37. Dalang Utama

2.4K 191 74
                                    



"Untuk apa kamu menciptakan pertanyaan, kalau yang menciptakan justru tidak memiliki jawaban yang pasti?"

HESPER

Now playing music ;

Ku Cinta Nanti - Ashira Zamita
(klik media di atas ya!)

"Raya mana?"

Shaletta terkejut dengan kedatangan Dayra dan Shaula, dahinya mengkerut, bukannya kata Raya Shaula dan Dayra yang menjadi dalang di balik hilangnya Angkasa?

"Kenapa tiba-tiba lo nyari Raya?" selidik Shaletta.

Dayra berdecak kesal, "Raya yang nyulik Angkasa!"

"Hah? Bukannya lo sama Shaula?"

Dayra menginjak kaki Shaletta hingga gadis itu meringis, tangannya menegulkan kepala Shaletta, Shaletta melotot tak terima, dia melakukan aksi balas dendamnya.

"Bego amat sih! Lo itu udah masuk perangkap Raya! Gue sama Sahula justru yang nyari tau dari kemarin."

"Ya gak usah penyiksaan gini juga! Gue belum percaya! Waktu perpisahan lo dapet pesan yamg ada nama Angkasanya! Lo juga ketemuan sama Shaula di belakang sekolah, kan?!"

Dayra duduk di sofa, tangannya mengambil handphone, dan memberikannya pada Shaletta. Ada foto Raya di gedung tua bersama Angkasa yang menangis karena dibekap di sana. Juga, ada screenshot pesan-pesan bersandi morse yang tidak Shaletta mengerti. Shaletta baru ingat kalau Raya yang selalu mengunakan sandi morse.

"Lo dapet ginian dari mana?"

"Yang screenshootan itu chat Riki sama Raya. Gue tau semua info dari Riki. Dia yang bantuin kita berdua. Mungkin lo gak percaya sama dia, cuma dia nyesel udah bikin Tara menderita. Waktu Raya bilang mau nyulik Angkasa ke Riki, Riki sengaja mau bantuin, terus bilang ke gue waktu perpisahan. Kalau masalah gue ketemuan sama Shaula itu gue nanyain dia pelaku atau bukan."

***

Altara dan Mars sudah tiba di bandara, mereka lebih memilih naik pesawat saja, agar lebih cepat sampai. Di ruang tunggu Altara membuka room chatnya dengan Tara. Altara pengin ketemu Tara. Tapi, dia gak mau liat Tara menangis lagi, lalu apa yang harus dia lakukan jika beberapa saat lagi dia akan meninggalkan kota ini. Bukan itu bagian terberatnya, hanya saja di kota ini ada makhluk yang Altara sayangi, Tara.

"Al, makan dulu ya? Pesawatnya delay lima jam."

Altara menaruh handphonenya di kantong, "Iya, Yah."

Mereka berdua memilih untuk makan untuk menghilangkan rasa bosan karena pesawat Delay cukup lama. "Tau gini mending naik mobil aja," gerutu Mars.

Altara ingin menanggapi, tapi handphonenya berbunyi. Tertera nama kodok di layarnya. Altara langsung mengangkat panggilan itu tanpa menunda dan berpikit panjang.

"Altara lo harus ke kos sekarang!"

Tidak, itu bukan suara Altara, tapi suara Dayra. Altara jadi teringat mimpi buruknya beberapa jam lalu. Ke mana Tara? Apa gadis itu baik-baik saja? Kenapa handphonenya bisa ada di tangan Dayra? Pikiran Altara sudah merumit ke mana-mana.

"Ta--"

Altara mematikan panggilannya, Mars mengernyitkan alis melihat perubahan raut wajah Altara yang kini terlihat sangat panik.

HESPER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang