Part 9

26 0 0
                                    

Changmin kembali memikirkan apa yang telah ia lakukan pada Chaerin tadi malam. Ciuman itu, benarkah tidak ada artinya?. Changmin mengaduk – aduk minumannya tanpa berniat untuk meminumnya.

"Chagi ya... kau sakit?" tanya Hyemi pada Changmin.

Sejak kepulangan Hyemi ke Korea, intensitas pertemuan mereka menjadi semakin sering. Namun Changmin bingung dengan perasaannya sendiri. Benarkah ia tidak menyukai Chaerin, lalu atas dasar apa ia mencium Chaerin.

"Chagi ya..."

Hyemi mengoyang – goyangkan tangannya di depan Changmin. Namja itu tersentak, lamunannya buyar.

"Maafkan aku..." ujarnya pada Hyemi

"Maaf?.."

"Tidak apa – apa. Aku minta maaf karena tidak mendengarkan apa yang baru saja kau katakan." Jawab Changmin pada Hyemi. Wanita itu seolah mengerti apa yang terjadi, Hyemi tersenyum.

"Ada yang ingin ku katakan padamu, oppa~"

Changmin menatap Hyemi lembut. "Ada apa?."

"Apakah penantianku akan berakhir oppa?."

Changmin tersentak dengan pertanyaan Hyemi.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?..."

"Aku tidak tahu, hanya saja aku merasa aku menunggu sesuatu yang sia – sia."

Changmin menaruh telunjuknya di bibir Hyemi.

"Jangan bicara seperti itu..." Sanggah Changmin. "Setelah aku bercerai, aku akan segera menikahimu. Percayalah padaku."

"Kuharap kau bisa melakukannya, oppa."

Hyemi seperti sedang putus asa. Ia tidak yakin jika Changmin memiliki keyakinan seperti beberapa bulan lalu. Ia berpikir Changmin tidak mungkin melawan orang tuanya dan menceraikan istrinya lalu menikah dengannya.

"Saat kau sudah bercerai, kau bisa menemuiku lagi." Ujar Hyemi. "Mianhae..."

"A... apa maksudmu?"

"Berikan aku waktu..." ujar Hyemi. "Aku ingin sendirian oppa..."

"Wae,... kenapa kau lakukan ini lagi padaku?"

"Aku sudah memutuskan untuk tidak bertemu denganmu sampai kau bercerai dengan istrimu itu, oppa. Pulanglah... Datanglah ketika kau sudah bercerai."

Kang Hyemi berdiri dari kursinya, ia meraih tas dan jas yang ia gantung di sandaran kursi lalu pergi. Changmin seperti tidak memiliki kekuatan untuk bangkit dan mengejar Hyemi. Ia hanya menatap yeoja itu hingga menghilang dari pandangannya.

.

.

.

"Apakah kau memang dari awal tidak mencintaiku?."

Hyemi menyentuh dadanya yang sakit dan sesak. Ia memukul pelan dadanya beberapa kali, berusaha untuk meringankan rasa sesak. Namun tidak seperti yang ia harapkan. Rasanya seperti ada lubang besar, hampa.

Air matanya mengair begitu saja, seperti tidak ada akhirnya.

.

.

.

Chaerin berjalan ke dapur dari kamarnya, ia berencana untuk mengambil beberapa snack dan jus jeruk kesukaannya. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat Changmin berjalan dengan lesu. Matanya merah.

"Apa dia habis menangis?" pikir Chaerin.

Changmin melihatnya menuruni tangga. Namja itu tiba – tiba mengejarnya dan menyambar tangannya lalu membawanya ke kamar Chaerin. Ia bahkan mengunci pintu kamar sebelum akhirnya mengunci Chaerin dan menciumnya dengan lembut.

THE CHANCE OF LOVEWhere stories live. Discover now