Part 4

127 20 0
                                    

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan Celsiy, mengapa akhir ini dia sering melamun" tanya Rangga pada dirinya sendiri

*****
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"JANGAN... JANGAN" teriak seorang gadis ketakutan.

"Kau selanjutnya" desis si pembunuh

"Siapa kau, apa yang kau inginkan?" tanya gadis itu

"Aku menginginkan jantung mu" balas si pembunuhan.

"TOLONG TOLONG" teriak sang gadis meminta pertolongan.

"Berhenti berteriak!" bantah sang pembunuhan dengan nada marah.

"Aku hanya ingin mengambil jantungmu!" Pekik sang pembunuh.

"Apa pesan terakhir mu sebelum jantungmu kuambil?" tanya sang pembunuhan.

"Apa maksudmu?" tanya sang gadis.

"APA PESAN TERAKHIR MU!" Teriak sang pembunuh.

Hum hum.

gadis itu mulai mengeluarkan air matanya.

"Oh ayolah, jangan menangis" disis sang pembunuh.

"Aku menangis bukan karena aku takut mati" Ketus sang gadis.

"Lalu?" Tanya sang pembunuh.

"Aku kasihan pada mudik!" Balas sang gadis.

"Kau tidak perlu mengasihani ku" Pekik sang pembunuh.

Tania ingat tujuan awalmu kesini

Bisikan dari seseorang entah itu siapa

"sudah cukup dengan basa-basi, sampai dimana kita tadi. Ow apa permintaan terakhirmu.

"Aku berharap tidak ada manusia seperti mu di dunia ini yang, tidak memiliki belas kasihan.

"Hahahh Sayang itu mustahil" balas sang pembunuh sambil tertawa keras.

Pembunuhan itu menusuk sang gadis

"Aaaahhh" teriak sang gadis.

Pembunuh itu menusuk perut gadis itu dengan pisau yang sangat tajam.

"Aap pa yyy ang kammm u inginkan?" Tanya sang gadis terbata-bata.

"Aku menginginkan jantung mu" balas sang pembunuh.

"Saat aku mati aku akan menghantuimu, ingat itu"

Sang pembunuh mengambil pisau lalu merobek dada gadis itu dengan pisau.

"Maafkan aku" Pekik sang pembunuh sambil menjatuhkan pisau yang ia pegang.

"Akkku tiidak akaaaan memaafkaaanmuu" Ketus sang gadis.

"Kau tidak boleh melihat kematian mu"

Pembunuh itu hanya tidak ingin gadis itu melihat kematiannya.

Pembunuh itu kemudian mengambil pisau yang tadi ia jatuhkan tadi.

"APA YANG INGIN KAMU LAKUKAN LAGI" teriak sang gadis.

Pembunuh itu menjambak dengan kasar rambut sang gadis.

Pembunuh itu mendekatkan pisau ke leher sang gadis.

Tis

Suara tebasan pisau itu.

Sebelum suara tebasan pisau itu sang pembunuh mengambil terlebih dahulu jantung sang gadis.

Setelah mengambil jantung sang gadis.

pembunuh itu beranjak pergi meninggalkan sang gadis yang terkapar di tengah jalan tak bernyawa.

"Celsy bangun udah pagi bangun sayang" teriak mami celsiy.

"Aaggghh" geram celsiy. "Menyebalkan" sambil mengendus ngendus dara yang ada di tubuhnya.

bau yang tidak asing lagi bagi celsiy yaitu bau darah.

Selesai membersihkan tubuhnya yang penuh dengan darah, celsiy langsung bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.

"Mi papi mana?" Tanya Celsiy. "Papi udah pergi kerja" jawab mami celsiy.

"Lah terus siapa yang nganter Celsiy ke sekolah?" Seru celsiy dengan nada kesal.

"Tu... jemput celsiy udah datang" tunjuk mami celsiy kearah liar gerbang rumah Celsiy.

"Hah Rangga, why?" Pekik Celsiy heran
"Kenapa harus Rangga si mi" tanya Celsiy kesal

"Mami ngerti kok tapi ini saatnya kamu harus menjelaskan pada Rangga" jelas mami Celsiy

"But mam" seru celsy tidak mau menerima apa yang dikatakan maminya.

"Nggak usah pake tapi tapi, tuh Rangga udah nungguin dari tadi." Seru mami celsy yang kedua kalinya.

Mau nggak mau celsy harus menurut kata maminya.

"Ok mi" ucap Celsiy pasrah.

Aku bukan tidak mau memberitahukan apa yang telah terjadi dengan gue setahun yang lalu.

"Gue pasti akan memberitahukan hal ini ke lo ga tapi gue cuma nungguin time yang tepat aja."

Ucap Celsiy dalam hati kecilnya dan melirik ke arah Rangga yang duduk disebelahnya

"Omg...." ucap Rangga agak terkejut

"Ada apa Ga?" tanya Celsiy heran dengan sikap Rangga yang tiba-tiba berteriak.

"Lo tau nggak hari ini ada korban lagi!, dih serem banget dia dibunuh terus diambil jantungnya."tutur Rangga menjelaskan

"Hah? pembunuhan lagi!" Seru Celsiy tak percaya


"Siapapun yang masukan itu semoga dia dibalas dengan balasan yang setimpal" jelas Rangga mendoakan orang yang membunuh

"Bagaimana bisa orang itu melakukan hal sekeji itu, dia membunuh orang yang tidak bersalah." Ketus Celsiy kesal

Sepanjang perjalanan Rangga hanya membahas tentang pembunuhan saja

*****

Makasih buat yang udah baca
Bagian ini semoga kalian suka dengan bagian ini

Se you
💖

The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang