Anak Kecil di Panti

42 4 3
                                    

"Betapa bodohnya manusia, dia menghancurkan masa kini sambil menghawatirkan masa depan, kemudia menangis di masa depan dengan mengingat di masa lalu" - Ali Bin Abi Thalib

-HD-

Ahad pagi ini Nadya uring-uringan, wajahnya ditekuk sambil menyilangkan kedua tangannya didada.

"Udah sih, Nad, elah masi aja ditekuk gitu wajah lo, cakep, kagak, elah" timpal wanita berjilbab hitam yang duduk tepat di samping kirinya, sedangan Nadya duduk ditengah dihimpit oleh kedua sahabatnya.

"Amanda binti Abdullah, bisa diem kagak, gue kan dah bilang kagak pen ikut ngapa make segala dijemput dah, entuh live konser idola gue pan hari ini doangs tayangnya, ahad elah, libur nih, ribet bat sih kalian make segalah maksa segala"

"Yakan lo kagak pernah ngikut kalau kita nga....INALILLAHI" ucapan Amanda tiba-terpotong akibat guncangan yang diterimannya dari mobil yang ia tumpangi.

Gruduk

"Allahuuu"

"Astaghfirullah"

"Etdah, pelan-pelang ngapa boys bawa mobilnya. Ca, ngasih tau spupu lo tiati, ini yang diboncengin pada belom nikah semua, mobil elo mah kagak papa, Ca, kalau rusak juga muwehehe" komentar Amanda kepada wanita yang duduk disamping kemudi.

Mereka sekarang memang sedang menumpang dimobil Eca, salasatu kawan lembaganya.

Sebenarnya hampir saja mereka berempat tidak jadi pergi karena kendaraan yang mereka sewa tidak muat menampung banyaknya anggota yang ikut, tapi Qodarullah ada jalan disetiap menuju kebaikan, Ayah Eca meminjami mobilnya dengan catatan harus sepupunya yang mengemudi, Galang, yang memang kebetulan tetangga sekaligus sepupu Eca dan agota lembaga dakwa kampus yang mereka ikuti.

"Enak aja. tuh denger, Lang" sahut Eca wanita yang dimaksud oleh Amanda.

"iya, afwan ya, jalannya ternyata abis diancurin, keknya bakalan ada perbaikan jalan, soalnya minggu kemarin masi baik-baik aja" jelas Galang menjelaskan.

"Oh gegara si Nadya cembetut nih, jalanannya ikutan remuk" tambah Amanda menggoda kawannya itu.

"Ape hubungannya ame gue, paijul?" balas Nadya membela diri, makin kesal dia lama-lama.

"He, apa salah satpam kampus dah lo sebut-sebut nama dia? Ckckck ja..ha..t"

"INALILLAHI, nangis gue lama-lama"

Amanda dan kedua orang yang berada dimobil itu terkekeh karena aksi gregetan Nadya, terkecuali wanita berhijam kelabu dengan gambis hitam sedari tadi hanya terdiam memandang langit diluar sana dengan kaca yang diturunkan, dan ternyata Galang menyadari itu saat tidak sengaja menengok kaca spion.

"Eh, si Nurul prasaan diem dari tadi" celetuk Gilang seakan berbicara kepada dirinya sendiri namun terdengar oleh orang disampingnya.

"Eh iya, si Nurul ngapa tuh diem-diem bae" ucap Eca menegur Amanda yang memang duduk tepat di belakangnya.

"Oh iya, lupa ama anak gue, dia puyengan cuy" kata Amanda hebo "ngajak ngomong, Nad, elah lo diemin makin jadi tuh"

"Ha? Puyengan apa dah? Ngomong tuh make bahasa manusia?" timpal Eca bingung dan ikut panik melihat kehebohan Amanda yang sedang mendorong-dorong Nadya.

Half Deen [Separuh Agama]Where stories live. Discover now