Chapter 7

10.3K 376 26
                                    

Nando di pindahkan ke sekolah ini gara gara di sekolah sebelumnya dia berkelahi. Biasanya kasus berkelahi sanksinya adalah skorsing paling berat.
Berbeda dengan Nando, entah dia dikeluarkan atau pindah sendiri tapi yang pasti Nando telah membuat tangan seseorang hampir patah dan mendapatkan beberapa jahitan dikepala karena ulahnya.

Saat kutanya mengapa ia berkelahi, dia menjawab bahwa dia tak suka ada orang yang berkata buruk tentang keluarganya.
Dia masih bisa tahan bila orang lain mengejek dirinya, tapi dia akan memukul orang yang berkata tak sopan tentang orang yang dia sayangi.

Ibunya Nando meninggal 2 tahun yang lalu karena sakit. Ayahnya adalah seorang bussinesman yang sibuk.
Dan hubungan Nando dengan ayahnya sepertinya sedang buruk. Karena Nando merasa bahwa penyebab kematian ibunya karena ayahnya yang tak peduli dengan kondisi ibunya.

Aku jadi merasa iba denganya. Dibalik sosoknya yang begitu cuek dan pendiam dia memiliki masa lalu yang membuatnya seperti ini.

Sesuai dengan yang dikatakan tadi, kami berniat kerumahnya.

"Rumah lu dimana sam? katanya.

"Ga begitu jauh kok, tar gue kasi tau"

Kami berjalan ke parkiran. Nando berhenti disalah satu motor, mengambil kunci dan helm kemudian menaikinya.

Gila! ini beneran motornya? si Nando emang anak orang kaya.
Kalau kalian mau tau, motornya adalah Kawasaki Ninja 250 hitam legam mengkilat.
Lu emang egois ndo, uda cakep, punya cewek cantik, tajir pula.

Dia menyalakan motornya. Motornya sih keren tapi aku tak begitu suka. Selain suaranya yang menurutku cempreng, jok nya pun tidak boncengable.

Nando mempersilahkan ku naik.
Nah kan apa ku bilang. Jok nya tak begitu nyaman, tapi ya sudahlah.

Kami menuju rumahku. Aku memberikan arahan jalan mana yang bisa dilalui tanpa ada polisi karena aku tak memakai helm.

"Maju dikit lagi ndo. Rumahku yang pagarnya item." aku memberi arahan.

Kami sudah sampai. Aku mempersilahkanya masuk dan menyuruhnya menunggu diruang tamu. Aku menuju kamarku untuk mengambil apa yang kubutuhkan dan berganti pakaian.

Selesai packing aku menghampiri ibuku diruang tv. Aku pamit ke ibuku kalo aku akan bikin tugas dan mungkin akan menginap.

"Sama siapa?" kata ibuku.

"sama Nando, tuh orangnya didepan"

"Muel, kalo udah selesai langsung pulang aja ya, ga enak kalo harus nginep segala" ibuku menasehati.

"Iyaa, kalo masi sempet pulang, muel juga bakal pulang kok" kataku.

Aku mengambil helm

"Yuk ndo berangkat" ajak ku.

Nando berdiri dan berkata ke ibuku.

"Tante saya pamit dulu ya, permisi tante."

Ibuku tersenyum dan membalas mengangguk.

"Rumah lu homey banget. Sejuk gitu dan pohonnya banyak." katanya sambil keluar dari rumahku.

"Ibu lu juga ramah, apa lagi pas dia panggil lu muel, hahahha you're so cute boy! hahaha" ejeknya.

"Sialan lo!" aku mentowel kepalanya yang sudah memakai helm.

"Ohya sebelum kerumah gue, kita cari makan dulu ya. Gue uda laper nih"

"Iyee"

"Pegangan sam"

Awalnya dia melaju dengan kecepatan normal, karena ini masih di daerah pemukiman. Tapi saat menuju jalan raya dia mulai menambah kecepatan.

Boy crushWhere stories live. Discover now