Hampir Nabrak

48 6 15
                                    

Selepas dari kampus Nurul dan Nadya berniat singgah ke rumah Amanda terlebih dulu.

Amanda yang boncengan dengan Nurul lebih duluan sampai ketimbang Nadya.

Memarkirkan motornya di halaman, dan membiarkan Amanda turun terlebih dahulu, Nurul terlihat sedang menahan sesuatu "Nda, dirumah lo ada orang nggak?"

"Kenapa dah? Ada ih, nih gue, lo kagak nganggep gue orang?" Jawab Amanda.

"Bukan, ah, itu, pintunya nggak kekunci pan?"

Nurul belum turun dari motor matick miliknya, dia duduk sambil menyilangkan kakinya "Gue pen pipis, Amanda, kalau kekunci buruan bukain pintu" ucap Nurul sembari mengatur alur nafasnya.

"Lah tinggal ngomong pen pipis aja susah, masuk gih, ada nyokap doang sih keknya kalau jam segini, kakak gue kemarin ke rumah ibu mertuanya bareng istri jadi rumah gue kek sepi gini, soalnya ponakan kagak ada pan" jelas Amanda sambil berjalan menuju pintu rumahnya.

Nurul antara mendengar penjelasan Amanda atau tidak, yang penting sekarang dia butuh kamar mandi segerah, sudah dari pertengahan jalan tadi dia menahannya, niatnya pengen singgah di caffe terdekat tapi nanggung sudah hampir sampai pikirnya.

"Masuk buruan, anggap bukan rumah sendiri" ucap Amanda selepas membuka pintu yang memang tidak terkunci dan masuk kedalam dan diikuti Nurul.

"Gue ke kamar mandi dulu" Nurul yang sudah terlalu sering ke rumah Amanda, sudah cukup hafal tata letak bangunan ini, jangankan kamar mandi, dapur Amanda saja sudah ia jelajahi.

"Langsung ke kamar kalau udah" jerit Amanda agar Nurul mendengar ucapannya yang memang sudah melesat ke kamar mandi.

Nurul melesat ketujuan awalnya, berjalan dengan gontai, mengatur laju nafas dengan teratur.

Tinggal sekali belok, Rul, tahan!

"ASTAGHFIRULLAH?!" Jerit Nurul terkejut, pasalnya dia hampir saja menabrak seseorang untung saja dirinya sigap dan menghindar.

"Apaan? Ada apaan? Ngapa, Rul?" Terdengar suara Amanda dari arah belakang Nurul "jangan bilang lo jatoh di kamar mandi" panik nih Amanda kan denger suara sahabatnya sampai ke arah kamarnya yang memang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Alhamdulillah nggak papa, Nda" jawab Nurul sekenanya dan berbalik menghadap Amanda, ya gimana dia sedang berjuang buat nahan rasa kebeletnya sedari tadi, sekarang aja dia kek pen nangis.

"Lah, kok mas ada di sini?" Tanya Amanda pada sosok lelaki yang ada di depannya, lebih tepatnya agak jauh dibelakang Nurul, melihat Nurul yang menahan sesuatu Amanda faham "yaudah ceritanya nanti aja, yuk ke ruang tamu aja, mas, ini teman aku pen ke kamar mandi, mas pen ngikut?"

"Astaghfirullah, nggak" ucap lelaki itu lalu mengambil langkah menuju ruang tamu "permisi"

Nurul bergeser dari tempat pijakannya memberi jalan, dan selepasnya Nurul dengan sigap langsung ketujuan awalnya.

"Rul kalau butuh pakaian ganti langsung ngabil ndiri ke kamar, gue ke dapur, trus langsung ke ruang tamu ya." Jelas Amanda dari balik pintu kamar mandi.

Dan benar saja, dia butuh pakaian ganti, malu, itu yang Nurul rasakan, berharap lelaki tadi tidak menyadari kebocorannya.

Selang beberapalama Nurul keluar dari kamar Amanda dengan gamis yang sudah digantinya. Untung saja kamar Amanda dengan ruang tamu memiliki pembatas.

Nurul segerah keruang tamu sesuai intruksi Amanda tadi.

Dilihatnya Amanda juga baru sampai disana karena melihatnya baru saja meletakkan minuman di atas meja.

Half Deen [Separuh Agama]Where stories live. Discover now