( Part 4 )

4K 256 1
                                    

Rendi benar-benar babak belur kemarin. Aksa dan aldo juga langsung membawa rendi ke rumah sakit dan menjaganya sampai hari ini. Sampai-sampai mereka bolos sekolah dan memilih untuk menemani rendi di rumah sakit saja.

Sebenarnya rendi pun sudah menyuruh mereka pulang tapi mereka tetep aja kekeuh untuk menjaga rendi. Dan akhirnya rendi memilih untuk pasrah aja. Kepala mereka emang udah melebihi kerasnya batu. Apalagi aksa. Batunya udah bukan batu akik lagi. apalagi batu giok.

"Kok lo bisa di keroyok sih? Mana orang yang katanya udah punya sabuk hitam" ledek aksa.

"Tau nih. Katanya udah sabuk hitam tapi gitu aja kalah" sahut aldo.

Rendi melempar bantal ke arah aldo, "gue dikeroyok. Gimana mau ngelawan anjir?!"

"Emang ada masalah apa sih lo?"

Rendi menggeleng tanda ia pun tidak tau mengapa martin dan teman-temannya bisa mengeroyok dirinya.

"Emang seharusnya lo gak usah pindah sekolah ke sana ren" ujar aksa.

"sekolah lo sama aldo terlalu jauh sama rumah gue sekarang sa" kata rendi.

"Eh ngomong-ngomong, nayara hari ini nyariin lo gak ya?" Ledek aldo sembari mencolek dagu aksa. Aldo kalau abis bengong emang suka random aja gitu pertanyaan yang bakal ditanyain.

"Apa sih anjir colak colek"

"Nayara siapa?" Tanya rendi.

"Wanita yang sedang diperjuangkan bapak aksaniel mahatma tapi sampe sekarang juga gak dapet-dapet" kata aldo.

Rendi menganga tanda tak percaya kalau aksa bisa jadi sadboy juga "Gue jadi penasaran sama ceweknya. Kayaknya dia cewe pertama yang nolak lo. Iya gak sih?"

Aksa mengangguk. Aldo tiba-tiba menyahut.

"Mungkin aja nih sa, Sekarang pelet lo udah gak ampuh lagi. Gimana kalau kita cari dukun baru?"

Nah kan. Aldo berulah lagi.

"BACOT BANGET ANJIR"

***

Nayara menoleh ke belakang, tepatnya ke arah tempat duduk yang seharusnya di duduki aksa. Tapi hari ini, tempat itu kosong.

Ada rasa ingin tau yang muncul di benak nayara tentang alasan apa lagi yang dibuat aksa hari ini. Tapi lagi-lagi ia menyangkalnya. 'Biasanya juga bolos, kenapa sekarang harus dicariin?' Pikirnya.

"Aldo wirasatya?" Ujar gurunya yang sedang mengabsen mereka.

"Gak hadir bu"

"Lho kenapa? Ada keterangan?" Ujarnya.

"Gak ada" jawab mereka serempak.

"Biasanya nih ya, kalau aldo gak ada pasti aksa juga gak ada. Aksaniel mahatma mana? Gak saya absen tadi. Kelewat ternyata" ujar gurunya.

"Gak ada juga bu"

"Tuhkan saya bener. Oke saya alfa in dua-duanya ya" keluh gurunya "Haduh, terbuat dari apa sih mereka? Ampun deh. Mana bolosnya suka barengan lagi. Apa mereka sebenarnya kembaran?"

"mereka sebenarnya kembar tah? tapi gak mirip sih. Tapi ada juga yang kembar tapi gak mirip kan? Jadi mereka beneran kembar gak?" tanya gurunya lagi pada siswa yang duduk paling depan. Masih kekeuh. Sedangkan yang ditanya udah jawab enggak sembari ketawa karena melihat tingkah konyol gurunya.

"sekolah yang penting aja dimainin. So I won't be surprised anymore if he plays with girls' hearts" batin nayara.

***

"Mau bareng gue gak nay? Bentar lagi kayaknya bakal hujan lho" Ajak metha.

"Gak usah. gue udah mesen ojek online. Bentar lagi juga dateng" kata nayara.

Metha mengangguk lalu pamit meninggalkan nayara.

Sudah 10 menit nayara menunggu sang driver, tetapi tidak kunjung datang. Nayara memutuskan untuk menelfonnya.

"Halo pak, posisinya dimana?" Tanya nayara.

"Aduh maaf neng. Disini udah hujan deres jadi di cancel aja ya" balas sang driver.

"Yaudah deh pak. Makasih" kata nayara.

Nayara menghela nafas. Hari sudah semakin gelap dan ia sama sekali tidak tau cara untuk pulang.

"Ternyata beneran belum pulang? Bareng gue aja yuk" ajak seseorang.

*****

AKSANAYARAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz