Epilog

8.2K 601 24
                                    


Tuhan memberikan semua kebahagiaan kepada Lyla dan Lyla tidak pernah sekalipun tidak bersyukur akan hal itu. Termasuk lima tahun usia pernikahan dirinya bersama Fathir dan Fathir tidak pernah lelah untuk mencintainya.

Terkadang, Lyla masih merasakan keanehan karena Fathir begitu mencintainya dan Lyla pun begitu. Fathir adalah anugerah terbesar yang dikirimkan Tuhan kepadanya walaupun Lyla tidak bisa memberikan apa yang selalu orang lain harapkan dalam suatu pernikahan.

Lyla tidak bisa memberikan Fathir keturunan. Lyla menghembuskan nafasnya dengan berat, teringat lagi kejadian ketika satu tahun usia pernikahan mereka. Lyla merasakan perutnya begitu sakit hingga membuatnya kesulitan bernafas. Awalnya, Lyla kira penyakit maghnya kambuh tetapi diagnosa dokter justru membuatnya serasa ingin mati di tempat. Lyla didiagnosa terkena kanker rahim, belum parah memang tetapi kankernya menyebar dengan mengerikan hanya dalam jangka waktu tiga bulan. Pengobatan yang Lyla lakukan, di dalam maupun di luar Indonesia tidak membuahkan hasil. Kondisi Lyla semakin drop dan dokter menyarankan rahim Lyla harus diangkat sebelum semuanya terlambat.

Tanpa pikir panjang Fathir tentu menyetujui gagasan dokter tetapi Lyla tahu kalau rahimnya diangkat, itu berarti tidak akan ada suara anak-anak dalam kehidupan mereka.

"Kau lebih penting dari semuanya, sayang. Aku tidak menginginkan anak-anak. Kita bisa bahagia walau cuma hidup berdua."

Ucapan Fathir malahan membuat Lyla bertambah sedih, "Bagaimana keluargamu? Mereka menginginkan keturunan darimu, Fathir."

"Persetan mereka semua! Aku mau saat ini kau sembuh dan aku akan menandatangani surat pengangkatan rahimmu sekarang, titik!"

Jangan ditanya betapa hancurnya hati Lyla saat itu. Walaupun berhasil sembuh dan kanker di dalam tubuhnya sudah hilang tetapi Lyla tetap tidak bahagia. Satu-satunya hartanya sebagai wanita sudah direnggut dalam hidupnya. Lyla tidak bisa memberikan Fathir keturunan, Lyla merasa tidak berguna sebagai seorang isteri.

Fathir melakukan berbagai usaha untuk membuat Lyla ceria lagi. Fathir selalu menemaninya, mendukungnya dan menyayanginya. Begitupun keluarga Fathir, mereka semua kompak memberi dukungan kepada Lyla walaupun Lyla tahu mereka semua hanya berpura-pura agar tidak menyinggung perasaan Fathir. Perasaan Lyla menjadi semakin sensitif, Lyla benci melihat keluarga yang baru memiliki keturunan. Lyla tidak mau ditemui Kana dan temannya yang lain. Lyla merasa hidupnya menjadi semakin tertekan dan depresi. Hingga pikiran gila itu akhirnya mampir ke dalam otaknya.

"Aku ingin kita bercerai.", ucap Lyla malam itu.

Fathir memandang Lyla dengan heran, "Apa?"

"Aku mau cerai. Aku sudah tidak tahan lagi!"

"Jangan main-main, Lyla. Kenapa?"

Mata Lyla melotot ke arah Fathir, saat itu dirinya merasa begitu membenci Fathir, "Apa lagi? Aku tidak bisa memberikan keturunan untukmu! Kau bisa menikahi wanita lain yang bisa memberikanmu anak."

Fathir menghembuskan nafas berat karena masalah ini selalu diungkit-ungkit Lyla, "Aku selalu mengatakan kepadamu kalau aku tidak menginginkan anak, Lyla. Aku hanya menginginkanmu. Aku mencintaimu."

"Bohong!", potong Lyla tidak sabar, "kau hanya belum menyadari kalau kau membutuhkan keturunan. Lama-lama kau akan muak denganku dan kau akan membuangku."

"Lyla, istighfar!", bentak Fathir membuat Lyla terhenyak. Selama pernikahan mereka, Fathir tidak pernah meninggikan nada suaranya.

Bibir Lyla bergetar menahan tangis, dirinya merasa benar-benar tidak berguna saat ini. Fathir merengkuhnya ke dalam pelukan kemudian Lyla menangis. Fathir juga menangis, mereka akhirnya menangis bersama sambil saling memeluk.

YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang