part 27: alena-laura I

80.3K 3.4K 684
                                    

Usapan lembut dirambut dan keningnya membuat rex mengernyit. Belaian tangan itu begitu lembut sehingga membuatnya semakin terlelap.

" rex " panggil seorang sambil menggoncang tubuhnya pelan. Rex membuka matanya dengan perlahan dan mendapati ibunya tengah menatapnya. Rex menggeliat dan membelakangi ibunya. Hatinya sedikit kecewa manakala ibunya lah yang telah membangunkannya. Padahal dia menginginkan wanita lain.

" rex ayo bangun " seru claudya menarik selimut yang dipakai anak sulungnya itu.

" nanti saja mom. Aku masih mengantuk " jawab rex kembali memejamkan matanya.

Claudya mengernyit heran, ada apa dengan anaknya itu dia tidak pernah dibangunkan seperti ini.

" rex... " panggil claudya menaiki kasur rex.

" kamu sedang ada masalah? Cerita sama mommy" ujarnya lembut membelai rambut pendek rex. Rex membalikkan tubuhnya menatap wajah cemas milik ibunya.

" tidak ada masalah mom. Aku hanya kelelahan banyak sekali pekerjaan yang harus dikerjakan" terang rex membuat claudya bernafas lega karena Dia pikir rex sedang dilanda masalah makanya bersikap tidak biasa seperti itu.

" ya sudah kamu mandi sana. Mommy mau siapin sarapan dulu. Kasihan joe udah nunggu didapur" claudya.
Rex mengernyit joe? Alena kemana? Tanpa sadar rex menyuarakan isi pikirannya.

" alena tidak dirumah. Dia menginap dirumah temannya semalam." Jelas claudya.
Kerumah teman? Apakah temannya laki laki? Ingin sekali rex menanyakan hal itu tapi ibunya sudah terlanjur menghilang.

Rex membaringkan kembali Tubuhnya. Matanya menatap langit langit kamarnya dan pikirannya melayang.

" Alena." Gumamnya lalu mengernyit. Akhir akhir ini dia merasa sangat ingin dekat dengan alena. dia tidak tau alasan apa yang membuatnya begitu. Tapi seperti ada sesuatu yang tak terlihat seakan mengikat dirinya dan alena.

Rex menghela nafas kasar. Banyak hal memenuhi pikirannya. Sehingga dia bingung hal apa yang harus dilakukannya.
Rex bangkit dan menuju kamar mandi mungkin dengan membersihkan diri pikirannya akan jernih.

*****

Suasana kantor masih sangat lenggang. Mungkin karena jam bekerja belum tiba. Tapi hal itu tidak mengganggu rex. Dia tetap melangkah menuju ruangannya.
Langkah rex terhenti saat mendapati pintu ruangan mikail terbuka.
Apakah mikail datang pagi juga hari ini pikir rex melangkah masuk untuk memastikan bahwa mikaillah yang berada diruang wakil direktur itu.

" apa yang kau lakukan sepagi ini" sapa rex mendapati mikail tertunduk dikursinya. Rex terkejut sejenak begitu melihat bagaimana kondisi mikail.
Penampilan sepupunya itu begitu kacau. Penampilannya lusuh dan ada bekas darah mengering didahinya.

" apa yang terjadi" rex melangkah mendekati mikail.

" apa kau membuat masalah lagi mikail. " ujar rex yang dihadiahi tatapan tajam oleh mikail.

" ini bukan urusanmu" desis mikail membuat rex membalas dengan tatapan tajam pula.

" kau bilang ini bukan urusanku? Kau sepupuku dan paling penting aku pemimpin diperusahaan ini jadi aku berhak tau apa yang terjadi disini" tegas rex
" kau memang pemimpin disini tapi kau tak berhak mengetahui urusan pribadi karyawanmu" ujar mikail sinis membuat rex bungkam.
Karena apa yang dikatakan mikail benar rex tidak ada urusan dengan karyawannya selain urusan bisnis dan pekerjaan.

" terserah apa katamu. Yang jelas aku tidak ingin ada masalah kau mengerti." Rex berbalik hendak keluar dari ruangan itu karena jika dia berlama lama disana dia akan kehilangan kesabaran jika menghadapi sikap sinis mikail.

Love, Sex, and Fiendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang