akan membawa buku-buku atau film favorit Naya, sehingga mereka bisa bersenang-senang bersama. Meskipun tidak bisa keluar, Naya merasa sangat bersyukur memiliki teman-teman yang selalu ada untuknya.

"Nay, kita punya rencana nonton film hari ini!" Ucap Azila dengan penuh antusias.

"Yesss, Naya kangen nonton film bareng kalian." Ucap Naya tersenyum tanpa basa basi mereka langsung menghidupkan laptop dan menonton film terbaru.

"Gila filmnya seru banget" ucap Tanisa yang dibalas anggukan oleh Naya dan Azila.

"Naya ke bawah dulu ya, mau ngambil cemilan, ini dipause aja nanti Naya ketinggalan ceritanya" ucap Naya dengan cengiran khasnya, membuat Azila memutar bola matanya malas.

"Yaudah jangan lama-lama" ucap Azila.

"Iyaiyaa" ucap Naya melangkahkan kakinya turun menginjaki anak tangga, sesampainya didapur Naya membuka kulkasnya, untung saja ia masih punya persediaan cemilan. Gadis itu mengulurkan tangannya mengambil cemilan sebanyak mungkin.

"Jangan terlalu banyak ngemilnya" ucap seorang laki-laki dibelakang Naya membuat gadis itu terlonjak kaget dan refleks membalikkan tubuhnya menatap orang tersebut.

"Ayah ngagetin Naya tau gak" ucap Naya dengan bibir yang sudah maju beberapa senti. Ya, orang itu adalah Rian.

"Ya maaf kalo kamu kaget" ucap Rian tersenyum sambil mengacak gemas puncak kepala Naya.

"Ayah baru dateng ya?"

"Iya, soalnya ada berkas Ayah yang lupa Ayah ambil jadi pulang lagi deh" ucap Rian, membuat gadis itu menganggukan kepalanya mengerti.

"Ayah balik kantor dulu ya sayang, kamu gak usah keluar-keluar kalo gak ada temennya" ucap Rian sambil mengelus puncak kepala putrinya itu.

"Siap Ayah" Naya tersenyum manis. Gadis itu kembali ke kamarnya dengan cemilan yang banyak.

"Gila banyak banget cemilannya Nay" ucap Azila yang melihat tangan Naya yang sudah full dengan cemilan.

"Heheh kan kalo gak abis bisa disimpan lagi" ucap Naya dengan cengiran khasnya.

"Serah lo deh" ucap Tanisa sambil menggelengkan kepalanya. Mereka kembali menonton dan sesekali tertawa bahkan meningis melihat film yang mereka tonton.

Hari ini, mereka tertawa, bercanda, dan menikmati waktu bersama. Kebersamaan mereka adalah sumber kebahagiaan di dalam rumah yang menjadi dunia Naya untuk sementara waktu.

Siang berganti sore dan sore berganti malam, Aran sedang berada dimarkas Black Wolf karena ia mengetahui ada teman-teman Naya dirumah, Aran akan membiarkan gadis itu bersama teman-temannya. Aran juga sudah memberitahu Tanisa kalau mau pulang hubungi Aran terlebih dahulu agar lelaki itu bisa pulang ke rumah untuk menemani Naya.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now