36. Tara Pergi?

3K 216 221
                                    

"Untuk hati yang terlanjur patah. Istirahatlah, agar lekas pulih. Kadang, kita butuh dipatahkan untuk menyadarkan utuh adalah hal yang harus dijaga."

HESPER

Now Playing Music :
Ku Cinta Nanti - Ashira Zamita

Tara sekarang sedang bersama Raya, Baswa juga Ara. Mereka berempat menaiki mobil. Raya baru saja menemukan orang yang menculik Angkasa, sekaligus tau tempatnya. Raya mengarahkan Baswa untuk mengikuti arahnya. "Emang di mana sih, Ray?" tanya Tara ketika jalan yang mereka lalui sudah sepi.

"Gue denger Dayra sama Shaula ngomongin Angkasa terus mereka pergi ke arah sini."

Tara mengikuti saja instrupsi dari Raya. Dia ingin cepat cepat menemukan Angkasa secepatnya. Semoga, setelah ini, keadaan akan baik-baik saja, atau mungkin lebih membaik dari sebelumnya.

Di sisi lain, Altara baru saja selesai packing isi kopernya. Besok, dia harus pergi ke bandung bersama Mars. Tapi, Altara masih saja memikirkan Tara. Hatinya sakit ketika kemarin melihat lagi lagi Tara menangisinya. Altara juga heran, kenapa hatinya bisa sesakit itu?

Altara membuka whatsApp berniat mengirim pesan pada Tara. Namun, pergerakannya terhenti kala melihat foto profil Tara. Gadis itu manis. Altara berdecak, dia melempar handphonenya ke kasur, mencoba menghilangkan bayangan Tara dari pikirannya. Namun, tetap saja nihil. Dia tetap memikirkan Tara.

Altara melentangkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamarnya. Tuhan, Altara ingin bertemu Tara.

***

Altara memutuskan untuk pergi ke kost-an Tara. Dia mengetuk pintu rumah sederhana itu. Pintu terbuka, menampakkan Shaletta di sana. "Nyari Tara?" tanya Shaletta tepat sasaran. Altara mengangguk.

"Udah pergi ke sana," celetuk Shaletta sambil menunjuk jalan menuju timur. Entah kenapa perasaan Altara jadi tidak enak saat ini. Seperti ada bagian yang mengganjal. Tapi apa?

"Dari tadi?"

"Gak lama-lama amat. Tara gak sendiri. Mungkin kalo lo ngebut lo bisa nemuin mereka. Mereka bawa mobil warna abu-abu."

Mendengar jawaban dari Shaletta. Cepat cepat Altara menaiki motor dan mengendarainya dengan kecepatan di atas rata-rata. Kenapa perasaannya jadi tak enak seperti ini? Banyak pengendara yang menegurnya dan meneriakinya. Tapi, Altara tak memperdulikan itu. Yang terpenting saat ini adalah Tara.

Setelah menempuh perjalanan cukup panjang. Dari jauh, Altara melihat sebuah mobil abu-abu seperti yang dikatakan oleh Shaletta. Altara mengikuti jejak mobil itu meski dengan jarak yang lumayan jauh. Sebab, mobil itu semakin mempercepat kecepatannya.

Tara, Baswa, Ara juga Raya kini turun dari mobil ketika sampai di suatu rumah tua di daerah terpencil. Banyak pohon pohon tua dan tinggi di sini. Lantai rumahnya kotor, keciri sudah lama tidak pernah ditinggali. Ketika baru saja menginjakkan kaki, dua orang lelaki berbadan tinggi menyerang mereka.

Baswa dan Tara yang notabenya satu perguruan Judo itu melawan mereka. Sedangkan Ara dan Raya berhasil masuk ke dalam untuk mencari Angkasa. Baswa selesai menaklukan lawannya. Sedangkan Tara sedikit kewalahan. Baswa mengambil alih melawan, "Lo cari Angka, Ta, gue yang beresin mereka."

Raya dan Ara berteriak dari ujung ruangan. Tara berlari ke sana. Mendapati Riki, Shaula dan Dayra juga Angka yang sedang menangis. Raya dan Ara berteriak kala Riki mencekik leher Angkasa. Raya dan Ara di tahan oleh Shaula dan Dayra.

"BAJINGAN!"

Tara melempar kursi ke arah Riki yang kini sudah terduduk sambil meringis. Tara menggendong Angkasa, dan menyerahkannya pada Ara. Bahu Tara naik turun. Lagi lagi Riki yang menyebabkan segala kekacauan di hidupnya. Wajah Tara kini memerah, amarahnya memuncak saat ini. "BEGO LO BIKIN ANAK ORANG MAU MATI ANJING!"

HESPER (SELESAI)Where stories live. Discover now