FRIEDSHIT EPISODE 3.6

18 1 0
                                    


Di dalam ruangan kelas A

"Oh jadi cuma itu masalah kalian?" tanya Sa'i.

"Iya dan kita mau balas dendam sama si Qorun." Jawab Qobra.

"Gue tau caranya, huahuahuahua" kata Sa'i sambil tertawa.

Tapi gue merasa ada hal yang mengganjal, karena semalam membaca artikel yang sepertinya membuat hati gue sedikit lebih baik, dan akhirnya gue sampaikan ke Sa'i.

"Tapi kemarin gue baca artikel di internet ada yang mengatakan Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik" kata gue sambil tersenyum. Teman-teman gue langsung pada ngeliatin dan sepertinya tersentuh hatinya.

"Zean? Lu sehat kan? Tumben lu bijak." Tanya Qobra.

"Dasar lu generasi millenium. Ketika salah dimaki-maki, giliran bener dibilang tumben." Kata gue.

Sa'i terdiam dan sepertinya sedang berpikir dan menyerap kata-kata yang tadi gue ucapkan.

"Tapi lu bener Zean. Dan kayaknya lu semua ikutin aja solusi atau rencana dari si Zean. Kayaknya dia punya ide yang bagus. Judulnya "Dendam Terbaik"." Kata Sa'i tersenyum.

"Iya gue punya rencana lain, gimana? Kali ini lu pada percaya ga sama gue?" tanya gue.

"Bener juga lu, oke Zean kita pergi dari sini. Apa rencana lu selanjutnya?" kata Fanhar.

"Eh! Kalau mau bikin rencana jangan disini. Gue mau punya rencana juga ini!" kata Pak Gunday yang ada di belakang. Gue lupa dia ikut kesini dan mau cerita sama si Sa'i juga. Entah apa yang mau ditanyakan sama Pak Gunday, intinya kita diusir dari situ dan dia melanjutkan ceritanya berdua dengan Sa'i. Gue ngeri aja Sa'i digigit sama ini orang. Bukannya jadi drakula, malah kena rabies nanti.

Gue bersama 4 teman lainnya bergegas ke tempat parkir. Ini waktunya pulang, tapi gue ingin menutup kisah ini dengan hal yang baik, bukan absurd.

Di tempat parkir.

"Gaess, gue mau ngomong sama kalian." Kata gue.

"Yaudah, masa mau ngomong malah ngomong dulu." Kata Qobra.

"Iya biasanya lu kalau mau ngomong ga ngomong dulu," kata Rafat.

"Eh bentar, si Zian ngomong katanya mau ngomong dulu. Masa mau ngomong malah ngomong dulu, biasanya kan kalau ngomong ga usah ngomong dulu. HA-HA-HA." Kata Qucli tertawa.

Krik...krik...krik... ASLI kali ini jangkrik di seluruh dunia berkumpul untuk menertawakan Qucli.

Pletokkkk... sebuah gir motor nyangkut di kepala Qucli. Fanhar yang melemparnya, dan Fanhar berkata "Maaf cuma becanda". Melempar gir motor sampai nyangkut di kepala Qucli merupakan becanda yang wajar bagi seorang Fanhar.

"Ayo, gue serius nih." Kata gue dengan ekspresi wajah yang meyakinkan. Lalu mereka duduk dengan bersila dan gue berdiri. Seperti sedang memberikan tausyiah kepada mereka.

Teman-teman gue langsung berhenti tertawa dan langsung mendengarkan gue dengan baik. Mereka tau walaupun gue sering becanda, sekalinya serius harus serius. Karena pernah waktu itu, saat gue presentasi dengan serius, mereka malah bercanda tertawa. Selepas presentasi, gue langsung membawa mereka ke rumah sakit, dan gue jual ginjalnya satu per satu. Sejak saat itu, mereka takut sama gue ketika lagi suasana serius. Karena mereka tahu ginjalnya tinggal satu, kalau dijual lagi ya habis lah.

"Kita sedang dalam jalan yang tidak benar. Dendam itu bukanlah hal yang baik. Tidak ada kebaikan didalamnya, hanya memberikan kepuasan tersendiri untuk si pendendam. Selebihnya? Tidak ada. Semuanya buruk." Kata gue seperti seorang motivator ala ala Mike Tyson. Eh ala John Cena. Eh salah, siapa ya, oh ya ala Edy Rahmayadi maksudnya.

Sementara itu gue ngeri liat mukanya Qucli, ada gir yang masih nyangkut di jidatnya. Akhirnya karena terdesak, gue cabut gir motornya. Lalu gue perban pake daun pisang.

"Sekarang gue tanya ke lu Qobra. Ketika lu membocorkan ban motor kemarin, yang lu kira milik Qorun, ternyata milik pak satpam dan akhirnya dia kecelakaan sampai motornya yang masuk rumah sakit, bukan orangnya. Apa yang lu dapatkan?" kata gue sambil tertawa sedikit. Dan Qobra menggeleng.

Lanjut gue, "Tidak ada kan? Justru yang didapatkan hanyalah keburukan. Pak Satpam jadi ga ada motor buat kerja. Dan lain-lain. Bayangkan kalau itu bokap lu." Kembali gue senyum dan sedikit menunduk.

Mata mereka sudah mulai berkaca-kaca termasuk gue. Dan ternyata si Qucli yang mengeluarkan bawang merah. Percayalah, mata gue perih banget.

"Dan lu Rafat. Ketika lo sengaja meletakkan kulit pisang di depan ruang guru. Lalu pisangnya lu titipkan kepada Qorun yang pada akhirnya Qorun menitipkannya lagi kepada Anung. Yang saat ketika Pak Gunday terpeleset menginjak kulit pisang, Pak Gunday menyalahkan Anung sehingga terjadi pertengkaran hebat sampai kepala dan giginya bocor. Apa yang lu dapatkan?" tanya gue ke Rafat. Dan lagi, Rafat menggelengkan kepalanya.

"Dan terakhir, lo Fanhar." Kata gue.

"Lho? Kok gue? Gue kan ga ngelakuin apa-apa walaupun dendam sama Pak Gunday." Kata Fanhar.

"Iya gue tau, dan gue ga bahas itu." Kata gue.

"Terus?" Fanhar sedikit nyolot.

"Gue cuma mau nanya. Ketika lo diselingkuhin sama cewek lu. Dan cewek lu nemuin cowok barunya. Lalu besoknya lu malah macarin cowoknya. Apa yang lu dapatkan?" kata gue sedikit jijik karena si Fanhar berbau gay alias homo.

"Emmmm... yang.. gu-gue dapatkan.. Cuma kenikmatan." Kata Fanhar dengan terbata-bata sambil tertunduk.

Sontak gue dan teman-teman gue terkejut. Ternyata si Fanhar emang homo. Gue dan teman-teman tertawa.

"Hahaaa... Oke cukup-cukup. Tapi bukan itu maksud gue. Intinya gini, kalimat itu (Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik) benar."

"Karena balas dendam itu tidak ada yang baik, semuanya buruk. Kecuali, kalau balas dendamnya kita jadikan diri kita lebih baik."

"Kita sebentar lagi mau Ujian, sebentar lagi lulus. Maka dari itu, kita mendingan belajar aja agar kita dapat hasil yang baik. Kita buktikan dengan jomblo, kita lebih baik. Apa yang kita dapat? Kebaikannya bakal kita rasakan loh." kata gue sambil tersenyum.

Teman-teman gue ikut tersenyum, lalu berpelukan seperti di film-film. Kecuali Fanhar yang gue ga ijinkan buat pelukan.

"Yaudah yok balik." Kata Fanhar. Kita semua menuju motor masing-masing, gue ikut nebeng sama Qobra lagi. Sementara si Qucli bingung. Motornya ga ada girnya. Tadi yang nyangkut di kepala Qucli adalah gir motornya.

* * *

FRIENDSHIT Episode 2Where stories live. Discover now