GS 18th

25 3 0
                                    

Sebuah kata yang patah.

Aku,
yang menghempaskan raga sepenuhnya pada hamparan pasir di pantai tak bernama.
Meninggalkan jiwa disini tanpa suara, lalu terlelap.
Hampir lepas, jiwa yang sudah lama memberontak dari raga.
Terik matahari tak lagi jadi soal, kutantang penuh amarah dunia.
Tak satupun terlewat, semua kena umpat.
Bahkan kelomang yang bergerak menjauhi tubuh ini pun tak pelak kena hujat.

Aku,
mereka sebut si anak hilang, terdampar tak berarah.
Ditinggal pada sebuah kesunyian.
Menjelma menjadi penakluk kalut dan penakut.
Tak jauh dari bergelut dengan tak patut.
Membenci dunia bahkan diri sendiri...

Aku,
sebuah kata yang telah patah, tak lagi tertata.
Sudah hampir tiada,
aku tak lagi sarat makna.
Dunia sudah tak peduli atau malah tak pernah sama sekali.

Beribu kali aku,
membunuh rasa hingga tak berdaya.
Masih aku,
yang menggenggam amarah namun tak pernah meledak.
Aku,
tiada kuat untuk melawan.
Bungkam adalah aku.
Aku,
sebuah kata yang patah,
tak lagi utuh dan bermakna.

***

a/n pagi aksara pagi semesta, xo

goresan sendu.Where stories live. Discover now