6.b Kecewa

502 81 0
                                    

"Tapi dari wajah Arumi yang merah, gue tebak sih performa Reigan nggak menurun sama sekali, malah semakin gacor!" sahut Bumi mengabaikan kehebohan pasangan suami istri itu.

Saskia terkekeh mendengar sahutan suaminya. "Ya gimana nggak gacor Mas si Reigan, setelah lima tahun akhirnya buka puasa juga!"

Perempuan itu menatap Reigan dengan kedua alis yang naik turun menggoda. "Iya nggak Rei? Apalagi Arumi masih muda dan fresh."

Sementara Reigan yang sudah menduga akan mendapatkan godaan seperti ini, hanya menggeleng-geleng kepala pasrah mendengar sahut-sahutan mereka. 

"Pasti bisa banget ngimbangin Reigan!" sahut Adina, tidak mau kalah menggoda pengantin baru tersebut.

"Jangan ditanya itu mah, gue pas seumuran Arumi juga kuat banget beronde-ronde!" jawab Saskia.

"Lah emang sekarang udah nggak kuat, Sas?"

"Sembarangan! Ya kuat lah, cuma kalo sekarang baru melorotin celana, Julian udah ketok-ketok pintu, kepaksa tunda dulu buat nyamperin dia, ternyata dia bilang harus bawa rumah-rumahan dari 1000 stik es krim buat tugas sekolahnya, dibawa besok pula. Apa gak langsung turn off? Boro-boro mikirin lanjut ngewong, yang ada stres harus nyari ke mana 1000 stik eskrim jam 11 malem, gak tahu cara buatnya juga!"

Mendengar cerita Saskia, sontak saja orang-orang di sana tertawa mengasihani. Elang yang menghentikan tawa lebih dahulu. "Shit, mana relate banget lagi! Kaleandra juga pernah kelupaan harus bawa kerajinan dari tutup botol bekas, tapi baru bilang sebelum dia tidur kalau dia harus bawa itu besoknya karena baru inget punya tugas itu!"

"Asli, sejak Chiki masuk sekolah gue rasanya gak pernah tenang mau berduaan sama ibunya, setiap mau berduaan pasti ada aja tugas sekolah yang kelupaan dia kerjain.

"Nah, Rei sama Rumi mending untuk sementara waktu kalian jangan dulu ngerencanain punya anak. Berduaan aja dulu, fokus pacaran. Punya anak mah nanti aja, gampang!" Nasihat Bumi sebagaimana ia dan orang-orang tahu kalau Arumi dan Reigan menikah karena perjodohan meski keduanya menginginkan satu sama lain.

"Sepakat!" sahut Saskia. "Puas-puasin dulu deh kalian pacaran, nyobain semua gaya, nyobain semua tempat ... dapur, kamar mandi, ruang kerja, kantor Reigan ... sebelum nanti gak bakal sempat kalau udah ada anak.

Wajah Arumi yang memerah mendengar guyonan-guyonan dari saudara-saudara suaminya tersebut, semakin memerah hingga ke telinga dan lehernya mendengar kalimat Saskia.

Ini pertama kalinya ia mendengar secara langsung guyonan orang yang sudah menikah. Arumi bahkan sampai mengira guyonan orang dewasa yang katanya selalu panas tersebut adalah dongeng belaka, ternyata memang begitu adanya. 

Ia hanya bisa menyimak saja, tidak berani menyahut karena masih sedikit canggung. Mengangguk atas nasihat dua suami istri itu.

Rencananya memang begitu ... pada awalnya Reigan yang meminta mereka menunda memiliki momongan, tetapi ia juga langsung setuju karena merasa ia juga belum siap untuk memiliki anak.

Bulan yang sedari tadi sama-sama menyimak, melihat wajah Arumi yang sudah seperti kepiting rebus, akhirnya buka mulut untuk menegur. "Huss, udah jangan digodain terus, liat tuh wajah Arumi sebentar lagi gosong!"

Ia tahu bagaimana rasanya digoda seperti itu, jelas saja sangat malu dan membuat merasa tidak nyaman. 

"Iya, deh!" ucap Saskia. "Lagian pasti sebenar lagi para jomblo sampe ke sini, jangan sampe mereka denger terus ngiler juga!"

"Eh iya, Megumi, Rakan, Gyna sama Maudya mana ya? Perasaan nggak nyampe-nyampe!"

Dari perkataan Alam barusan, Arumi tahu bahwa perkumpulan mereka saat ini masih belum lengkap. Arumi tidak sabar bertemu dengan keempat orang itu, pasti pendopo yang tengah mereka tempati ini semakin ramai dengan kedatangan mereka.

We Are CheatersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang