Chapter 9

4.3K 154 1
                                    

Hati-hati Typo bertebaran dimana-mana!

Jangan lupa Voment oke guys jangan jadi sider wae wkwkwk 😂😂

^_^ Happy Reading ^_^

Langkah demi langkah membuat rambut auburn sepunggung wanita itu beterbangan layaknya debu. Perutnya terasa mulas ketika gugup seperti sekarang. Dahinya pun mengeluarkan bulir-bulir keringat sebesar jagung.

Matanya menatap liar kesegala arah. Setiap kali melihat lelaki dengan ciri-ciri menggunakan sumpalan kuping dengan kabel putih, wanita itu selalu bersembunyi di belakang tembok agar tidak ada yang mengetahuinya. Seperti hal nya sekarang yang dilakukannya. Terasa seperti buronan negara?!

Mata hijaunya kembali meniliki wilayah sekitarnya. Setelah dirasa aman ia mulai melangkah cepat dan lebar kearah lobby.

Langkahnya terhenti ketika terlihat 2 orang berseragam hitam menunggu pintu lobby, dengan mata menajam setiap kali ada orang yang melaluinya.
Cepat-cepat Angela bersembunyi di balik spanduk berdiri yang diletakkan beberapa meter dari orang yang dihindarinya.

Badan Angela tak bisa diam. Angela pun menggigiti kukunya cemas. Bagaimana aku harus melewati kedua orang itu?

Sebuah ide langsung mencokol di kepala Angela. Angela langsung berlari kecil kearah tempat staff khusus office boy/office girl yang tadi sempat dilihatnya saat menuju lobby. Di dalamnya terdapat lemari berukuran besar dengan kotak-kotak loker setiap staff yang berukuran yang besar juga.

Kepala Angela celingukan melihat kearah sekitar. Sepi. Langsung saja tangannya memeriksa setiap loker. Banyak loker yang dikunci.

Tiba saat waktu loker diujung pojokan berhasil ia buka. Di dalam kotak loker itu terdapat sepasang seragam. Tanpa aba-aba lagi Angela memakai seragam tersebut dan menukar pakaiannya.

Seragam itu selesai dipakai di tubuh Angela. Mengapa terasa sangat pas ditubuhnya? Mungkin seragam yang dipakai milik seorang wanita.

Ditengah perjalanan menuju lobby ia tak lupa mengambil trolly alat kebersihan yang tergeletak di pinggir ruang lobby.

Huft. Hembusan nafas berat Angela yang berusaha untuk tetap tenang dan santai ketika berhasil melewati orang berseragam hitam. Saat melewatinya Angela bahkan menahan nafas dan berusaha wajahnya tak tampak tegang walaupun dibawah tekanan para pria kekar di balik seragam hitam mereka.

"Excusme, miss?" panggil salah satu pria yang kini sudah berada di belakangnya dan menepuk pundaknya. Awalnya Angela ragu untuk berbalik, namun tangan besar itu membuatnya memutarkan tubuhnya menghadap pria berkulit putih dan tinggi.

Mata pria itu menyusuri seluruh pakaian Angela. Di lain itu Angela merasakan tangannya berkeringat dingin memegang pegangan trolly yang sipenuhi dengan alat bersih-bersih.

"Miss, dimana name tag milikmu?" kali ini pria itu berbicara menggunakan bahasa inggris, yang setidaknya dapat di mengerti oleh Angela.

"Umm. Sepertinya tertinggal di dalam lokerku" suara Angela sedikit bergetar.

Kaki proposional itu langsung menendang tulang kering pria di depannya, ia takut identitasnya diketahui orang itu. Pria itu? Ia berjerit kesakitan hingga mengundang beberapa mata menatap kearahnya, termasuk temannya yang menjaga pintu.

Kejar wanita itu!!!!!! Suara teriakan membahana membelah penjuru lobby.

Setelah melakukan tendangan yang dikatakan sangat kuat untuk ukuran seorang wanita, Angela langsung berlari dengan seluruh kekuatannya menuju jalan besar. Mengabaikan  banyak suara sepatu yang beradu pantofel berkejaran mengejarnya.

MR. PERFECT ALEXANDERS (END)Where stories live. Discover now