Chapter 3

16.6K 528 12
                                    

"Sam?" Kata Nando menunggu jawaban dariku.

"Gu..gue..jug-... gue butuh waktu ndo."
Akhirnya aku bisa bernafas lagi setelah sekian detik menahan nafas saking groginya.

"Gue jujur juga suka sama lu sebagai temen karena elu orangnya asik. Bahkan lu udah gue anggep sebagai sodara sendiri. Makanya itu gue butuh waktu buat sendiri dulu. Lu bisa kan ngasi itu buat gue?" Dalihku.

"Hmm, oke. Aku maklum kok, lu pasti kaget banget denger pengakuan gue barusan." kata Nando lembut.

"Makasi ya ndo." ucapku sambil senyum kearahnya.

Kami kembali makan dengan hening. Engga biasanya aku menyisakan makanan. Mungkin karena tadi aku jadi ga mood buat ngehabisin.

Akhirnya kami selesai makan kemudian membayar dan masih diam.

"Ndo, gue balik duluan ya." pamitku memecah kekakuan kami.

"Gue anter yaa?" kata Nando menawari tumpangan.

"Engga usah ndo, makasi. Gue dijemput kok. Seriusan! Makasi ya, next time lu bisa anter gue lagi kok." kataku seramah mungkin sambil senyum agar bohongku tak ketahuan.

Kulangkahkan kaki ku ldengan cepat hingga terlihat sedikit berlari. Duh kenapa aku malah jadi kacau gini.

Sesampainya diruma aku langsung menuju kamarku. Ku lempar tasku asal dan kurebahkan badanku ke kasur.

Udara panas kayaknya bikin semua orang jadi ngaco. Untung kamarku sejuk jadi ini bisa mengobati rasa gerahku sedari tadi.

Kamarku tak luas memang hanya 3x4 meter, tapi ini sudah cukup nyaman menurutku. Dindingnya bercat putih gading dan biru muda, tak banyak perabot dikamarku. Hanya ada kasur, lemari pakaian dan meja kecil tumpukan buku tersusun rapi.

Kupandangi langit-langit kamarku. Pandanganku menerawang. Pikiranku melayang.

Kubayangkan kejadian yang terjadi barusan. Ini hari apa sih? bukan lagi april mop kan? aku ga lagi dikerjain kan?

Kok Nando bisa kaya gitu ya? Aku emangnya kenapa? Kok aku malah seneng Nando bilang gitu? aduh kayaknya aku mulai gila!

Kok aku jadi kepikiran Nando gini? Wajahnya, suara khasnya, aroma tubuhnya, sentuhanya.. arrggghh!!

Tarik nafas Samuel! Tenangin diri lu! Bagus. Ambil nafas lagi, hembuskan. Sekarang lu harus berpikir dengan jernih.

Aku mencoba untuk relaks. Ku tutup mataku. Mencoba untuk tidak memikirkan apa-apa.

Kuambil nafas lagi, dan kubenarkan posisiku agar nyaman. Bisa kurasakan ada tiupan angin lembut masuk ke kamarku. Ini menyejukkan.

Oke, aku sudah mulai tenang. Nafasku juga sudah mulai teratur. Mataku kini sudah berat untuk kubuka lagi. Aku sudah nyaman berbaring dikasurku.

Kubayangkan saat pertama bertemu dengan Nando. Kuperas lagi memoriku terdahulu. Tepatnya sekitar 6 bulan lalu. Dimana aku mulai mengenalnya, berbicara dengannya, dan menghabiskan waktu bersama.

Namun sekarang aku sudah merasakan gelap. Gelap yang menenangkan dan mungkin sekarang aku terlelap.




---- || ----
Maap kalo dikit , hehehe
Masih ada terusan nya kok.
Jadi bakal aku update terus.
Di komen dong biar seru. 😄

Boy crushWhere stories live. Discover now