Sembilan Belas ~ Nightmare

5.5K 522 30
                                    

Bima meneguk kembali bir murahan yang sengaja ia pesan dari bar kecil di pinggir jalan. Dia butuh mabuk saat ini, seperti malam-malam sebelumnya. Tetapi semakin rutin ia meminum bir murahan itu, maka kadar mabuknya akan semakin tidak berefek apa-apa di tubuhnya. Ini sudah gelas kelimanya dan dia masih sadar dengan keadaan sekelilingnya.

Bima melirik arloji di tangannya, sudah jam satu malam. Sudah saatnya dia pulang kalau dia mau cari aman. Menemui wanita setan itu lagi yang sayangnya sekarang masih berstatus menjadi isterinya.

Bima berdiri dari duduknya, sedikit terhuyung. Bima tidak menyangka ternyata dia sudah lumayan mabuk saat ini. Terseok-seok, Bima melewati kerumunan manusia rendahan yang menghabiskan sisa malam itu dengan bersenang-senang di bar ini. Manusia sampah yang bermodalkan uang hasil berjudi untuk menikmati sebotol minuman dan wanita yang tidak kalah murahannya. Bima sempat tergoda tentu saja dengan wanita-wanita disini, tetapi rumor yang beredar mengatakan kalau wanita-wanita itu tidak aman, Bima harus menahan hasratnya jika tidak ingin terkena penyakit mematikan.

Berhasil keluar dari bar yang penuh sesak dengan manusia dan asap rokok, Bima berusaha menghirup udara malam sebanyak-banyaknya. Besok dia akan datang kesini lagi, memesan bir lebih banyak lagi, sehingga dirinya lupa untuk pulang. Bima berhasil memanggil taksi di ujung jalan dan menaikinya. Sebentar lagi, sebentar lagi dia akan menemui wanita jalangnya, wanita yang sudah mengubah takdir hidupnya selama-lamanya.

****

Nania menyerahkan bayinya kepada babysitter untuk dipindahkan ke kamar bayi. Sekarang sudah dini hari, sebentar lagi suaminya akan pulang. Melihat bayinya dibawa oleh babysitter membuat Nania sedikit lega, anaknya bisa tidur dengan nyaman sekarang.

Nania masuk ke dalam kamarnya sendiri, menanti kehadiran Bima. Sudah tidak ada harapan lagi, suaminya itu tetap tidak bersikap baik kepadanya. Nania sudah dibuat hampir setengah gila belakangan ini. Bayi mereka sudah berusia satu bulan lebih tetapi Bima tidak pernah sedikit pun mau bersusah payah menyentuhnya. Bayi mereka seolah-olah adalah hal menjijikkan bagi Bima.

Setiap malam Bima akan pulang dengan kondisi mabuk dan menyebut-nyebut nama wanita sialan itu. Wanita yang sudah merusak masa depan kehidupan pernikahan mereka. Nania yakin satu-satunya hal yang membuat Bima kembali ke rumah ini hanya karena setiap pagi orang tua Nania akan datang berkunjung dan Alexander Varhouven, ayah Nania, sudah meyakinkan Bima jika Bima tidak kelihatan batang hidungnya, maka ayah Nania akan menghabisi orang tua Bima dengan mudah. Apa yang sulit bagi ayah Nania? Seorang mafia ulung yang sudah terkenal dari dulu. Pemilik rumah bordil dan bandar narkoba terbesar saat ini. Tidak ada yang berani main-main dengan ayahnya, begitu juga Bima.

Tidak ada lagi kebahagiaan yang bisa Nania harapkan dari Bima. Satu bulan ini begitu menyiksa bagi Nania. Nania harus berjuang mengatasi bayi mereka sendirian. Serangan baby blues ini begitu menyeret Nania ke dalam pusaran hitam yang dalam. Bisikan-bisikan jahat selalu terngiang-ngiang di telinga Nania, minta untuk dihentikan secepatnya.

Dengan tangan gemetar Nania membuka lemari obat di atas wastafel kamar mandinya. Nania mencari obat yang selama ini menjaga agar dirinya tetap waras. Nania menelan obat itu dengan cepat, takut kalau kegilaannya akan mengambil alih. Nania menarik nafas dalam-dalam lalu menunggu, menunggu suaminya pulang ke rumah.

****

Bima membuka pintu kamarnya dan melihat kalau isterinya masih terjaga, menunggunya di atas ranjang seperti biasa di dalam kegelapan malam.

"Kau tidak lelah menungguku pulang tiap malam hah?", tanya Bima setengah mengejek. Bima bersyukur di dalam kegelapan malam ada cahaya bulan yang masuk melalui cela-cela jendela besar di kamar ini.

YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)Where stories live. Discover now