FRIENDSHIT Part 2.8

819 19 1
                                    

Hari telah berganti, gue bangun dari tidur gue yang ga normal. Di depan rumah sudah terlihat ada kucing yang lagi berantem, anehnya kucing itu berantem sama makhluk yang paling kuat di rumah ini, yaitu nyokap gue. Kucing itu mengandalkan cakaran dan taring yang ia punya. Sementara nyokap gue mengandalkan sebuah pisau, tapi pisau pramuka. Sayangnya gue tidak tertarik dengan pertandingan itu. Gue putuskan untuk mandi, siap-siap, lalu berangkat ke sekolah.

Sesuai dengan omongan dari si Qorun, gue disuruh nunggu di alun-alun seberang sekolah. Beruntung, angkot yang gue pilih tidak selambat angkot yang kemarin. Sampai akhirnya, gue bisa sampai ke alun-alun itu pukul 07.30. lebih cepat setengah jam dari yang dijanjikan oleh Qorun. Tapi, ada seseorang yang duduk di sebuah tempat duduk dekat warung itu. Setelah gue liat, ternyata itu Qobra. Lah? Lagi ngapain dia di sini? Kalau gini caranya gue ga bisa dong buat ngelancarin rencana dengan Qorun. Gue samperin aja ini anak.

"Ngapain lu di sini?" tanya gue.

"Biasa, cari angin." jawab Qobra. Entah mengapa gue merasa dia sedikit jengkel dengan keberadaan gue di sini. Padahal, gue yang harusnya jengkel melihat dia. Mana 20 menit lagi gue bakal ngelancarin rencana itu lagi.

Tidak sampai di situ. Datang lagi manusia kam*ret yang lainnya. Yaitu rafat. Dia datang mendekat, dan dia terkejut melihat kita. Dia terkejut bak melihat setan. Ya kalau ngeliat si Qobra sih wajar aja kalo yang liatnya kaget.

"Ngapain lu lu pade di sini?" kata Rafat sambil mengangkatkan kedua alisnya memasang wajah heran.

"Gue lagi nemenin si Qobra cari angin." Jawab gue sambil duduk di samping Qobra. Setelah itu, muka Qobra semakin jengkel mendengar gue yang menjawab seperti itu.

Seketika wajah Rafat pun memasang raut muka yang kecewa, lalu ia pun ikut duduk bersama gue dan Qobra. Kita bertiga tidak seperti biasanya yang selalu gila dengan celetukan-celetukan yang memecahkan suasana, kali ini kita hanya bisa berdiam diri. Lebih tepatnya sibuk dengan masing-masing ponselnya. Padahal, tinggal 15 menit lagi untuk eksekusi mendapatkan Kayla. Kenapa 2 kam*ret ini ada di sini? Ah gagal deh gue.

Sementara itu, di seberang sudah banyak murid yang masuk melewati gerbang sekolah. Itu tandanya aktivitas sekolah sudah akan dimulai. Dan itu artinya Kayla akan segera datang ke sekolah.

Sayangnya, ketika gue mengharapkan Kayla yang datang, eh ada dua kam*ret lagi yang datang ke tempat kita. Kedua kam*ret ini datang dengan arah yang berlawanan. Ya, kedua kam*ret itu adalah Qucli dan Fanhar.

"Kok lu semua ada di sini?" kata Fanhar dengan memasang muka shock sambil menghampiri kita.

"Lah? Elu ngapain ke sini?" jawab gue.

"Ya gimana orang lah, dia mau ke sini ya hak dia, Zean!" kata Qucli sambil tersenyum dan so bijak. Lanjut Qucli, "Terus lu sendiri ngapain di sini?"

"Ya gimana gue lah. Kan kata lu punya hak." Jawab gue sambil memasang muka jengkel.

Keheningan tercipta ketika kedua kam*ret itu datang. Gue yakin rencana ini gagal total, karena adanya semua temen-temen gue di sini yang entah lagi ngapain. Apa mereka tau rencana gue? Mana 5 menit lagi jam 8. Akhirnya gue punya ide aja biar mereka minggat dari sini.

"Eh bro, lu lu pade ga pada ke toiler?" tanya gue ke mereka.

"Ngapain ke toilet? Gue udah makan!" jawab Rafat. Lah? Kok di toilet makan?

"Eh serius? Biasanya, yang ke toilet jam segini, bisa dapat kupon umroh loh." Kata gue sambil memasang muka so serius.

"Ah masa? Nyokap gue jam segini sering ke toilet, tapi ga dapet kupon umroh, malah dapet kupon kurban." Jawab Qobra.

"Apalagi nyokap gue, kalo ke toilet malah dapet pahala. Soalnya kan bokap gue namanya Hala. Jadi suka dapet Pak Hala. Haha." Jawab Qucli so melucu.

KRIK...KRIK...KRIK... *Selalu, dan tidak aneh. Qucli ini orangnya garing.

Lah? Kenapa mereka pada ngejawab sih? Bukannya pada minggat. Gue liat waktu udah jam 8, ah Kayla pasti keburu datang.

Yang gue takutin bener-bener terjadi. Kayla datang dari arah barat, dia datang dibonceng di motor sampai depan gerbang. Eh tunggu dulu, perasaan gue kenal motornya. Oh SHIT! Ketika yang membawa motor itu membuka helmnya, gue baru sadar bahwa itu Qorun! Kayla mulai turun dari motornya, lalu dia sempat memeluk Qorun dan ia mencium ubun-ubunnya. Bahkan, Qorun melihat ke arah kita dan tersenyum dengan penuh kelicikan. Oh NO! Dia nikung gue!

Gue berdiri memasang wajah yang kaget ga ketulungan. Temen-temen gue ikut-ikutan berdiri dan mukanya kaget. Lah? Kok mereka ikutan kaget.

"Kenapa lu Qobra?" kata gue.

"Elu sendiri kenapa?"tanya nya.

"Itu cewek yang gue incer! Eh ditikung sama si Qorun!"

"Loh? Kok sama? Itu kan cewek incaran gue juga." Jawab gue heran.

"Eh? Kayaknya kita semua sama deh pada ngincer si Kayla. Iya kan?" Tanya Fanhar.

Kita semua menganggukkan kepala, itu artinya iya!

"Dan apa kalian juga sama, meminta bantuan kepada Qorun, terus Qorun minta kalian nunggu di sini sampai jam 8?" tanya Fanhar kembali.

Untuk kedua kalinya, kita semua ngangguk.

Gue cuma bisa terdiam, kenapa cewek incaran kita sama semua? Lalu, kenapa caranya pun sama semua. Ini adalah kisah percintaan yang konyol bagi gue. Dan yang jelas, si Qorun benar-benar mempermainkan kita.

"Kita dikerjain sama si Qorun, bro." Kata gue ke mereka. Qucli hanya bisa mematung. Sementara Qobra hanya bisa merenung dengan tatapan kosong. Ya, rekor untuk dia kembali ditikung.

Rafat tersenyum, lalu dia berkata, "Lain kali, jika kita kembali mengejar cinta, kita tidak boleh masing-masing kayak gini. Kita harus kerja sama. Biar endingnya ga kayak gini lagi."

Gue melihat Rafat, lalu gue tersenyum. "Ya, gue setuju. Sekarang, kita cari cara buat balas kelakuan si Qorun." Kata gue,

Mereka langsung menatap gue dan tersenyum. "Gue setuju." Kata Qobra dan semuanya mengangguk.

"Ngomong-ngomong, si Anung kemana?" tanya gue heran.

"Lah? Dia kan ga ikutan sama rencana kita." Jawab Fanhar.

Akhirnya kita bersama-sama masuk ke gerbang sekolah. Namun, tepat di depan gerbang sekolah, terlihat Anung sedang berjalan dan mesra-mesraan sama seorang cewek. Hidungnya dipencet-pencet, telinganya di tarik-tarik, bulu hidungnya ditarik-tarik, pokoknya mesra banget.

Tapi tunggu, oh no! Ternyata wanita itu adalah wakil kepala sekolah ini, yaitu si Mamih. Guru fisika yang di episode satu kehilangan kunci motor. Ah, ternyata mereka mesra sekali.

Kita melihatnya hanya bisa tertawa tanpa sedikitpun iri.

Dalam hati gue, "Hai Qorun, tunggu pembalasan kita di episode lain!"

Author: Muhamad Fauzian S.

Visit me:

FB: Fauzian Sebastian

Ig: fauzian.muhamad

Ig: zianovel.aboutstory

FRIENDSHIT Episode 2Where stories live. Discover now