Part 37

63K 3.1K 114
                                    

Hari ini Naya berangkat ke sekolah bersama Aran, niat untuk menghindari cowok itu selalu saja gagal, entah kenapa saat melihat wajah Aran, Naya sama sekali tidak sanggup melakukannya.

Sedangkan Satria lebih memilih berangkat ke sekolah menaiki motornya, awalnya Naya ingin berangkat bersama Satria. Namun Satria malah menyuruhnya berangkat bersama Aran saja, karena cowok itu akan menjemput Risa, pacarnya. Naya pun hanya menghembuskan nafas kasar dan dengan terpaksa ia berangkat bersama Aran.

"Naya nggak bisa move on" gumam Naya membuat Aran yang sedang mengemudi refleks menatap gadis itu.

"Lo bilang apa?" tanya Aran membuat Naya gelagapan.

"Eh, emm ta..tadi Naya bilang nyampenya lama, hehe" ucap Naya dengan cengiran khasnya. Sedangkan Aran hanya diam saja dan kembali fokus dengan kemudinya.

"Untung kak Aran nggak terlalu denger" batin Naya yang bisa bernafas dengan lega. Setelah itu, hanya keheningan saja yang terjadi di antara mereka.

Sampai tak terasa mereka sudah sampai di sekolah, Aran memarkirkan mobilnya di area parkir dan setelah itu keluar dari mobil dan di ikuti Naya di belakangnya.

"Nay" teriak Kevin membuat Naya dan Aran refleks membalikan badan mereka ke orang yang barusan memanggil Naya. Aran menatap Kevin dengan tatapan datarnya.

"Nay, bareng yuk" ucap Kevin lalu menarik lengan Naya. Namun segera di tahan oleh Aran.

"Dia bareng gue" ucap Aran dengan tatapan tajamnya yang terkesan dingin. Tangan cowok itu menggenggam tangan Naya dengan erat dan setelah itu menarik Naya untuk mengikutinya. Aran dan Naya melangkahkan kaki mereka melewati koridor dan sampai di depan kelas Naya.

"Masuk, belajar yang rajin" ucap Aran dengan tangan yang terulur mengacak gemas rambut Naya, membuat gadis itu terdiam di tempatnya dengan jantung yang berdetak tak karuan. Setelah itu Aran pergi meninggalkan Naya yang masih terdiam di depan kelasnya.

"Oyy, ngapain lo berdiri di situ? Minggir" ucap Tanisa yang baru saja datang membuat lamunan Naya menjadi buyar.

"Eh, iya maaf, hehe" ucap Naya dengan cengiran khasnya lalu sedikit menggeser kan tubuhnya agar Tanisa bisa lewat.

Tanisa pun masuk ke dalam kelas di ikuti Naya di belakangnya. Kedua gadis itu duduk di tempat masing-masing. Naya mengernyitkan dahinya saat menatap Azila yang sedari tadi senyum-senyum sendiri.

"Zila kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Naya.

"Gue mau cerita omaygat" ucap Azila yang terlihat sangat antusias.

"Cerita aja kali" ucap Tanisa dari belakang mereka.

"Gue udah jadian sama kak Fino" ucap Azila tersenyum senang membuat Naya dan Tanisa membulatkan matanya terkejut.

"Serius lo?" tanya Tanisa yang masih tidak percaya dengan perkataan Azila barusan.

"Wah selamat ya, Naya juga ikut seneng" ucap Naya tersenyum senang.

"Makasih ya, ini semua karena kalian yang selalu kasih masukan sama gue, dan sekarang gue udah nggak ragu lagi" ucap Azila membuat Naya dan Tanisa tersenyum mendengarnya.

"Kita kan sahabat, jadi itu udah tugas kita buat ngasih masukan buat Zila" ucap Naya yang mendapat anggukan kepala dari Tanisa.

"Sekali lagi makasih" ucap Azila tersenyum lalu memeluk Naya dan Tanisa. Namun, pergerakan mereka terhenti ketika mendengar bel masuk berbunyi. Murid-murid di sana langsung kembali ke tempat masing-masing dan menunggu guru datang.

ARANAYA (END)Where stories live. Discover now