P.5 - Tahu Diri

23.8K 664 15
                                    

haloo selamat malam. maaf ini ngaret banget dan terimakasih yang sudah vote dan bercuap-cuap di dalam kolom komentar, di tunggu lagi yah hahaha. dan maaf juga kalau part ini sangat sangat mengecawak hehehe. silahkan dibaca :)

-----------------------

Farlant POV

              Sudah dua minggu setelah kejadian dimana aku mencium bibirnya, merasakan dirinya menegang saat sentuhan ringan dari bibirku menelusup masuk dengan lancang kedalam rongga mulutnya. Dan lusanya, aku malah bertemu lagi dengannya. Aku mencoba untuk menghindarinya dengan caraku sendiri, membuatnya membenciku mungkin adalah hal yang tepat.

              “Sayang, kita harus kerumahku sekarang. Viska dan Raissa sudah berada di sana. Mama dan Papamu sedang berada di perjalanan.” Ergh. Kebiasaan sekali gadis ini masuk ke dalam ruanganku tanpa memberikan salam.

              “Lalu, apa hubungannya denganku?” Aku bangkit dari kursi empuk yang beberapa bulan lalu resmi menjadi milikku.

              Khanza berdecak kesal, menghampiriku dan berdiri di depanku. “Kau lupa? Ini pernikahan kita dan kita harus berada di sana untuk membicarakan langsung konsep pernikahan kita pada Viska nantinya.” Terdengar nada kesal disana. Aku tak perduli, bukan aku yang menginginkan pernikahan ini tapi keluargaku dan juga kerluarganya. Oh iya, aku lupa ini juga keinginan Khanza.

              “Khanza, bukankah Viska sudah mengetahui betul bagaimana konsep pernikahan yang kau inginkan? Lagian, dia mau mengurus konsep yang mana lagi?” pertanyaan itu membuat Khanza mendelik kearahku. Ya Tuhan, apa ini godaan sebelum menjelang acara pernikahan kami seminggu lagi?

              “Kau ini kenapa sih? Niat tidak menikah denganku?” Tanyanya dengan nada kesal. “Aku hanya ingin kita berdua disana. Melihat kerja Viska yang menerapkan konsep diimajinasinya dengan dunia nyata. Itu saja. Kenapa kau tak mau melihatnya?” Baiklah. Khanza benar-benar marah sekarang. Aku malas jika harus beradu mulut dengan seorang gadis. Kuputuskan untuk mengindahkan keinginannya.

***

Viska POV

              Hari ini aku harus menebalkan hatiku agar tak rapuh. Benteng itu sudah kubuat sedari beberapa minggu yang lalu dan tak akan kubuat runtuh dengan mudahnya karena aku akan bertemu lagi dengannya di hari ini.

              Dengan ditemani Raisaa, aku memberanikan diriku melangkah masuk ke dalam sebuah rumah mewah bak istana di negeri dongeng. Pantas saja gadis itu meminta konsep pernikahannya seperti di negeri dongeng, rumahnya yang mewah ini saja sudah mewakili konsep utamanya.

              Mataku kini dimanjakan dengan pemandangan super cantik di taman belakang rumah Khanza yang super besar itu. Rumput yang hijau menjadi alasnya, bunga penuh warna-warni yang ada di setiap sudut taman dan sepertinya bukan pekerjaan yang sulit untuk mendekorasi taman ini menjadi sebuah resepsi pernikahan seperti di negeri dongeng.

              “Raissa, Viska.” Aku langsung menoleh saat mendengar namaku disebut begitupun dengan      Raissa yang berada di sudut taman, melihat bunga anggrek berwarna ungu yang menempel di pohon.

              “Bibi Martha.” Raissa langsung berlari kecil menuju wanita yang sudah memasuki usia setengah abad itu sementara aku hanya tersenyum tipis dan mengikuti langkah kaki Raissa. “Bibi, aku merindukanmu. Bagaimana kabarmu Bi?” Tanya Raissa saat gadis itu sudah melepaskan diri dari Bibi Martha.

              Aku memberikan senyum tipisku pada Bibi Martha saat aku sudah berada di belakang Raissa. “Bibi baik. Kalian bagaimana? Sudah lama sekali kita tak bertemu.”Bibi Martha seperti mengingat pertemuan terakhir kita.

Jodoh Pasti BertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang