Saling Bersandar

779 117 37
                                    


Bleg!

Shani menutup pintu taxi yang baru saja mengantarnya ke depan rumah.
Air matanya masih mengalir dan dia terlihat terburu-buru untuk sampai di kamarnya.

Kejadian tadi membuatnya benar-benar sakit. Dia tidak menyangka jika hubungannya dan Justin akan kandas semudah ini. Bukan pilihan keduanya, namun justru orang lain yang membuat putusnya hubungan mereka.

Shani memasuki rumah sesekali menutupi mulut dan hidungnya karena tidak ingin orang lain melihat raut wajahnya saat ini. Namun rasanya percuma, karena Viny yang sedang menonton TV melihat kedatangan Shani.

Soal Nadse yang tadi bersama Viny, mungkin dia sudah kembali ke rumahnya.

"Shan, kamu kenapa??"

Shani tidak menggubris. Dia tetap berjalan menuju kamarnya.

Karena rasa khawatir sekaligus penasaran, Viny langsung menghampiri Shani masuk ke dalam kamarnya yang tidak dikunci.

Ceklek..

Viny berhasil membuka kamar Shani. Pemandangan yang dia lihat hanyalah Shani yang sedang menangis dengan bantal yang menutupi wajahnya. Tangisnya semakin menjadi dan dia luapkan di kamarnya, karena sejak tadi dia hanya bisa menahannya.

Tentu Viny sangat prihatin, dia mencoba mendekati Shani untuk menenangkannya.

"Shan, kenapa? Cerita sama aku yuk."

"Shani.."

Shani menyingkirkan bantal yang menutupinya. Wajahnya memerah, hatinya yang hancur terlihat dari raut wajahnya.
Dia duduk kemudian memeluk Viny erat. Kembali menangis histeris di pelukan Viny.

Viny kembali terkejut oleh pelukan kedua Shani. Namun dia berusaha menetralkan detak jantungnya karena saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk 'gesrek'. Perlahan akhirnya Viny membalas pelukan Shani.

"Keluarin aja semuanya. Nangis sepuas kamu biar kamu lega. Cerita sama aku kalo kamu bersedia cerita. Aku siap dengerin semuanya kok." Ujar Viny lembut yang tidak dibalas sedikit pun oleh Shani.

Tanpa mereka sadari, Nadse yang kembali datang mendengar tangisan Shani ketika melewati kamar Shani yang tidak tertutup pintunya. Dia merasa penasaran dengan yang Shani alami sekarang. Namun dia lebih merasa cemburu karena Viny memeluk Shani begitu erat.

"Kenapa kamu keliatan tulus banget ke dia, Vin? Apa sebenernya kamu ada sesuatu sama Shani?" Batin Nadse dengan ekspresi tidak sukanya. Kemudian membalikkan tubuhnya untuk kembali ke rumah.

Meskipun begitu, dia harus mencari tahu apa sebenarnya yang Viny rasakan terhadap Shani. Karena firasatnya mengatakan bahwa mereka ada sesuatu.

Shani merenggangkan pelukannya. Tangisnya mulai mereda. Tangan Viny terangkat untuk membantu menghapus air mata Shani yang tersisa di pipinya. Dengan berjarak hanya 10 senti Viny menatap wajah Shani yang terbalut rasa sedih dan kecewa. Terlihat sangat miris.

"Ada apa sebenernya?" Tanya Viny lembut sembari menyentuh lengan Shani.

"A-aku, putus sama Justin." Ujarnya sesegukan.

"Loh kok bisa?"

"Dia dijodohin Kak.." Shani menceritakan semua tentang penyebab hancurnya hubungan mereka.

Viny sedikit terkejut karena menurutnya Justin semudah itu menyia-nyiakan Shani. Walaupun alasannya jelas itu karena paksaan, tapi setidaknya dia bisa lebih berjuang demi Shani. Bukan pasrah dengan keadaan.

Tentunya. Karena bagaimanapun juga hubungan mereka sudah hampir berjalan selama 4 tahun lamanya.

"Tapi ga gini caranyaa. Aku bisa bantu ngomong ke Justin kalo kamu mau."

Takeuchi Senpai (VINSHAN)Where stories live. Discover now