GS-16th

41 4 0
                                    

ada hening yang begitu sepi
seperti nelangsa hutan mati
aku terduduk pada sebuah tepi
berteman rasa yang tertinggal dalam hati

detik pada jarum jam tak henti bergulir
ia menertawaiku yang tak bergeming
perihal kamu—penuai luka yang enggan reda mengalir
menjadikan kepalaku mabuk di dalam pening

tiap waktu semesta seolah berbisik:
“sampai kapan ragamu habis mematung,
dalam ruang tunggu yang tak ada pengunjung?”

dan dalam perih aku berteriak tanpa suara:
“sampai ia mengerti, ada jiwa yang tak kunjung luruh, siap menyambut sedekap rindu dalam rengkuh yang utuh.”

—ancilladiska, Tapi Ia Tak Pernah Sadari

***

Happy Sunday, readers 🌻

goresan sendu.Where stories live. Discover now