Topeng Cinta

324 6 0
                                    

"Konon katanya ada seorang cewek di jaman nenek buyut gue yang jelek jelita"

"Jelek jelita? Maksud lo apaan tuh? Tuh cewek jelek tapi lo bilang jelita. Lo ngarang, Kirs! Jangan – jangan lo mo nipu kita – kita" protes Louise yang didukung Marie.

"Enak aja lo – lo pada! Serius nih! Jelek itu maksud gue tuh, muka tuh cewek jelek banget. Saking jeleknya. Jeleknya itu bagus banget. Makanya gue bilang jelita. Ngerti ga sih lo pada?!"

Kedua sahabatnya mengangguk ngerti. Walaupun tampang mereka tampak blo-on.

Sedang dalam hati Kirsi bersorak gembira. "Emang enak gue kibulin! Dasar cewek! Percaya aja kata gue. Blo – on.... blo – on aja dipiara"

Marie dan Louise mengernyit dahi melototi Kirsi, cewek tomboy dan jahil itu. "Kirs, kenapa senyum – senyum gitu? Kapan terusin cerita lo itu? Kirs...!!!"

"He – he – he...sori deng! Gue teringat sesuatu yang lucu gitu" ucap Kirsi cengengesan. " Denger yah, ceritanya bakal gue lanjutin. Nah, cewek jelek jelita itu kagak pernah pacaran. Jomblo until 20 tahun. Trus suatu saat ada pesta topeng di rumah seorang pria tampan yang kaya raya. Cowok itu bernama Leon, teman sekelas cewek itu."

"Cewek itu siapa namanya, Kirs? Sedari tadi lo belum nyebut nama dia. Bingung kita nih!" protes Louise.

He – he – he, tanpa muka dosa, Kirsi cengengesan. "Nyantai aja kali! Nih, bakal gue sebut. Nama cewek itu Rosi. Rosi Rosana Diorga. Singkat cerita tuh cewek hidup miskin tinggal bersama neneknya. Nah, pas tahu ada pesta itu. Undangannya terbuka untuk para cowok cewek. Hati Rosi tuh sedih"

"Kenapa memangnya?"tanya Marie.

"Gimana sih lo. Dia itu ngerasa minder karena jelek jelitanya itu."

"Trusss..." kompak Marie dan Louise.

"Neneknya itu baik banget. Ternyata neneknya tahu masalahnya Rosi. Trus neneknya memberikan sebuah topeng untuk dipakainya ke pesta Leon. Trus...dipakainya ama Rosi."

"Trus apa yang terjadi?"tanya Marie tak sabar mendengar kelanjutan cerita Kirsi.

"Tuing...Tuing....Tuing.... Rosi-pun berubah cantik seperti seorang putri yang cantik jelita. Sang cowok tampan pun jatuh cinta kepadanya. Dan akhirnya merekapun menikah dan hidup bahagia untuk selamanya."

"Trusss"

"Tamat deh..."

"Yah, ga seru!!! Udah biasa!"ucap Louise dan Marie kompak.

"Bodo amat! Siapa suruh dengerin gue cerita" sahut Kirsi cuek lalu ngeloyor pergi gitu aja meninggalkan dua sahabatnya itu.

 Siang yang begitu panas bagai dipanggang oven, tak membuat seluruh penghuni SMA X takut berkumpul di lapangan basket hanya karena menanti sebuah pengumuman penting dari Bapak Kepsek tercinta.

"Sekolah kita akan mengadakan pesta topeng, yang akan diadakan di Aula sekolah minggu depan. Jadi, kalian semua harus datang dan mempersiapkan diri sebaik – baiknya"

"Hore...! Otre Pak!" sorak mereka gembira.

Lousie dan Marie mulai merancang apa saja yang akan dipakai mereka nantinya di pesta topeng sekolah. Beda dengan Kirsi yang tampak nyantai saja. Gak perduli sama sekali. Toh, dia gak pernah memasukkan pesta topeng yang selalu diadakan tiap tahun itu kedalam kamus gaulnya.

"Kirs, lo datang?"tanya Marie.

"Ogah ah!" jawab Kirsi cuek.

"Kirs?!" Marie dan Louise heran.

Mulut Kirsi manyun. "Gue ga tertarik sama sekali. Gak penting kali!"

"Bagus juga ga datang. Jadi gak ada yang merusak acara pesta topeng nanti. Lo itu emang ga pantas!"

"Apa lo bilang! Enak banget lo ngomong! Lo pikir gue apaan? Setan apa?! Heh gue bukan troblemaker, Zan!" semprot Kirsi pada pemilik suara sindiran itu, Erzan.

Erzan, cowok berkacamata minus itu tersenyum sinis seraya memandang mata melotot Kirsi. Si jenius jagoan fisika itu mendekatkan wajahnya ke depan Kirsi. "Nah, kalo sadarkan bagus. Saya rasa gak perlu marah, Kirs"

"Apaan sih elo! Lo....." ucapan Kirsi terpotong karena Erzan pergi begitu saja dengan nada menyindir lagi.

"Cewek yang gak peduli adalah cewek yang ga punya cinta" sindir musuh bebuyutan Kirsi.

"Sebel....!" teriak Kirsi begitu sampai di rumah. "Erzan! Awas lo! Lo pikir gue gak pantas apa! Gue akan buktiin ke elo"

Sejak saat itu diam –diam tanpa sepengatahuan kedua sohibnya, Kirsi menyiapkan segalanya untuk ke pesta topeng nanti.

Tiba harinya. Tiba – tiba topeng yang telah disiapkan Kirsi rusak digilas truk gandeng waktu pulang sekolah pas menunggu angkot di halte. Akhirnya Kirsi mengadu pada neneknya.

"Nek, Kirsi sedih. Topeng Kirsi ancur. Sedangkan acaranya nanti malam, Nek. Bantuin Kirsi dong. Kan Kirsi cucu Nenek semata wayang"

"Sudahlah, jangan menangis cucuku. Nenek punya satu cara."

"Apa itu?"

"Gila, gue gak nyangka nenek punya topeng dansa ini. Thank God. Awas lo Zan, Gue buktiin kalu gue pantas " gerutu Kirsi begitu tiba di sekolah. Yah, meskipun datang terlambat tetapi demi membuktikan bahwa ucapan Erzan itu salah, Kirsi tetap keukeuh bela –belain untuk hadir di acara pesta topeng sekolah.

Pesta topeng telah dimulai. Meriahnya minta ampun. Kostumnya keren – keren abis. Acaranyapun isinya keren.

Namun sesaat aula terasa hening. Ketika Kirsi berdiri di pintu aula.

"Hai, semua. I'm coming. Kirsi!"

Setelah keterkejutan itu, seisi sekolahpun kembali menikmati pesta topeng.

"Dimana Marie dan Louise ya? Bingung gue. Pada make topeng sih. Duh, gimana nih." Matanya memandang setiap sudut aula. "Uh kesal! Mendingan gue nyari Erzan, cowok kurang ajar itu!"

Tapi belum sempat Kirsi melangkahkan kakinya. Seorang cowok berjas hitam menghampirinya.

"Heh, nyingkir gak lo dari hadapan gue!"

"Hm, lumayan. Berani juga kamu datang"

"Erzan!" Kirsi terkejut ternyata cowok dihadapannya itu adalah Erzan.

"Karena kamu sudah datang dengan kostum cantik dan topeng yang unik. Jadi kamu harus berdansa denganku malam ini"

"Apa?! Zan, lancang amat lo!"

Tanpa mendengar komentar Kirsi, Erzan meraih tangannya untuk diajak berdansa di lantai dansa.

"My Story 2" ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang