12.Bayangan mu⚠️21++⚠️

1.3K 21 0
                                    

***

⚠️BAB ini mengandung hal yang berbau 21+ atau 18+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️BAB ini mengandung hal yang berbau 21+ atau 18+. Batas usia minimal 18 tahun ke atas. Pandai lah memilih cerita.⚠️

Motor terparkir di tempat parkiran. Arlan memgajak Erlang memasuki Mall.

Mata Erlang ber-binar-binar saat melihat toko pembelajaan itu begitu besar. Dan ini juga pertama kalinya. Walaupun Erlang berasal dari keluarga kaya ia belum pernah di ajak memasuki Mall karena sangking sibuknya belajar hanya untuk ke inginan sang ayah dan ibu.

"Arlan... Cepet yah beliin nya... Aku mau kerja... Plus... Aku tunggu di luar aja, Yah?." Ujar Erlang dengan tatapan gugup.

"Hah? Apa lo bilang?." Tanya Arlan. "Udah lah. Gausah kerja untuk hari ini. Lu dari perjalanan ngomel begituan mulu deh!."

"Tapi... G...Gw gamau... Ntar gw gadapet uang makan dari kerja itu... Ntar buat gw sarapan gimana..."

"Udah lah diem aja. Emosi bat gw." Geram Arlan. Tangan nya kini menggengam erat pergelangan mungil Erlang memasuki Mall yang penuh cahaya lampu di dalam nya.

Banyak serba toko di dalamnya.

Mereka berdua menjadi pusat lirikan curiga saat Arlan tidak melepaskan gengaman itu. Setiap orang-orang berjalan di samping keduanya. Mereka refleks menatap Erlang dan Arlan kaget. Arlan menarik nya seperti memaksa. Dan Erlang mencoba menarik melawan arah.

"Lan... Udah... Lepasin! Ok.. Gw akam nurut ma lo. Hah."

"Bisa-bisa ntar gw gabisa makan karna kaga kerja."

"Nah gitu dong sedari tadi."

Arlan kini melepaskan gengaman itu.

Matanya kini menyapu sebelum menujuk ke toko penjualan Kaca mata.

"Nah.. Tu. Ayo."

Melihat Arlan pergi melangkah menuju toko kaca mata ia mengikuti langkahan tersebut di belakang.

Perasaan tak enak melandanya lagi...

Saat akan memasuki Toko. Banyak sekali orang yang menyapa Arlan.

Bagaimana tidak di sapa? Pria dengan tinggi 176 cm itu memiliki kekuasaan di bawah Yohan. Begitu populer. Tapi gadis-gadis di mall itu hanya menyapa. Tidak seperti yang di lakukan gadis-gadis yang menggila di sekolah Erlang sebelum dirinya berada disini.

Walaupun banyak yang menyapa. Arlan tidak menyapa dengan baik. Dirinya malah cuek dan memberi tatapan malas.

Singkat waktu. Mereka berdua kini berada di dalam toko kaca mata. Erlang disana hanya melihat-lihat kaca mata yang di taruh dengan tersusun rapih. Sedangkan Arlan ia memilih yang cocok drngan Wajah pria di sebelahnya.

Falling in love in the shadows || TETANGGA [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang