Epilog, The Legend creating Folktale

1.5K 43 18
                                    

“Salah satu putri dari Kaisar Xiaohuai tidak lain adalah Liu Lian.” Ujar Pendeta Tao mengakhiri kisahnya.

“Aku tahu, aku tahu.” Wajah Chen Chengzuo kini terlihat begitu pahit. Ia mengelus dada dengan sabar, mencoba untuk menerima kisah yang begitu mengejutkan dirinya. Ia pergi keluar sebentar, kemudian masuk lagi ke dalam rumah. Ia tidak bisa diam. Sebentar ke dapur, kemudian ke pekarangan, lalu ke dalam kamar dan akhirnya kembali lagi ke hadapan ayahnya.

“Jadi, aku anak haram?”

Pendeta Tao mengangguk simpatik.

“Jadi … aku cucu dari Jendral Zhang Fei dan Jendral Guan Yu?”

Sekali lagi anggukan simpatik itu diterimanya.

“Dengan kata lain, selama ini aku menggombali sepupuku sendiri?”

“Iya. Sepupu yang sangat dekat, malah. Nama aslimu …”

“Cukup, cukup. Jangan sebut itu sekarang. Aku …” Chen Chengzuo tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Tawa yang begitu getir. Ia menengadah, mengembuskan nafas dengan pasrah.

“Kau memang butuh waktu untuk menerimanya. Aku harap ketika kau sudah tenang nanti, kau mampu membuat keputusan benar. Ingat. Kau sudah dewasa. Usiamu sudah tiga puluh tahun lebih.” Pendeta Tao kembali ke kamarnya untuk  beristirahat. Sambil melangkah pergi, ia mengomel sendiri, “ayah dan anak begitu gegabah.”

Tak henti-hentinya Chen Chengzuo tertawa sendiri. Sesekali ia tersenyum memikirkan beragam hal yang tercampur aduk dalam benaknya. Ia akan seperti itu selama satu mingguan penuh hingga Liu Lian mendatangi rumahnya dan mengomel, “katamu kau akan mengajakku kawin lari? Aku tunggu-tunggu tapi tidak datang juga.”

Chen Chengzuo hanya memandangi Liu Lian tanpa menanggapi ucapannya. Kini gadis itu terlihat begitu berbeda di matanya. Ia dapat melihat ciri khas dirinya di wajah Liu Lian. Kini cinta dan hasrat yang menggebu dalam ramuan asmara itu telah menghilang dan menjadi begitu memalukan.

“Liu Lian … aku baru sadar bahwa aku mencintaimu.” Chen Chengzuo mendekatinya dengan wajah jenaka.

Liu Lian mendorongnya sambil tersipu. “Huh! Bicara saja, tapi tidak ada buktinya. Kau ini hanya omong kosong!”

Chen Chengzuo menarik lengannya agar gadis itu menghadap wajahnya lurus-lurus. “Dengar, aku mencintaimu, sangat mencintaimu!”

Kemudian lanjutnya “… kau seperti adik kandungku sendiri, aku sangat mencintaimu!”

Liu Lian sangat kecewa dan marah. “Hah?! Apa maksudmu itu?”

“Maaf, aku baru menyadari bahwa aku tidak ingin memilikimu sebagai kekasih, aku tidak bisa.” Chen Chengzuo menggeleng seperti tidak ada masalah saja, mengabaikan perasaan Liu Lian yang mengamuk sekarang karena merasa seperti dipermainkan.

Detik berikutnya, Liu Lian marah-marah. Ia menampar Chen Chengzuo lalu memporak-porandakan perabotan rumah lelaki itu dan merobek-robek lukisan indah yang dibuatnya tahun lalu. Pendeta Tao bersembunyi di dalam kamar dan dikuncinya pintu kamarnya rapat-rapat. “Dasar keturunan Zhang Fei … aku sudah tahu dia bermasalah!”

Ketika Liu Lian sudah menghilang dengan caci maki yang dilemparkan ke wajah Chen Chengzuo, pemuda itu merapikan rumahnya yang berantakan.

“Selamat! Akhirnya kau melakukan satu hal baik dalam hidupmu. Sekarang, masih ada banyak masalah yang harus kau selesaikan lagi; rumah yang berantakan dihancurkan mantan pacarmu yang mengamuk, dan hutang menumpuk yang tidak bisa kubayar lagi karena … lihatlah aku, aku sudah renta.” Pendeta Tao keluar dari kamarnya dan menuang teh murahan di atas mangkuk yang luput dari amukan Liu Lian.

“Ah, tidak masalah. Aku juga sudah lama tidak tahan dengan sikap impulsif Liu Lian.” Chen Chengzuo dengan pasrah merapikan rumahnya hingga benar-benar bersih.

“Lalu, hutangnya?”

Ketika Chen Chengzuo hendak membuang beberapa keramik yang pecah di halaman belakang rumahnya, ia melihat selembar kertas resmi dari pemerintah yang ia buang kemarin. Ia memungutnya dan membacanya sekali lagi.

“Kaisar telah mendengar kepandaian anda dalam bidang tulis menulis. Beliau sangat mengagumi kecermatan anda ketika bekerja sebagai pencatat keuangan menggantikan petugas Yang Liao. Kaisar juga telah mendengar kabar mengenai kejujuran anda yang sering kali membawakan kemalangan bagi anda. Berdasarkan kemampuan anda, Kaisar Wu meminta anda untuk menjadi ketua tim sejarawan untuk mencatat era Tiga Kerajaan.”

Chen Chengzou dijodohkan dengan seorang wanita dan menikah. Ia memfokuskan hidupnya untuk pekerjaannya mencatat era Tiga Kerajaan dengan adil dan apa adanya. Ia mengumpulkan tulisan-tulisan dari para jendral dan sejarawan kerajaan Wei, Wu dan Shu. Namun yang tersulit adalah mengumpulkan data dari kerajaan Shu. Dikarenakan kurangnya sumber daya manusia dan langkanya bakat dan administrasi dari sana, Chen Chengzou terpaksa harus pergi langsung ke Shu untuk mengais-ais fakta.

Pada tahun 274 AD, ia menemukan catatan Zhuge Liang dan dari sana, ia menemukan data para prajurit Shu. Segala catatan mengenai Guan Suo ia musnahkan demi permintaan terakhir ayah kandungnya untuk menebus dosa-dosa yang ia lakukan karena membubuhkan malu pada nama keluarga Guan. Namun legenda mengenai dia tetap hidup dari mulut ke mulut. Sebanyak dosa yang ia lakukan, Guan Suo juga melakukan kebaikan bagi beberapa orang yang pernah ia tolong. Mereka menceritakan legenda tentangnya dari mulut ke mulut hingga kisahnya menjadi populer pada zaman dinasti Ming.

---Tamat

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang