Chapter 23

5K 323 65
                                    

"Ndo balik yuk! Uda gelap nih" ajakku.

"Iye.."

"Mana kuncinya, gue aja yang nyetir"

Dia memberikan kuncinya padaku dan akhirnya kami meninggalkan pantai setelah nando selesai berbilas.

Kini jalanan menjadi sepi, suara motor kami bersautan dengan suara alam disana. Lampu temaram jalanan menuntun kami.

Nando melingkarkan tangannya di perutku, dia meringkuk di balik punggungku. Di peluknya aku erat. Dia lelah, terbukti kepalanya telah bersandar menempel belakang pundakku.

Sengaja aku melaju dengan kecepatan normal, hanya ingin mengulur waktu agar moment seperti ini bertahan lebih lama.

Dekapannya hangat dan mantap. Jika aku bisa mungkin akan kubalas, namun tanganku hanya bisa mengusap kulit lembutnya dan tangan lainya memegang stir kendali.

~~

Beberapa hari kemudian.

Kami melanjutkan aktivitas kami masing-masing, karena besok kita sudah harus kembali ke sekolah.

Dengan tahun ajaran baru, kelas baru dan suasana baru. Jujur, aku tak sabar untuk ke sekolah. Bukan untuk belajarnya sih, tapi untuk bertemu Nando.

Tapi dengan pahit hati aku menerima kenyataan bahwa aku tak sekelas lagi dengannya karena kelas kami kembali di acak. Aku kecewa karena tak bisa duduk berdua lagi denganya, dan terlebih lagi aku tak bisa menikmati paras dan aroma yang menawan itu.

Padahal dulu aku bisa tiap hari curi-curi kesempatan itu tapi sekarang enggak. Atau mungkin karena dulu kita belum ada apa apa, makanya biasa aja, malah dulu aku keganggu karena sikap dingin nya namun saat ini, dingin itu berubah hangat.

Sekarang aku rindu padanya. Aku memang tak pernah bilang langsung. Hanya memberikan kode atau guratan kangen yang tersirat dalam setiap percakapan di chat kami.

Entahlah, seakan aku mulai addicted denganya. Pengen ketemu terus, jalan bareng, pokoknya berduaan sama Nando aja aku udah seneng. Ga pernah puas lah kalo mandang parasnya. Btw, dia lagi apa ya?

Berkali aku berikan pesan, namun tak ada balasan. Mungkin dia kecapekan. Masa bales chat aja capek, atau udah ga peduli?

Ga kerasa tinggal setahun lagi aku bisa lulus dari sekolah ini. Ga nyampe setahun malah. Ternyata memang benar kata orang, masa SMA adalah masa yang paling seru. Banyak cerita pada 3 tahun saat kamu jadi siswa, karena setelah itu bakal jadi mahasiswa. Mungkin dunia pekuliahan akan berbeda.

"Besok keluar yuk, jalan kemana gitu, nonton kek atau apalah." ajak Nando saat kita berada dikantin. Akhirnya ketemu juga, kenapa sekarang jadi aku yang rewel ya ? Padahal dulu aku bisa cuek ke dia, kena pelet apa aku?

"Ayok aja, besok habis pulang sekolah ya, langsungan aja sampe malem" kataku.

"Eh, tapi tar gue gabisa nganter lu balik ya, gue dijemput bokap" sahutnya.

"Hu um, eh cieh yang udah akrab. Nah gitu dong! Jangan jaga jarak sama bokap lu ndiri, ntar durhaka loh" candaku. Nando tertawa garing.

"Sekarang gue uda deket kok sama bokap, udah sering ngobrol malah"

"Ya baguslah kalo gitu"

Keesokan harinya.

Kami berdua sudah sampai di bioskop. Celingukan kami melihat jadwal film yang tayang sore ini.

Kalo diinget inget, kami cuma beberapa kali keluar nonton film, dulu aja gagal gegara Nando ketiduran.

"Ndo, jadinya mau nonton apa?" tanyaku.

Boy crushWhere stories live. Discover now