Semakin Sakit

726 102 21
                                    

Percepat aja deh wkwk

Lima hari berlalu. Lima hari pula, Shani harus menyimpan rasa sakit yang rasanya sangat muak di dalam hatinya. Sampai dua sahabatnya merasa geregetan sendiri karena ulah Justin. Lalu masalah Viny dan Nadse? Masalah merek berdua, hanya Shani sendiri yang tahu.

Shani memang tipikal orang yang sulit sekali untuk bercerita. Dia pandai menutupi masalahnya dan memendam perasaannya.

Semenjak kejadian hari itu, mood–nya selalu buruk. Namun dia berusaha untuk bersikap biasa saja di depan Viny dan dua sahabatnya, termasuk Justin. Berangkat kuliah pun Shani sering terdiam di dalam mobil karena suasana menjadi canggung dengan Viny dan Nadse.

Terkadang, saat tengah malam dia selalu bertanya-tanya tentang hbungan keduanya. Dia masih tidak menyangka akan hal itu. Dia tidak bisa mewajarkan itu, namun dia merasa bahwa dirinya selalu bersikap aneh ketika di dekat Viny. Viny membuatnya nyaman. Bahkan dia merasa sakit ketika tahu hal ini. Apakah itu bisa dikatakan cemburu?


Pagi ini, Shani sudah berada di kamar Viny. Dia hanya membaringkan tubuhnya di kasur Viny. Sementara Viny masih melanjutkan tidurnya. Mengingat hari ini adalah Hari Minggu, jadi mereka menghabiskan waktunya untuk bersantai.

"Kak Vinyy.." panggil Shani dengan manjanya.

"Hmm.." balasnya dengan mata terpejam dan nada malasnya karena masih sangat mengantuk.

"Bangunn."

"Hmm masih ngantuk."

"Udah jam 10, Kaak."

Tidak ada respon.

Shani mendekati Viny. Berniat menjahilinya. Dia mencubit keras hidung Viny agar tidak bisa bernapas.

"Shaann. Gabisa nafas akunyaa!!"

Shani hanya cekikikan dan masih tetap meneruskan keisengannya itu.

"Shani ihhh nyebelin dehh!" Kesal Viny pada akhirnya terpaksa membuka matanya.

Matanya bertemu dengan mata Shani yang hanya berjarak 5 senti. Keduanya terdiam. Menikmati momen yang tidak tahu apa artinya. Yang jelas, saat ini jantung mereka sedang tidak berdetak dengan normal. Darahnya pun berdesir.

"Kak.."

"I–iya?"

"Aku boleh nanya sesuatu?"

"Nanya apa?"

Shani memposisikan dirinya menjadi tidur terlentang di samping Viny, dan melihat ke langit-langit kamar. Pandangan Viny mengikuti pergerakan Shani.

"Kak Viny, sejak kapan kenal Nadse?" Akhirnya Shani memberanikan diri untuk menanyakan hal yang sangat mengganjal di hatinya.

Viny sedikit membuka mulutnya mendengar pertanyaan Shani. Dia terkejut, bagaimana Shani bisa tahu?

"N–nadse bilang?"

Shani menggeleng, "Aku lihat dan denger waktu itu kalian ngobrol."

Viny meluruskan pandangannya, kemudian memejamkan matanya.

"Kenapa gak bilang dari awal? Kenapa kalian nutup-nutupin?" Tanya Shani dengan nada halus namun terdengar kecewa.

"A–aku," Viny menghela napasnya, "Nadse masa lalu aku, Shan. Dulu aku suka sama dia. Tapi kita gapernah ada hubungan lebih dari temen."

Jelas, Shani menoleh, dia terkejut mendengarnya. Nadse, sahabat terdekatnya selain Gracia sama sekali tidak pernah bercerita tentang ini pada dirinya dan Gracia. Terlebih lagi, dia mempunyai hubungan sesama perempuan, yaitu dengan Viny.

Takeuchi Senpai (VINSHAN)Where stories live. Discover now