Chapter 3 G-rian pic

24.2K 776 18
                                    

-------------- Chapter 3 --------------

Aku kembali kali ini aku memberikan G-rian pics...

Aku merasakan pagi ini begitu tenang dan tidak seperti biasanya aku mendengar bunyi panci yang begitu ribut dan suara masak terdengar dari dapur tapi kali ini aku tidak mendengarnya aneh sekali, kemana bibi May,tanyaku dalam hati (info : bibi May adalah caraku memangggil pembantuku). Aku turun menuju lantai satu dan aku haya diam melihat banyak titik – titik atau noda - noda darah berada di lantai rumahku, darah itu menuju ke suatu arah lalu aku mengikuti noda darah itu sampai aku menemukan seorang laki – laki berwajah pucat di dapurku dalam posisi setengah terduduk dan tubuhnya bersadar didinding dapur sehingga didinding itu memiliki noda darah, spontan aku berteriak "AAARRRRRGGGGHHHHHHHH!!!!" teriakku, dengan segera aku menutup mulut begitu aku tersadar laki – laki itu melirik ke arahku yang sedang berdiri tepat didepanya.

Dengan nada kesal dan menahan sakit "bisakah kau membantumu dan tidak berteriak" sambil memegangi perutnya yang terus mengeluarkan darah sehingga membuat kemeja yang ia kenakan berubah menjadi merah.

"kau s-siapa?" tanyaku gugup

"nanti saja aku jelaskan, sekarang aku benar – benar membutuhkan bantuan bisakah kau membantuku?" katanya sambil menahan sakit.

Aku langsung menghampiri dan membantunya berdiri sambil memapahnya, aku segera membawa dia ke kamar tamu yang terletak di lantai satu, begitu kami sampai dikamar tamu, dia langsung menutup pintu kamar dan membuka kemejanya yang penuh dengan noda darah.

"ARGGGHHH!!! Apa yang akan kau lakukan?" tanyaku sambil menutup mataku dan menghadap terbalik sehingga memunggunginya.

"hei kau, jangan berpikir yang tidak – tidak, aku hanya ingin membuka kemejaku yang kotor oleh darah ini" katanya sambil menaruh kemeja itu dilantai, aku segera membalikan tubuhku begitu mendengar dia tidak akan melakukan apapun sambil mengusap – usap dadaku karna lega, tapi aku langsung terkejut begitu melihat luka sobekan di perutnya yang cukup parah sehingga membuat darah terus keluar dari luka di perutnya, dengan segera aku keluar kamar dan mencari kotak obat yang ada dirumah, dan aku menemukannya diruangan kosong di bawah tangga segera aku masuk ke kamar tamu dan menyuruhnya untuk berbaring ditempat tidur lalu aku  mengeluarkan isi dari kotak obat yang kubawa, dengan sigap aku mengelurakan kapas cukup panjang dan membasuh kapas itu dengan cairan alkohol lalu membersihkan luka itu, perlahan darah itu berhenti mengalir, begitu berhenti aku mengambil kapas baru yang cukup panjang dan membasuhnya dengan cairan alkohol lagi dan menempelkannya ke luka laki – laki itu.

"assshhhhh, tidak bisakah lembut sedikit, itu sangat meyakitkan" keluhnya

"aku sudah lembut, tapi memang akan terasa sakit jika terkena alkohol, sekarang duduklah dan tolong pegang kapas ini" jawabku, sambil menyuruhnya untuk memegangi kapas yang ku tempelkan dilukanya, dan aku memberinya perban agar kapas tadi tidak terjatuh saat aku menggulung perban di perutnya aku menyuruhnya untuk memegangi kapas itu, saat aku menggulungkan perban itu ke perutnya aku bisa merasakan perut yang sixpack, dan deg... deg... deg... kenapa ini, kenapa jantungku berdetak begitu kencang, karna aku mulai merasa gugup entah di sebabkan oeh apa jadi aku mempercepat menggulung perban itu, tapi kenapa rasanya hatiku malah merasa bersalah ya...

"selesai" kataku

"baiklah, terimaksih aku berhutang budi padamu" katanya sambil tersenyum

"apa yang membuatmu, bersimbah darah? Dan apa kau melihat pembantuku, lalu bagaimana kau bisa masuk kerumah..."belum sempat aku melanjutkan pertanyaanku dia sudah membekap mulutku.

Dengan wajah serius "jangan berisik ada yang datang" sambil membekapku dan membuka pintu sedikit untuk mengintip, "apa kau mengenal wanita gemuk itu" tanyanya dengan mengangkat sebelah alisnya.

i'm your mateWhere stories live. Discover now