Janda Zhu

1.6K 27 3
                                    

Chapter 16 : Janda Zhu

“Guan Suo, aku ingin makan cumi rebus…” kata Xing Cai suatu pagi.

Guan Suo cepat-cepat menyelesaikan kayu-kayu bakarnya. Seperti kebiasaannya sebelum turun gunung, ia membeli beberapa persediaan makanan untuk istrinya, karena ia tidak tahu berapa hari ia harus pergi.

“Uang masih ada?”

Xing Cai mengangguk.

“Persediaan makanan masih cukup untuk satu bulan. Kayu bakar bisa langsung kau gunakan bila malam hari terasa dingin. Bila terjadi sesuatu, jangan ragu mendatangi Pendeta Tao.”

“Iya, beres semua kok.” Kata Xing Cai.

Setelah memastikan semuanya benar-benar beres, seperti biasa Guan Suo mengecup kening Xing Cai dengan mesra sebelum mengeluarkan kudanya dan berkuda menuruni gunung. Ia tiba di kota Jiang Ling pada hari berikutnya dan melihat-lihat pasar. Tidak sulit untuk menemukan cumi rebus di sana.

Namun ada sesuatu yang membuat dia tertarik. Ia merasa seperti melihat seseorang di kejauhan. Mengikuti firasatnya, Guan Suo berjalan agak cepat menghampiri orang yang sedang berjalan pergi menjauh. Ia sampai pada sebuah rumah yang cukup besar. Tertarik untuk mengintip, Guan Suo memanjat pohon dan melihat ke dalam.

Dilihatnya ada seorang anak kecil berusia kira-kira sekitar 10 tahun. Anak lelaki yang cukup tampan dan sehat. Ia sedang bermain dengan teman-temannya yang juga seusia dengannya. Di rumah itu ada banyak wanita bermukim.

Hingga senja tiba, Guan Suo tetap tidak menemukan apapun yang mencurigakan hingga akhirnya seorang wanita muncul dan memanggil puteranya, “Xiao Tong.”

Bocah itu berlarian menghampiri ibunya dan memeluknya dengan riang.

Melihat wanita itu, Guan Suo merasa gemetar sehingga tanpa sadar bingkisan di tangannya yang berisi daging cumi mentah itu terjatuh ke dalam pekarangan rumah besar tersebut. Guan Suo diam-diam melompat masuk ke dalam pekarangan rumah dan menyimpan bingkisan itu pada buntalan di punggungnya.

Pemuda itu kini berjalan perlahan ke dalam dan mengikuti wanita itu diam-diam. Setelah yakin bahwa wanita itu tinggal di sini, Guan Suo menunggu hingga malam tiba dan semua orang sudah terlelap. Ia memanjat rumah itu ke lantai dua dan menyusup masuk ke dalam kamarnya.

Puteranya baru saja tertidur ketika Guan Suo muncul mengejutkan wanita itu.

“Siapa anda?” tanyanya dengan penuh rasa takut.

“Kakak ipar, jangan takut, ini aku, Guan Suo, Weizhi!” kata Guan Suo sambil memberi salam pada kakak iparnya.

Sang kakak ipar merasa sangat terharu dan lega, ia menghampiri Guan Suo. “Adik ke dua, itu sungguh-sungguh kau?”

“Aku mencarimu kemana-mana.”

Kakak ipar segera memeluknya penuh rasa syukur. “Oh, syukurlah … aku mendengar kabar bahwa kau tewas di Maicheng bersama Jendral Guan dan suamiku.”

“Tidak, aku selamat. Kakak ipar, apa yang kau lakukan di sini?”

Sang kakak ipar memeriksa jendela, setelah ia yakin tidak ada  yang mengintip, ia menutup jendela itu rapat-rapat. Kemudian ia membuka pintu dan mengintip kepada koridor hampa yang sepi. Setelah yakin tidak ada orang, ia juga menutup pintu rapat-rapat.

Ia duduk mengusap kepala puteranya yang tidur sangat nyenyak.

“Setelah Jing jatuh ke tangan Lu Meng, aku melarikan diri dari sana dan mengganti nama kami agar dapat bertahan hidup. Mereka mengenalku sebagai Zhu Ren dan anak ini sebagai Zhu Tong. Aku hidup sebagai janda perang tentara Wu yang tewas dalam peperangan, dan gubernur Lu Xun memberikanku tempat tinggal di sini.” Kisahnya.

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang