Chapter 20 : Shania Junianatha

1.3K 29 4
                                    

"Shania, bangun udah pagi nih!"

"Apasih ma masih ngantuk niiiihhh…" kataku malas.

"Udah jam 6.15 loh... 15 menit lagi masuk sekolah..."

"APAAHHH?!"

Dengan sigap aku beranjak dari kasur kesayanganku, mandi seadanya, pake seragam ngasal, gak sarapan, dan langsung berangkat kesekolah dengan supir.

"Pak cepetan pak 10 menit lagi gerbang ditutup nih!" kataku cemas.

"Iya Non sabar"

Inilah kebiasaanku. Telat dan telat.

Sampai sekolah 2 menit lagi udah bel. Untung aja keburu. Tanpa pikir panjang aku lari-lari di koridor kayak dikejar hantu. Entah apa komentar orang, apalagi aku cukup populer di sekolah.

"Nju, pasti magernya kelamaan deh..." kata Melody saat aku tiba di kelas dan duduk di bangkuku.

"Mau sampai kapan kayak gitu Nju?" sambung Ve.

"Sampai kapan aja deh" kataku sambil minum saking hausnya.

"Mungkin dia harus punya pacar dulu biar semangat sekolah" kata Melody dengan polosnya.

Akupun langsung tersedak. Untung minumanku gak muncrat kemana-mana.

"Nju minumnya pelan-pelan" kata Ve santai.

"Melody bikin shock sih!" kataku lalu melanjutkan minum yang sempat tertunda.

"Okelah Nju... Aku gak ngomong sembarangan lagi..." kata Melody.

Bel pun berbunyi. Guru masuk dan kelas pun dimulai...

Bel istirahat, aku Melody Ve langsung ke kantin. Para MG langsung mengerubungi Melody, dan kami juga keikut dikerubungi deh.

"Misi kita mau makan..." kata Melody.

"Ganas ya fans kamu" kataku.

"Lagian, aku heran kenapa pada ngefans sama aku. Padahal aku bukan artis..." kata Melody lesu.

"Udah makan makan" kata Ve.

Kitapun makan bekal masing-masing.

"Heh, minggir donk! Ini meja punya kita" kata seorang laki-laki bersama algojo-algojonya yang tbtb datang dengan tampang seram.

"Ada hak apa ngusir kami?" tanya Melody tegas.

"Ohhh berani lawan kita, mentang-mentang banyak fans gitu? Kita juga banyak kaleee" sahut seorang algojo.

"Rafi, jangan seenaknya ya!" tegasku.

"Udah kita ngalah aja" kata Ve ingin damai.

"Inget ya, ini karna Ve!" kataku lagi.

"Oooo seorang Shania marah!" kata Rafi dengan nada menyebalkan.

Aku, Melody dan Ve pun pergi.

"Mereka selalu aja bikin ribut..." kata Melody sebal.

"Kalau bukan Ve yang bikin damai mungkin udah terjadi perang dunia ketiga!" kataku gak kalah sebal.

Saat pulang sekolah, tbtb ada tangan kuat yang menarikku. Dia menarikku sangat cepat dan kuat hingga aku tak tahu wajahnya. Aku dibawa sampai belakang sekolah, tempat paling aman dan rahasia di sekolah ini yang bahkan gurupun tidak mengawasi anak-anak disini.

"Welcome Shania..." kata orang yang menarik tanganku. Iapun melepaskan tangannya dan membalikkan badan ke arahku.

"Rafi! Ngapain kamu?!" teriakku.

JKT48 Love BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang