Part 7

108K 5.2K 64
                                    

Hari ini sudah terhitung tiga hari Naya di rawat di rumah sakit, dan hari ini ia sudah diperbolehkan pulang ke rumah, hal itu sungguh membuat Naya sangat senang karena ia sudah bosan berlama-lama di rumah sakit.

Satria membantu Naya untuk masuk ke dalam mobil. Namun gadis itu terkejut saat mendapat Aran yang juga berada di dalam mobil itu.

"Kak Aran ngapain di sini?" tanya Naya dengan kerutan di dahinya. Saat Aran ingin menjawab pertanyaan Naya, tiba-tiba Satria datang dan mengetuk kaca mobil membuat Naya mengalihkan pandangannya menatap Satria.

"Kamu pulangnya di anter Aran dulu ya, soalnya Abang ada urusan" ucap Satria membuat Naya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ya udah"

Satria pun pergi dan menyisakan Aran dan Naya yang sudah dilanda keheningan, tak ada yang ingin memulai pembicaraan duluan. Naya sangat membenci situasi yang seperti ini, berbeda dengan Aran yang merasa tenang saat tidak mendengar suara cempreng dan cerewet yang di keluarkan gadis yang berada di sampingnya itu.

Tanpa menunggu lama Aran pun melajukan mobilnya meninggalkan area rumah sakit. Namun ia tersadar akan sesuatu dan menghentikan mobilnya. Naya menatap Aran saat menyadari mobil yang di kendarai Aran berhenti.

"Kenapa kak? Mogok ya? Bentar Naya mau tel-" ucapan Naya terpotong ketika melihat Aran dengan perlahan mendekatkan tubuh mereka dan membuat Naya menahan nafasnya. Wajah Naya sudah merah padam dan tak tau harus berbuat apa, wajah mereka tinggal beberapa senti lagi akan bertemu dan itu sungguh membuat jantung Naya seakan ingin loncat dari tempatnya.

"Seatbeltnya" ucap Aran saat sudah selesai memasang seatbelt itu, Naya membuka matanya dan menatap Aran yang sudah kembali melajukan mobilnya.

"Oh, emm ma..makasih kak" ucap Naya sedikit gugup dan lebih memilih mengalihkan pandangan menatap jalanan yang tampak begitu ramai.

Selang beberapa menit mereka berdua pun sampai di pekarangan rumah Naya.

"Turun" ucap Aran dengan muka yang selalu datar. Namun ia tidak mendapat respon dari Naya dan akhirnya ia mengalihkan pandangannya menatap Naya yang ternyata sudah tertidur.

"Ck, nyusahin" ucap Aran lalu turun dari mobil dan membuka pintu mobil Naya dengan perlahan, takut membangunkan gadis itu. Aran pun mengangkat tubuh Naya ala bridal style dan membawa gadis itu masuk ke dalam rumah.

📑📑📑

Naya terbangun dari tidurnya dan melihat ke arah jam yang sudah menunjukan pukul 5 sore, ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menginjaki anak tangga dan melihat Rian dan Satria yang sedang duduk di sofa, Naya memilih menghampiri mereka dan duduk di samping Satria.

"Ayah mau ngomong sama kamu dan Ayah harap kamu bakal ngerti" ucap Rian sambil mengelus puncak kepala Naya. Entah kenapa perasaan Naya tidak enak saat mendengar perkataan Rian barusan.

"Besok Ayah akan pergi ke Jerman karena ada urusan kerjaan yang mendadak, Ayah ke sana bareng Abang kamu" ucap Rian membuat Naya terdiam dan tak tau harus berbuat apa. Mata Naya sudah berkaca-kaca tanda sedikit lagi kristal bening itu akan segera turun membasahi pipi gadis itu.

"Ayah sama Abang mau ninggalin Naya?" ucap Naya dengan setetes air mata yang sudah turun membasahi pipinya. Satria yang melihat itu pun tanpa aba-aba langsung membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

Sebenarnya Satria tidak tega meninggalkan adik kecilnya, namun ia harus menuruti permintaan Rian agar mengikutinya ke Jerman, biar bagaimanapun Satria ada pewaris perusahaan Rian, jadi mulai sekarang adalah waktunya untuk belajar. Rian juga sudah mencarikan sekolah sementara untuk Satria, agar Satria tidak ketinggalan pelajaran.

ARANAYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang