01. Permen karet

67.6K 2.7K 191
                                    

Tahun ajaran baru saja dimulai. Kegiatan MOS sudah berlangsung tiga hari di sekolah Pandawa. Wajah baru, lingkungan baru dan target baru bagi Kakak kelas yang hobi mengoleksi dedek gemes. Kegiatan tersebut sangat disukai bagi kumpulan Kakak kelas untuk ajang pamer diri, agar di nilai cantik, pintar dan berkuasa.

Bagi yang melaksanakan menjadi momok yang menakutkan, teriakan dimana-mana, meminta ini dan itu. Wajah yang di poles sana-sini, rambut yang di kucir menggunakan tali warna-warni bagi perempuan. Mungkin akan menjadi kenangan ataupuna ajang balas dendam untuk tahun berikutnya.

Ini merupakan MOS terakhir, tandanya berakhir juga kesengsaraan mendengar Kakak kelas yang rese. Bukan hanya peserta MOS yang hadir, melainkan seluruh pelajar Pandawa, pasalnya, hari ini pendaftaran ulang untuk seluruhnya sebelum hari senin sistem pembelajaran akan berlangsung. Pembagian kelas sudah muncul di papan-papan pengumuman yang ada di sekitar sekolah.

Diantara ramainya manusia yang sedang berdiri di tengah lapangan mendengarkan intruksi, kepanasan di bawah terik matahari, ada sekelompok anak berandalan yang sedang nongkrong di kantin, tempat duduk mereka paling sudut yang dinding atasnya terdapat kipas angin. Melepas rindu setelah dua minggu tidak bertemu.

Mereka yang paling berisik, yang paling tidak bisa diam, dan yang paling menarik perhatian. Tidak ada nama khusus untuk Geng yang berisi enam orang lelaki dan satu orang perempuan yang memiliki suku, kebudayaan dan keyakinan berbeda tersebut. Anak lain menyebut mereka CONGKAR singkatan dari sang pemilik nama masing-masing. Awalnya itu hanya panggilan biasa, semakin menyebar kemudian disahkan oleh salah satu dari mereka. Pencetus nama tersebut sampai sekarang belum diketahui.

"Biasa sa cinta satu sa pinta. Jang terlalu mengekang rasa. Karna kalau sa su bilang. Sa trakan berpindah karna su sayang,"

Lelaki yang sedang bernyanyi bersama gitar kecil kesayangannya tersebut bernama Gail Sunanda, Anak IPA 2, Playboy yang mengoleksi cewek cantik dan sexy. Tebal wajah dan juga dompetnya paling tebal, orang yang menjadi penagih hutang dadakan saat semua kartu debitnya disita.

"Haii Ella, salam ya buat yang di samping lo,"

"Dih, najis." Jawab yang mendapatkan salam dengan mimik wajah jijik.

Namanya Kekan Pahlefi, cowok yang ditolak ribuan kali. Jomblo dari sperma. Padahal dari segi wajah, Kekan tidaklah jelek, sedikit manis. Hanya karena matanya jelalatan dan otaknya yang menjurus hal berbau negatif.

"Sejelek itu gue? Kalau dilihat-lihat gue lebih Ok dari Arbi," Kekan mendesah pelan, merasa tersakiti karena penolakan tersebut.

"Itu karena lo ngaca di pantat panci."

Arbilal Dekrala, tampang laki mulut perempuan. Biang masalah, langganan masuk BK. Meski sebenarnya mereka semua penghuni tetap disana. Arbi ini tampan, hanya saja perempuan membencinya karena mulut lelaki itu yang tidak ingin kalah jika berdebat.

"Bacot aja lo."

Odiena Gheama Salsa. Satu-satunya perempuan yang ada disana. Jelmaan Nyi Roro Kidul, penguasa Pandawa dalam lingkup perempuan, ratu bully. Satu-satunya perempuan yang beruntung bisa berada di antara cogan Pandawa.

"Kayaknya anak Osis mulai beraksi,"

Reandra Philipanapta. Lelaki keturunan Thailand, bisa dikatakan dia yang sedikit normal. Tapi semua temannya masih tidak percaya bahwa Rean itu lelaki, mereka menduga Rean operasi kelamin, semua itu karena Thailand terkenal dengan operasi plastik yang handal dan juga sulit mencari perempuan asli disana, karena yang jadi-jadian lebih cantik. Kekan yang mengatakan, karena Kekan hampir saja tertipu saat ikut Rean pulang ke kampung halaman.

CAPTAIN PICKA  [END] SUDAH TERBIT CERITA MASIH LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang