BEO, I LOVE HIM

776 10 0
                                    

"BANGUN GADIS PEMALAS!!!"

Teriakan burung Beo yang digantung diluar jendela kamarku terdengar keras mengusik jalannya mimpiku yang indah. Sial! GARA – GARA BURUNG BEO PAPA!!!!

Aku terbangun seketika dan melotot pada burung beo bersangkar biru dengan berondongan peluru benci. Dan serasa INGIN BERNAFSU MENGINJAK – INJAK SELURUH TUBUH KECILNYA ITU>

Sayangnya, beo bernama Jeko itu adalah beo kesayangan Papa. Jika tidak!!!! Mungkin nasibnya entah bagaimana saat ini.

Kemudian aku beringsut dari atas tempat tidurkua tanpa melepaskan pandanganku dari beo bermuka sombong itu.

"Gadis Pemalas! Gadis Pemalas!" Kicauan bernada ejekan itu terus mengusik telingaku. Kian lama kian panas. Akhirnya aku putuskan untuk melemparkan pisau buah yang terletak di atas meja belajarku. Tapi...

"Arvi, bangun! Sudah pagi. Gak pergi ke gereja, sayang? Mama sudah siapkan sarapan dibawah. Nanti turun ke bawah yah. Papa dan mama menunggu"

"Iya ma. Bentar lagi"

Mendengar suara mama, aku urungkan niatku untuk menancapkan pisau buah itu ke beo kurang diajar itu. Beo, mungkin lo bisa selamat hari ini. Tapi lain kali, awas!!!

Sebelum aku keluar dari kamar dan menutup pintu, aku masih mendengar beo itu berkicau mengejekku.

"Gadis Jelek!!! Gadis Pemalas!!!"

Huh!!! BEOOOOO....

"Tumben bisa bangun cepat sayang? Biasanya menunggu matahari meninggi baru kamu mau bangun. Ada apa nih?" tanya Papa begitu aku melahap nasi goreng yang dihidangkan mama di meja makan.

Mulutku manyun. "Gara – gara Jeko, Pa. Masak aku dibilang gadis pemalas. Jadi bangun deh Arvi"

Mama dan Papa tersenyum geli saja. Duh sedih banget kalau ga ada yang dukung. Yang ada di ketawain aja.

Yah, secara aku ini anak tunggal yang tinggal dalam keluarga yang selalu berpindah – pindah. Jadi aku ga punya pendukung sama sekali. Dan hanya Jeko-lah, burung kesayangan Papa yang selalu dibawa pindah ikut serta.

Mo tahu ga, kenapa Jeko dapat mengatakan "Gadis Pemalas". Yah, siapa lagi kalo bukan Papa. Secara aku susah banget bangun pagi. Trus karena Papaku sudah biasa memanggilku gadis pemalas. Dan kebetulan si Jeko berada di dekat jendela kamarku selalu. Yah, pastilah setiap pagi dia mendengarnya. Jadi hapal deh si Beo Jeko. Sementara aku menjadi meradang!

Itulah sejarah Jeko berkicau 'Gadis Pemalas'.

Huaaa....haa

Tubuhku menggeliat sehabis terbangun dari tidurku yang nyenyak. Tidurku sangat nyenyak. Tanpa gangguan apapun, termasuk dari Jeko.

Kemudia ekor mataku mencari sosok beo jahil itu, ketika aku teringat padanya. Lho kemana Jeko? Kok ga ada didalam sangkarnya? Apa dia dimandiin Papa? Tapi kayaknya ga mungkin deh. Kan biasanya Papa mandiin Jeko sore hari, sepulang kerja. Jadi kemana Jeko? Jangan – jangan???

HILANG !!!!

Aku harus beritahu mama.

"Mama...!!! Jeko hilang!!!"

Ga pake nyuci muka atau ganti baju. Aku langsung lari terbirit – birit mencari mama. Ke dapur, ga ada. Ke kamar mandi, ga ada. Ke kamar tidur, juga ga ada. Tempat terakhir, taman juga ga ada. Dimana mama disaat Jeko menghilang?!

Masak sih aku mencari Jeko sendirian. Kan baru kemarin aku dan orang tuaku pindah ke rumah ini. Tentunya aku belum mengenal daerah lingkungan sekitar rumahku ini. Bagaimana ini?

"My Story 2" ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang