part 14: laura

131K 2.6K 240
                                    

Dengan perlahan laura membuka matanya dan bergumam saat menatap langit-langit kamarnya yang berubah warna dari warna hijau menjadi putih. Apa? Warna putih? Laura langsung tersentak menyadari kalau dimana dia tidur sekarang bukanlah kamar tidurnya.

Sambil memijit pelipisnya laura berusaha mengingat apa yang terjadi semalam.

Laura menangis dibahu alvin sampai kelelah dan tanpa sadar tertidur. Apa saat ini dia berada dirumah alvin? Bagaimana kalau tidak? Laura cepat-cepat memeriksa pakaiannya dan bernafas lega saat semuanya masih utuh seperti semalam.

" kau sudah bangun?" tanya seseorang dari pintu. Ternyata benar dia berada dirumah alvin.

" alvin " sapa laura, alvin tersenyum manis. Membuat laura termangu alvin pagi ini begitu berbeda dia terlihat lebih tampan. Rambut lurusnya terlihat mengkilat karena basah dan diberi gel. Sepertinya dia baru selesai mandi karena aroma sabun masih tercium oleh laura walaupun jarak mereka beberapa meter. Dan pandang laura jatuh pada dada bidang alvin yang terbungkus kemeja biru tanpa dasi. Entah kenapa laura rasanya ingin bersandar didada bidang itu.

" laura." panggil alvin mengintrupsi lamunan laura.

" hm,,, ya? " jawab laura salah tingkah membuat alvin tersenyum geli. Apa baru saja laura terpesona kepada Alvin? Yang benar saja.

" kenapa memandangku seperti itu? Apa aku terlihat tampan ?" goda alvin membuat laura mencibir.

" ia kau terlalu tampan untuk menjadi seorang jomblo" balas laura

" benarkah?" tanya alvin seraya mendekati laura.

" ia " jawab laura ketus.

" kalau begitu agar ku tidak jomblo" ujar alvin berkata serius membuat laura ikut menatap laura serius.

" kau mau jadi pacarku?" ucap alvin sungguh-sungguh. Medengar itu laura gelagapan ia membuka mulutnya dan menutupnya kembali karena tidak tau harus berkata apa. Memangnya apa yang harus ia jawab? Tanya laura pada dirinya sendiri.

" hey kenapa diam?" tanya alvin kepada laura yang menunduk.

" aku... Aku..." jawab laura terputus-putus.

" sudahlah kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Masih banyak waktu" ucap alvin menenangkan laura. Ya masih banyak waktu untuk membuatmu berpaling padaku dan merebutmu darinya batin alvin.

" aku kesini untuk memastikan apa kau sudah bangun atau belum. sebelum aku berangkat kerja" lanjut alvin.

Kerja? Laura langsung mengalihkan pandangannya kearah jam dinding yang sudah menunjukkan 7:30.

"ya ampun hari inikan aku harus bekerja" ujar laura kaget.

" alvin bisa tolong antarkan aku kerumah?" ucap laura seraya bangkit dari duduknya tapi alvin menahannya.

" tidak apa. Kau tidak usah bekerja hari ini" ujar alvin.

" tidak bisa? Aku bisa kena denda karena tidak ada kabar dan dianggap mangkir" jelas laura cemas.

" sekali-sekali absenkan tidak papa. Lagi pula mana mungkin kau kekantor dalam keadaan seperti itu" ucap alvin menunjuk wajah laura. Paham akan apa yang di maksud alvin laura menyentuh matanya yang bengkak. Alvin benar kalau laura ke kantor dalam keadaan mata bengkak pasti akan menimbulkan tanda tanya lalu gosip dan berujung pada fitnah.

" tapi..."- laura.

" lebih baik kau istirahat dirumah. Menenangkan pikiran terutama hatimu. Kau tidak usah khawatir aku akan mengurus surat sakitmu untuk kantor"- alvin.

Laura menatap alvin dengan pandangan bertrima kasih.

" kenapa kau baik sekali?" tanya laura membuat alvin tersenyum.

Love, Sex, and Fiendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang