Insiden Qichun

1.6K 32 0
                                    

Chapter 8 : Insiden Qichun

Dalam perjalanan ke Changsha, mereka melewati sebuah kota bernama Qichun. Kota itu dipimpin oleh seorang gubernur bernama Jin Zhong. Guan Suo mendengar desas desus bahwa Wei akan segera menyerang Wu dalam waktu dekat. Dan masyarakat Qichun sedang merasa panik karena kabar tersebut.

Maka dari itu setelah ia sampai di Changsha dan tinggal beberapa hari bersama keluarga si bocah, Guan Suo sengaja kembali ke Chengdu dengan melewati Qichun.

Di sana ia tinggal beberapa bulan untuk mengamati Qichun, berharap dirinya bertemu Xu Huang.

Ia masih ingat betul sejak ia kecil, Guan Yu mengajarinya membaca dan menulis. Sekalipun tergolong sulit untuk diajari, namun Guan Suo terus berada dekat dengan ayahnya. Sekali waktu ia melihat sang ayah sedang duduk di meja belajarnya, membaca surat sambil tersenyum dan mengangguk-angguk.

Baru disadarinya sekarang bahwa ternyata ia selalu memandangi ayahnya dari belakang. Punggung sang ayah adalah sesuatu yang menginspirasinya. Ia tidak berani menatap ayahnya langsung dari depan. Barangkali karena wibawa yang begitu besar.

Ketika suatu malam ia melihat bulan di langit, layangan pikiran Guan Suo terbang kepada sang kekasih di Chengdu. Sedang apakah dia? Saat ini malam belum terlalu larut. Apakah ia sedang memandangi bulan yang sama?

Mendadak perasaan rindu yang sedemikian hebatnya melanda hatinya. Guan Suo memutuskan untuk meninggalkan Qichun pada esok harinya.

Tidak disangka ternyata ketika ia sedang berjalan keluar kota, sepasukan kota menutup pintu gerbang kota rapat-rapat dan tidak mengizinkan seorang pun untuk keluar atau masuk. Kerumunan terlihat cemas dan sedikit panik. Namun para penduduk tidak berani melawan perintah Jin Zhong, si komandan yang menjaga kota Qichun.

Guan Suo mempertajam pendengarannya dan mendengar dari penduduk di sekitar bahwa Jin Zhong telah menakhluk pada Wei dan bersiap untuk membelot melawan Sun Quan. Akibatnya, pintu gerbang kota mau tidak mau harus ditutup rapat-rapat dan dijaga ketat agar serbuan dari Sun Quan mampu dibendung hingga bantuan dari Wei tiba.

Kembali ke kedai, Guan Suo memesan minuman dan memutuskan untuk menunggu hingga pergolakan di Qichun selesai. Ia sama sekali tidak berniat untuk ikut campur hingga akhirnya datang seorang lelaki yang disebut “Chen si Pembual”.

Tubuhnya penuh keringat sehingga membasahi pakaiannya. Ia datang dengan rambut dikuncir dan berantakan. Wajahnya dekil.

“Hoi, pembual! Baru datang kau?”

Chen si Pembual itu menyapa balik. “Hai! Ya, aku baru saja kembali.”

Chen si Pembual itu duduk di meja bersama teman-temannya. Tempat duduk mereka kebetulan ada di belakang tempat duduk dimana Guan Suo sedang asik minum sendirian. Iseng, ia mendengarkan percakapan Chen si Pembual.

Chen si Pembual ini adalah seorang pengirim surat. Maka dari itu ia bisa dengan bebas keluar masuk kota. Tapi kali ini, ia hanya boleh masuk ke dalam kota dan tidak bisa keluar lagi karena ia membawa surat penting dari Wei yang dibutuhkan Jin Zhong. Pemuda itu disebut pembual karena ia suka bercerita tentang pengalaman-pengalamannya. Sebenarnya ia sama sekali tidak membual, namun ia sangat pandai bercerita sehingga kisahnya terdengar begitu seru seperti orang yang sedang membual.

“Aku baru saja selamat dari maut!” kata Chen si Pembual dengan wajah takjub. “Sun Quan mengirim Jendral He Qi bersama Liu Shao dan Xianyu Dan untuk menyerang tempat ini.”

“Jendral He Qi? Aku tidak yakin komandan Jin Zhong mampu bertahan. Kurasa dalam hitungan hari tempat ini sudah kembali menjadi wilayah Wu.” Demikian tanggapan teman-temannya.

Dynasty Warriors fanfic : Folk-taleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang