13. Kebohongan yang Terungkap

579 116 28
                                    

Kalau biasanya Gyna selalu datang agak telat ke acara kumpul-kumpul yang diselenggarakan di rumah kakak iparnya, kali ini perempuan itu justru datang satu jam sebelum biasanya orang-orang berdatangan.

Arumi yang membukakan pintu, langsung menghilangkan seluruh ekspresi yang menghiasi wajahnya begitu mereka saling menatap, tidak berekspektasi sebelumnya kalau yang pertama datang adalah perempuan itu, orang yang tidak pernah bersinggungan langsung dengannya selama dua kali mengikuti acara ini.

Bukan di acara sebelumnya, Gyna menunjukan reaksi keberatan ketika Megumi mengajukan saran bahwa acara kumpul-kumpul kembali dilaksanakan sebulan sekali? Lantas mengapa sekarang perempuan itu menjadi orang pertama yang hadir kali ini?

Dalam bayangan Arumi, Saskia atau mungkin Megumilah (saudara Reigan dan Laras yang menjadi favoritnya) yang datang saat mendengar suara deru kendaraan memasuki halaman, makanya dirinya sendiri yang memutuskan untuk membuka pintu.

Ternyata yang datang bukan keduanya. Arumi menyesal telah dengan semangat berniat menyambut kedatangan orang pertama yang datang tersebut.

Bukan hanya Arumi yang tidak memasang ekspresi sama sekali, wajah Gyna tidak kalah datar menatap Arumi.

Belum sempat Arumi membuka suara, derap langkah dari arah belakang tertangkap indra. Secara bersamaan, perempuan di depan Arumi itu mengubah raut wajahnya menjadi sumringah. Arumi mengurungkan niat yang ingin menyapa hanya sekadar untuk berbasa-basi dan beramah-tamah kepada tamu.

Ia langsung mengatupkan bibir kembali dan ikut menoleh ke arah yang sama dengan yang Gyna tatap, pada wajah Reigan yang tengah melangkahkan kaki dengan kedua sudut bibir terangkat ke atas sehingga matanya terdorong membentuk bulan sabit.

"Gyna, kamu datang lebih awal?" ucap pria itu begitu jarak di antara mereka semakin terkikis.

"Iya Mas. Soalnya aku bawain ini ...."

Gyna menatap sisi kiri tubuhnya, pada tiga food container berkapasitas dua liter yang ditumpuk menjadi satu dengan wadah lebih kecil lainnya yang terletak paling atas. Keempat wadah itu dipegang begitu erat dengan tangan kiri dan dihimpit di antara pinggangnya agar tidak terlalu berat. Bergantian menatap tangan kanan yang menggenggam gagang termos makanan berukuran cukup besar.

Arumi baru menyadari bahwa ternyata Gyna membawa barang bawaan, ia dan Reigan kemudian sama-sama menatap apa yang perempuan itu tunjukkan.

"Apa itu Gyn?" tanya Reigan penasaran, mewakili apa yang ingin Arumi ketahui juga.

"Sini kasih Mas!" lanjutnya seraya langsung mengambil alih benda di tangan kiri Gyna yang terlihat lebih kerepotan daripada tangan kanannya, kasihan melihatnya terlihat keberatan membawa benda-benda tersebut.

"Soto Mas, kalau itu isiannya, buat dimakan sama-sama nanti," ucap perempuan itu seraya menunjuk benda yang sudah berada di tangan Reigan. Ia kemudian sedikit mengangkat termos dalam genggamannya. "Nah, kalau ini kuahnya."

"Kalau yang paling atas itu ...." Gyna kembali menunjuk wadah di tangan Reigan, kali ini lebih spesifik menunjuk wadah berukuran paling kecil berwarna ungu. "Itu Rendang yang Mas request, buatan Ibu khusus buat Mas."

Kalimat terakhir yang Gyna katakan, sontak membuat tubuh Arumi sedikit tersentak dengan kening yang otomatis mengernyit, mengundang benaknya untuk bertanya, memang kapan, di mana, dan dalam rangka apa Reigan minta dibuatkan rendang kepada mantan ibu mertuanya?

Perasaan kesal seketika Arumi rasakan. Setiap hari ia tidak pernah absen bertanya kepada Reigan mengenai makanan apa yang ingin dimakannya, tetapi pria itu selalu menjawab terserah. Secara bersamaan kini ia mendengar bahwa suaminya itu meminta dibuatkan makanan kepada orang lain dengan menu yang spesifik. Siapa yang tidak akan merasakan apa yang dirinya rasakan saat ini?

We Are CheatersWhere stories live. Discover now