Tujuh Belas ~ Never Give Up

4.6K 496 11
                                    

Lyla terus menangis di pelukan Fifi. Lyla yakin matanya sudah sangat bengkak sekarang. Fifi dari tadi berusaha menenangkan Lyla tetapi tidak juga berhasil.

"La sudah yah menangisnya. Tissunya sudah hampir habis."

Lyla melepaskan pelukan Fifi, "Aku harus bagaimana, Fi?"

"Hubungi Fathir lagi La, minta maaf."

"Dari semalam aku kirim whatsapp belum diread. Aku telepon tidak diangkat, SMS juga tidak dibalas. Aku harus bagaimana lagi, Fi ?", raung Lyla.

Fifi menggeleng-gelengkan kepalanya, "Sekarang mandi dulu yah. Terus sarapan. Dari semalam kau menangis terus, La, kau juga belum tidur. Nanti sakit."

Lyla menggeleng kuat, "Sebelum aku berhasil mencekik leher Bima, aku tidak akan bisa tenang, Fi. Dasar pria brengsek!"

"Sudah tidak usah bahas pria itu lagi, yang paling penting sekarang bagaimana caranya kau bisa menjelaskan semuanya kepada Fathir."

"Kenapa Fathir childish sekali, Fi? Mengapa dia tidak mau mendengar penjelasanku dulu semalam?"

Fifi kembali mengelus-elus punggung Lyla agar wanita itu bisa sedikit lebih tenang, "Pria kalau harga dirinya sudah terluka memang seperti itu, La. Fathir merasa dihianati. Dia kan sudah sering bilang jangan rahasiakan apapun mengenai mantanmu dari dia. Tetapi nyatanya kau malahan pergi berdua dengan Bima lalu Fathir melihat Bima menciummu. Siapapun pasti sakit hati, Lyla."

"Tapi kan ada alasan mengapa aku mau diajak Bima ke cafe. Bima janji akan berhenti mengganguku. Mana aku tahu kalau itu ternyata cuma jebakan murahan dari dia."

"Yasudah sekarang kau mau bagaimana, La?"

Lyla berpikir sebentar kemudian menjawab pertanyaan Fifi dengan bibir bergetar, "Aku mau ke kantor Fathir. Kalau dia mau menghindari teleponku maka aku akan menemuinya langsung."

"Aku temani yah?"

Lyla mengangguk pasrah, "Urusan toko kau suruh Riska dulu yang handle. Aku mau mandi dulu sebentar."

Fifi menarik tangan Lyla yang sudah beranjak dari duduknya, "Sarapan sedikit, Lyla."

Lyla menggeleng, "Aku takut kalau terlalu lama Fathir sudah sibuk di kantor."

"Yasudah tapi kalau urusan sama Fathir selesai, langsung makan yah?"

Lyla mengangguk lalu bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap.

*****

Lyla harus menggunakan kacamata minusnya untuk menutupi matanya yang sembab. Tadinya Lyla ingin mengenakan kacamata hitam tetapi rasanya kurang pantas kalau datang ke area perkantoran dengan mengenakan kacamata hitam.

Lyla berdiri di belakang Fifi yang sedang berbicara kepada resepsionis. Resepsionis muda itu sedang menghubungi lantai tempat Fathir bekerja.

"Maaf Ibu tetapi tuan Fathir sedang sibuk. Ada rapat sebentar lagi dan tuan Fathir tidak bisa menemui Ibu Lyla."

Informasi itu membuat Lyla maju ke depan dan berhadapan langsung dengan resepsionis muda tersebut, "Fathir yang bilang seperti itu?", tembak Lyla langsung.

Resepsionis itu agak kaget ketika mendengar Lyla menyebutkan nama Fathir tanpa embel-embel bapak di depannya kemudian mengangguk, "Sekretarisnya bilang seperti itu."

YOU ARE MY MIRACLE ( MIRACLE SERIES #3 ) (COMPLETED)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu