1-Devil

11.8K 448 1
                                    

Alenna. Gadis berambut panjang yang sedang berjalan santai melewati koridor kelas 11. Arloji ditangannya masih menunjukkan pukul 06.15, masih sangat pagi untuknya.

Mata hazel Alenna tertuju pada satu titik yang kini tak jauh didepannya, berkisar 3 meter dari tempat ia mematung sekarang. Alenna tak mungkin mencari jalan lain, karena itu jalan tercepat untuk ke kelasnya.

Arsen. Cowok yang kini menjadi titik tatap Alenna. Alenna tak kenal betul siapa ia, tapi cowok itu dikenal sebagai 'devil' di sekolah.

"Sialan! Ngga ada jalan lain" batin Alenna mengumpat.

Alenna menundukkan kepalanya. Tubuhnya sedikit bergetar. Alenna tak ada pilihan selain harus berpapasan dengan cowok itu.

Alenna mempercepat langkahnya saat melewati Arsen. Kepalanya masih ia tundukkan.

Srett

Tangan Alenna tertahan. Sungguh Alenna ingin menangis saja kalau yang memegang tangannya sekarang adalah Arsen. Alenna mendongak, sialan!.

"Lo kenapa?" suara berat itu benar-benar keluar dari mulut seorang Arsen,

"Gue? Enggak kenapa-napa" jawab Alenna kikkuk.

Arsen menatap tepat mata Alenna. Sedangkan Alenna sedang melawan ketakutan dan rasa sakit ditangannya saat Arsen semakin menguatkan genggamannya pada tangan Alenna.

"Le..lepasin sa..sakit" Alenna merintih kesakitan dengan gagap, benar-benar sakit.

Arsen melepaskan genggamannya. Tanpa ada kata maaf sedikit pun, Arsen pergi begitu saja dari hadapan Alenna.

"Sialan! Bukannya minta maaf" kesal Alenna.

•••

"Astaga astaga Alennaaa. Lo masih sehat kan? Lo masih hidup kan? Lo nggak papa kan?" heboh Caca saat Alenna baru saja masuk kelas,

"Emang gue kenpa sih? Alay banget" heran Alenna dengan temannya itu,

"Tadi lo ketemu Arsen kan? Gila astagaa, untung lo masih bernyawa" teriak Meli makin heboh,

"Kalian pada kenapa sih? Gue masuk kelas bukannya di sapa malah ditanyain yang aneh-aneh",

"Sinih lo bocah sinih" Caca menggiring Alenna untuk duduk didepannya.

Dengan malas Alenna mengikuti langkah Caca yang menggiringnya. Alenna duduk manis tepat didepan Caca.

"Lo tau dia Arsen kan?" pertanyaan yang tak masuk akal bagi Alenna,

"Ya tau lah" jawab Alenna dengan malas,

"Lebih baik lo jauh-jauh dari dia, jangan deketin dia Alenna! Lo masih mau hidup kan?" pertanyaan Caca tersebut membuat mata Alenna melotot,

"Ya masih lah!" kesal Alenna,

"Makannya lo jauh-jauh sama dia, lo tau kan dia itu devil?" kini Meli bersuara,

"Iya tau",

"Lo tau kenapa dia disebut devil?",

"Karena dia jahat?",

"Bukan hanya jahat len, tapi kejam!" seru Meli penuh penekanan,

"Kejamnya kenapa?" kepo Alenna,

"Yang gue tau kepribadian dia itu beda tipis sama psikopat. Lo tau psikopat kan?" Alenna mengangguk,

"Ya itu dia. Dia akan berani nyiksa orang dengan gampangnya saat dia emosi, entah cowok maupun cewek. Tapi anehnya dia nggak membunuh korbannya. Hati-hati len" penjelasan singkat Caca mampu membuat Alenna takut sendiri,

"Kenapa dia ngga dikeluarin dari sekolah karena kelakuan dia? Guru-guru juga pasti tau kelakuan dia kan?",

"Ya kagak tau lah, kalo udah tau juga pasti dikeluarin. Kejahatan dia udah ketutup sama prestasi dia disekolah ini, jelas guru nggak ada yang curiga" Caca bersuara,

"Kenapa nggak ada yang laporin kejahatan dia?" ke kepoan Alenna meningkat,

"Nggak ada yang berani len".

Alenna memegang pergelangannya yang tadi sempat digenggam Arsen. Sakitnya masih terasa sampai sekarang, warnanya pun sudah memerah dan sebentar lagi mungkin membiru.

&&&

Alluhaaa:)

Silahkan dibaca dan dinikmati dan diresapi dan di bayangkan dan diapain lagi terserah

Typo memang harus ditebass:")

Jangan lupa vote, komen,saran, dan kritik kalian👼

Protective Devil || Completed✓Where stories live. Discover now