Chapter 4

8.3K 265 1
                                    

Typo bertebaran dimana-mana!

Jangan lupa Voment oke guys jangan jadi sider wae wkwkwk 😘😘

Happy reading. 🤓

Lalu tepuk tangan riuh menggema di penjuru restaurant. Semuanya berkumpul tepat di depan panggung yang biasanya tempat untuk para penyanyi membawakan lagu.

Ditengahnya terdapat gadis berambut hitam panjang sedang berdiri di depan seorang lelaki yang sama-sama mudanya sedang berlutut dan di tangan lelaki itu terdapat sebuah cicin permata yang indah dan elegan.

Terlihat mata sang gadis berkaca-kaca, seakan tak percaya oleh lamaran orang yang dicintainya sebegini romantisnya, didepan banyak orang dan nuansa restaurant berwarna putih gading itu sudah dihias beberapa bagian. Menambah suasana romantis di pagi menjelang siang seperti ini.

Semua orang tampak menyoraki sang gadis agar menerima lamaran lelaki di hadapannya. Sedangkan disisi lain Chris, Angela, dan Grace tetap duduk di kursi masing-masing. Aura kecanggungan dan dingin menyelimuti ketiganya.

Sedari tadi mereka tak kunjung membuka suara, bahkan nyarisnya aura kecanggungan mereka tak sama sekali dipengaruhi oleh banyak orang yang saling bersorak kearah kedua pasangan muda-mudi yang sedang mengadakan lamaran di restaurant ini.

Gadis berambut hitam itu mengangguk dengan penuh air mata bahagianya, ia terlalu terharu untuk melewatkan kesaksian yang selama ini ditunggu dari kekasihnya, dan akhirnya tercapai juga. Well, siapa yang tak ingin menikah dengan belahan jiwanya, orang yang disayanginya. Tentu saja tidak ada bukan?

Chris berdehem untuk menghilangkan rasa canggungnya diantara mereka.

"Aku kesini hanya ingin bertanggung jawab atas dirimu, nona" Chris tampak serius dengan ucapannya.

Angela menaikkan salah satu alisnya menatap heran ke arah Chris yang tampak tampan dengan balutan suit biru dongker yang pas di tubuhnya sedangkan Grace malah melipatkan kedua tangannya di depan dada seakan menunggu ucapan yang selanjutnya yang akan di ucapkan oleh seorang CEO angkuh itu.

Angela tersenyum miring dan mendengus sinis. "Aku tidak perlu pertanggung jawaban dirimu, tuan. Aku hanya menganggap itu kecelakaan, atau mungkin kau bisa menganggap diriku sebagai salah satu wanita one night stand mu tuan" Angela selalu menekan di setiap kata 'Tuan' dengan nada dingin yang juga memancarkan aura gelap disekitarnya. Ia terlalu malas jika kembali berhadapan dengan lelaki brengsek. Ya, Kali ini keputusannya sudah bulat jika ia hanya menganggap kejadian yang kemaren hanya kecelakaan tak terduga dan Angela pun berusaha untuk berdamai dengan dirinya tentang itu.

Angela bangkit dan menarik tangan Grace keluar dari restaurant namun langsung dihadang oleh beberapa pengawal yang dibawa oleh Chris yang memiliki wajah datar tanpa ekspresi.

Pengawal itu tampak melirik kearah bosnya masih tetap dalam keadaan menahan Angela dan Grace, terlihat bosnya menatap kearah mereka termasuk kedua wanita cantik itu.

Angela langsung menarik salah satu dasi pengawal yang menggunakan pakaian hitam formal tepat di depannya. Ia merasa pengawal yang ia tarik dasinya memiliki Aura yang sedikit berbeda dengan pengawal lainnya, yang ia yakin maybe orang ini adalah Ketua Bodyguard milik Chris.  Angel menarik mendadak dasi hitam itu sehingga meninggalkan beberapa senti jarak diantara keduanya.

Angela menatap dengan senyuman meremehkan kepada lelaki itu tanpa rasa takut dan kobaran tanpa mengenal takut. Well memang pengawal Chris yang ini terlihat memiliki aura intimidasi.

"Aku harap kau tak berpihak pada bosmu untuk melawan ku" Ancam Angela pada pria yang tadi ditarik dasinya, namun dibalas dengan senyuman miring. Merasa terhina Angela langsung menaik kuat dasi itu sehingga pria tadi itu tenggorokannya terasa tercekat, panas dan sakit secara bersamaan. Bahkan wajahnya memerah karena kurangnya pasukan oksigen untuk paru-parunya.

MR. PERFECT ALEXANDERS (END)Where stories live. Discover now