03.Pertama kalinya⚠️18++⚠️

2K 47 2
                                    

hello pembaca, sebelumnya mimin saranin ke kalian ampe seterusnya buat jangan lupa follow n pencet logo bintangnya ya, karna berpengaruh bngt buat mimin biar semangat up!!

☆☆☆

"Hmphh!! Sialan!! Jijik banget!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmphh!! Sialan!! Jijik banget!!." Bentak Erlangga saat merasakan benda kenyal bibir lembut Arlan menyentuh bibirnya.

Jelas bagi Erlangga itu jijik, kar'na ini pertama kalinya. Jika di ingat ia bahkan belum pernah di cium tepat di bagian bibir merah alaminya. Itu begitu berharga, dan sekarang bibir yang selalu dijaganya di ambil oleh Arlan.

"Apasi? Lagi pula lo ciuman sama gw kan? bukan Roh itu?." Tanya Arlan sambil terus menerjang kedepan mencium Erlang yang hampir kehilangan nafasnya.

Roh itu melihat suasana menggelikan, Mau tak mau, Roh itu perlahan-lahan menghilang.

"Wait!! Tunggu!! Tunggu, Roh nya udah ilang tuh, Udah lepasin gw!!." Bentak Erlang sambil terus melawan tekanan yang diberikan Arlan.

Arlan tetap mendorong Erlang, Hingga mendorongnya ke atas kasur dan tubuh besarnya menutupi tubuh mungil Erlang, Pria bepostur tubuh bagus itu menindihi Erlang di bawah.

"Huft.. Terlambat nih.. Gw dah keras.." Jawab Arlan dengan ekpresi dingin tetap terjaga.

Saat mendengar kata 'keras' Sorot mata Erlang jatuh kebawah menatap ketatan besar di balik celana Arlan yang begitu menonjol karena besarnya tak normal.

Erlang meneguk ludahnya, Besar nya begitu besar.. Jika di bandingkan dengan miliknya jelas Arlan yang menang.

"Gw gamau!! Udah ah..!! Lagi pula gw minta cuman buat Roh itu ilang!! Gw takut.." ujar Erlang ber-alasan.

"Takut apa? Ini?." Tunjuk Arlan ke arah besarnya benda itu mengeras. "Ini ukuran normal. Lebih takut roh itu balik lagi, kan?."

Tanggapan Arlan padanya tak membuat Erlang tenang, Masa benda sebesar itu di bilang Normal? Ga wajar.

Erlang terus ber-alasan hingga sampai dimana puncak emosi nya Arlan muncul. Pria besar itu mendekap mulut Erlang, Mata elangnya begitu tajam pada pria cantik itu.

"Diem aja, sebelum gw kasar sama lo." Tegasnya suara Arlan membuat Erlang terdiam seketika.

Arlan menarik lengan nya yang mendekap kembali. Tangan nya kini menuju baju Erlang. Ia meraba-raba. Tanganya nakal meraba-raba dada dan perut Erlang yang menghasilkan Erlang mengeluarkan erangan geli.

"Buka celana lo!." Perintah Arlan secara tiba-tiba yang membuat mata Erlang melebar kaget.

"Buka aja!." Lanjutnya.

"Tapi.. Ini.. terlalu jauh.. kita udah jauh banget... Harus berhenti..."

"Ga. Udah terlambat." Dengan kasar, Arlan mencengkeram kaki kiri Arlan hingga berada di atas bahu kirinya.

Lengan Arlan yang berurat berhasil membuat Celana pendek milik Erlang. Yang tersisa hanya Boxer Erlang.

Pipi Erlang terlihat jelas memerah padam. Ia entah harus berbuat apa. Melawan pun Arlan menahan nya. Sangat kalah jika melawan tenaga Arlan yang kuat.

"A-arlan... Jangan.." Cegah Erlang saat Arlan akan membuka Boxer miliknya.

Arlan mengeram karena tangan Erlang menahan boxer miliknya. Ketika berhasil menariknya. Sorot mata arlan menatap mata Erlang.

"...'Jangan arlan, Jangan' Trus ini apa? Lu berdiri karena ciuman tadi kan? Menyerah saja." Jelas Arlan.

Tangan besar nya menangkup pipi pantat Erlang yang membuatnya terkesiap. Setalah menangkup, Arlan membuka kancing Celana miliknya.

Eraksi milik Arlan terlihat. Begitu besar dan berurat yang membuat Erlang takut membayangkan benda itu masuk melewati lubang anusnya.

"Arlan... Lewat paha aja..." Suara Erlang terdengar gemetaran.

Arlan pun menghela nafas sabar. Nafsu nya sudah memuncak tapi ia sadar dan tahu bahwa Ini pertama kalinya bagi pria yang akan ia setubuhi. Dan akhirnya pun Arlan menganguk kecil.

"..Alright.."

Dengan begitu juga. Arlan menaruh eraksi kerasnya ke tengah-tengah Erlang setelah itu ia menempelkan kedua kaki erlang hingga menjepit penis milik Arlan yang sudah berdenyut-denyut. Dan setelah itu ia mulai menggerakan nya.

Erlang merasakan geli saat penis keras Arlan menekan ke kedua pahanya. Ia mengigit bibir bawahnya menahan erangan.

"..Ngh.. Fuck.. Jangan digigit keluarkan saja.. Jika kau terus mengigit itu akan melukai bibirmu." Ujar Arlan pelan dengan masih terus menggerakan dengan dorongan dan tarikan cukup kencang.

Erlang masih merasa malu, tapi ia tak bisa mencegah erangan nya, karena ini begitu nikmat.

"Ahh!! ngh..."

"Hng...Eung...Ahh!!."

"..Bagus...Ahh!! fuck..." Arlan tersenyum. Penisnya semakin mengeras saat mendengar Erangan manis keluar dari bibir Erlang. ia mempercepat gerakan nya.

Walaupun hanya menggunakan paha yang menjepit penis Arlan tapi ini begitu nikmat. Munkin karena suasana yang begitu panas.

Disisi lain Erlang. Pipi nya terus memerah karena malu. Merasakan kedua pahanya menjepit penis Arlan itu begitu nikmat. Ia hampir kehilangan akalnya. sampai dimana ia tak tahan menampung cairan di dalam penisnya.

"Ngh... Uh... ahhh.."

"Ahhh...Ahhh.. Arlan... Aku mau keluar..." Lirih Erlang dengan mata nya sedikit terbuka untuk menatap Arlan.

"...Tahan... Keluarin bareng... Tahan Lang... Uh..."

Gerakan nya semakin cepat. Dan erangan Erlang pun semakin mengeras.

Sampai di dorongan terakhir, Arlan menyemprot cairan kental yang menempel pada kedua paha lembut Erlang. Dan yang terakhir Erlang mengeluarkan cairan nya juga hingga mengenai perutnya sendiri.

Ruangan itu di prnuhi aura panas dan nafas yang terengah-engah. Nafas mereka berdua terengah engah.

"Fuck... Gw masi pengen lanjut, tapi ni bocah..." Batin Arlan.

Dilihat nya Erlang. Matanya terpejam sedangkan nafas nya masih terengah engah. Pipinya juga memanas. Ia merasa lega saat mengeluarkan cairanya. Tapi masi begitu aneh bagi Erlang jika mrlakukan bersama sesama pria. Ia jadi begitu malu untuk menatap Arlan.

Tapi arlan, Langsung berdiri. Ia keluar dari kasur. Dan berjalan ke arah kamar mandi, munkin untuk membersihkan diri...

Dan disisi lain Erlang. Ia memejamkan matanya. Hingga ia tak sadar ia tertidur di kost-an nya Arlan.

Arlan yang baru saja kembali dari kamar mandi dan melihat Erlang tertidur hanya bisa menghela nafas pelan.

Tangan arlan membenarkan posisi tidur Erlang dan yang terakhir. Arlan menarik selimut menutupi tubuh setengah terbuka Erlang. Dan setelah itu tanpa sadar Arlan mencodongkan tubuh ke bibir Erlang. akan tetapi ia berhenti dan menarik tubuh lagi.

"Gw ngapain si..."

♡♡♡

Falling in love in the shadows || TETANGGA [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang