47. Penyelamatan Tragis [Ending]

21.9K 1.9K 850
                                    

Jumat berkah
Setelah ini aku akan hiatus ya
Hadiah sebelum aku hiatus cukup panjang

**

"Ready? We will go now," Arion menutup panggilan telpon. Wajahnya terlihat serius, ia berdiri mengancingkan jasnya. Sudah banyak Bodyguard di sekeliling menjaga ruangan.

"Mobil sudah siap."

Arion mengangguk, meninggikan bahunya sembari menatap pintu yang tertutup kemudian berkata. "Bawa Picka," Ujarnya melangkah pergi di iringi belasan orang yang menjaganya.

Pintu coklat yang berdiri kokoh akhirnya dibuka. Memperlihatkan seorang gadis sedang duduk di bibir ranjang. Kepalanya menoleh kemudian dengan kaki jenjangnya ia berdiri. Nampak pasrah saat ia dibawa oleh mereka.

Picka meremas kedua tangannya di sisi tubuh. Mengikuti langkah bertubuh kekar yang mengelilingi membentuk sebuah jalan untuknya. Melewati koridor sepi, masuk ke dalam lift kemudian keluar melalui sebuah jalan yang sudah di sediakan. Ada mobil mewah berwarna hitam menunggu di ujung pintu. Rintik hujan membasahi kota yang Picka sendiri tidak tahu dimana ia sekarang, masih berada di Indonesia atau luar negeri.

Tidak ada celotehan lucu yang keluar dari bibirnya. Picka merasa hidupnya yang lucu sudah berakhir. Bersama balutan gaun mewah yang dikenakannya, sepatu heels menghiasi kaki mulusnya, wajahnya yang di poles sedemikian cantik oleh tangan-tangan handal yang di datangkan Arion untuk membuat wajahnya menjelma menjadi iblis.

Langkah kaki Picka terhenti di ambang pintu. Sepatu indah itu begitu serasi di kakinya. Tangannya terulur ke depan, menerima tetesan hujan yang membasahi telapak tangan. Saat sebuah payung di buka lebar untuknya, Picka kembali berjalan masuk ke sebuah mobil.

Pintu mobil sudah tertutup, Picka duduk berhadapan bersama Arion yang terlihat sibuk menghubungi beberapa orang. Wajahnya sedikit panik dan tegang. Picka membuang wajahnya ke jendela. Sepertinya Picka masih berada di Indonesia, karena ia melihat beberapa tulisan jenis makanan khas Indonesia yang di jual.

Sepuluh menit perjalanan, mobil itu berhenti. Para Bodyguard membuka pintu untuk memberi tahu bahwa Picka dan Arion harus cepat. Picka tidak mengerti apa yang terjadi. Ia hanya berlari karena hujan lumayan deras. Mereka berganti mobil. Setiap sepuluh menit sekali Picka harus berlari ke mobil berikutnya.

Setelah Picka perhatikan, di setiap persimpangan selalu ada polisi ataupun tentara yang berjaga kemudian memeriksa ataupun membuat berhenti semua pengendara dan mengecek semuanya.

Sudah kelima kalinya Picka berlari, kali ini Picka melihat ke belakang. Sekelompok polisi dan tentara terlalu jauh untuknya meminta tolong. Belum lagi Picka di kepung oleh badan besar membuat tubuhnya seperti tenggelam. Picka merasa masih ada harapan, tiba-tiba sebuah semangat menyala dengan ide gila yang bekerja di otaknya seperti biasa.

Picka tersandung, tubuhnya jatuh membuat lututnya terluka. Arion yang menyadari itu segera berhenti kemudian menoleh.

"Gue nggak bisa lari terus-terusan pake heels, buka dulu boleh nggak?"

Arion memerintahkan orangnya karena tidak mau pusing menjaga anak kecil. Picka melepas heels kemudian berdiri dibantu sekretaris Arion. Ia bertelanjang kaki, mencari cela untuk melarikan diri.

Setidaknya Picka pernah berusaha, apapun yang dilakukan dengan usaha, hasilnya hanya ada dua pilihan. Berhasil atau coba lagi, jika Picka gagal yang harus ia lakukan iyalah coba lagi. Seperti sekarang. Tangannya dengan cepat terangkat memukul sekretaris Arion menggunakan ujung sepatu miliknya. Dua sisi tangannya bergerak melukai salah satu Bodyguard yang menjaga dirinya. Ada cela, Picka segera berlari sekuat mungkin tanpa menoleh ke belakang.

CAPTAIN PICKA  [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAPWhere stories live. Discover now