Jadi??

808 117 36
                                    

"Ci, diem aja dari tadi. Ada apa sih?"

"Tau nih, tumben banget deh lo, Shan."

Shani yang sedang fokus dengan ponselnya pun menoleh dan tersenyum masam pada dua sahabatnya, "Gapapa kok."

"Cerita napa??"

"Justin ya, Ci?" Gracia selalu penasaran jika ada sesuatu dengan Shani. Beda dengan Nadse yang menunjukkan sikap cueknya. Namun sebenarnya dia juga perhatian.

"Bukan kok. Aku cuma gak mood aja tadi kelas fotografi gak nyenengin. Senior yang humble gak masuk."

"Yaelah gitu doangg." Ujar Nadse kemudian kembali ke minumannya.

Sore ini, sepulang mereka kuliah memang sengaja pergi ke cafe langganan mereka. Namun hari ini mood Shani terlihat tidak baik-baik saja.

Dan benar saja, Viny hari ini tidak masuk kuliah. Bahkan Shani sudah menanyakan melalui Line. Namun belum juga ada balasan. Rasa khawatir Shani muncul ketika mengingat cerita Viny semalam.

Mengenai Viny, kedua sahabat Shani memang belum tahu. Shani tidak pernah cerita tentang bagaimana kelas fotografinya dan siapa yang mengajarnya.

"Guys, pulang yuk. Udah mau maghrib." Ajak Shani tiba-tiba.

"Yaudah yuk!"

"Eh Shan. Biar gue aja yang nyetir. Lo lagi badmood bahaya ntar." Ujar Nadse menawarkan diri.

Shani tersenyum tipis lalu menyerahkan kunci mobil pada Nadse, "yaudah nih."

•••

"Vin, lo serius mau pindah malem ini? Lo tinggal di rumah gue aja keek." Rengek Lidya terlihat sedih karena kepindahan Viny.

Sementara Viny masih saja sibuk membereskan barang-barangnya.

"Udadeh, Lid. Lagian Viny cuma pindah deket. Bukan pindah planet ini."

"Ya tapi kita bakal jarang main lagi, Nek. Lo mah!"

"Nak nek nak nek. Lo kira gue nyokapnya emak lo??" Protes Yona tidak terima.

Viny menghentikan kegiatannya dan duduk di kasurnya, "Lid, gue masih di Jakarta. Mana mungkin gue nolak main sama kalian sikk? Gausah lebay dehh. Jarak ke kampus juga malah makin deket ntar."

"Iye-iye. Awas ya lo kalo ogah gue ajak main."

"Iya elahh! Nih bawain barang-barang gue keluar. Gue mau gendong Olio."

Lidya mengerutkan dahinya, "Dih! Enak banget lo! Yang mau pindahan siapa juga? Dikira gue kuli panggul apa?"

"Mirip!" Ledek Viny kemudian keluar dari kamarnya membawa kucing dan tasnya.

"Yeee, Cungkring lo dasar!"

"Hadehh udah deh, Lid. Lo sok sok sedih tapi dimintain bantuan ogah ogahan. Buruan ah nih bawa!"

"Iya iya Kak elahh. Galak amat."

Akhirnya mereka bertiga pun membereskan barang-barang yang perlu di bawa. Lumayan banyak memang. Apalagi Viny kuliah di jurusan desain, pastinya banyak properti yang harus dia bawa. Belum lagi hasil karya-karyanya yang tidak mungkin dia tinggal begitu saja.

"Hahh, akhirnya kelar juga!" Ujar Lidya bernafas lega dan merenggangkan tubuhnya.

"Badan segede gitu aja lebay."

"Bisa gak lo gak ngeledekin gue mulu? Udah dibantuin rese juga ya lo."

"Gak ikhlas banget sih!"

"Yyaa ikhlas. Abis lo ngeselin sihh!" Balas Lidya sedikit gelagapan.

Viny hanya menghela nafas dan kembali menqta barangnya.

Takeuchi Senpai (VINSHAN)Where stories live. Discover now