PART 51

38K 3.4K 484
                                    

JANGAN MARAH KRNA KMRN GA JADI UP WE😭😭😭

Aku persembahkan dua ribu tiga ratus kata buat kalian dihari minggu ini.

••••••

"Selamat pagi, Pa--"

Baru saja masuk, Adara kaget dengan keberadaan lima laki-laki dewasa itu diruang tamu. Sudah bisa dipastikan ada Juna diantara mereka.

Acel dan Ayumi yang melihat Adara diam ikutan terdiam ditempat. Mereka sama-sama tidak tahu harus bereaksi apa mengetahui suasana seperti ini adalah suasana yang buruk.

Mereka bertiga juga tahu sebelum ini pasti ada apa-apa mengenai Vanya. Merasa ada ketegangan diantara mereka.

"Ne-nek?" Ucap Elen melihat kedatangan Ayumi. "Papa, mau tu-turun!"

"Yaampun, Elen..." Ayumi bersimpuh memeluk tubuh Elen yang tidak sekurus dulu lagi. Dia terharu, sekarang cucunya sudah tumbuh dengan baik.

"Elen ka-kang-en sa-ma Ne-nenek," Ucap Elen dipelukan Neneknya.

Siapapun yang melihat hal itu pasti akan terharu mengingat dulu Ayumi sangat memperjuangkan Elen hingga anak itu bisa terlahir ke dalam dunia kejam ini.

"Nenek juga kangennn banget sama Elen," Ujar Ayumi mengelus-elus punggung Elen dengan beberapa air mata yang dengan nakalnya menetes.

Hening.

Seluruh orang di ruang tamu terdiam seribu bahasa. Mereka tidak tahu kesulitan apa saja yang sudah Elen dan Ayumi hadapi selama enam tahun.

"Ekhem, Ayumi, udah selesai belanjanya?" Tanya Charles basa-basi memecah keheningan.

Wanita paruh baya itu mengusap cepat air mata yang mengalir tanpa aba-aba. Ia memegang kedua pundak Elen, menatap dalam manik mata cucunya. Tak perlu berbohong, Ayumi sangat merindukan Elen.

"Ayumi?" Panggil Charles.

Ayumi menoleh ke tempat dimana Charles berada. Dia berdiri, merangkul Elen penuh rasa sayang. Wah baru pergi beberapa bulan dari desa saja tinggi Elen semakin menyaingi tinggi Ayumi.

"Udah. Saya baru tahu Jakarta seluas ini dan tempat-tempatnya juga bersih," Ayumi menjawab pertanyaan Charles yang tadi.

Pagi-pagi sekali Ayumi diajak berbelanja oleh Adara dan Acel. Awalnya mereka hanya ingin membeli baju-baju untuk Ayumi selama di Jakarta, tapi tadi ada bazar di deket komplek. Makannya mereka mampir dulu ke bazar. Adara juga sempat dititipi beberapa sayuran oleh Clara.

Charles mengangguk, pandangan matanya beredar menatap beberapa laki-laki yang duduk di sofa panjang sebelahnya. Gerak-gerik mereka tidak aneh, tapi suasana canggung dari mereka lah yang membuat ini semua menjadi aneh.

"Bawa santai aja," Ucap Charles. Keempat laki-laki itu tersenyum canggung.

"Halo, Ra," Sapa Juna kaku.

Setelah Adara memutuskan hubungan dengannya hari itu, Juna merasa banyak sekali perubahan. Tidak ada sleep call. Tidak ada sapaan pagi. Tidak ada pengingat makan. Tidak ada pemberi semangat kerja. Semua serba sendiri.

"Pa, Vanya mana?" Tanya Adara mengabaikan Juna. Bukan jahat, Adara masih kecewa aja sama dia.

"Di dalam sama Mama. Bawa Ibu Ayumi masuk sana," Perintah Charles lembut.

Adara dan Acel mengangguk mengiyakan. Mengenai Acel sendiri, ia sengaja tak menatap Farel padahal sedari tadi Farel terus menatap ke arahnya.

Kalau ditanya siap atau enggak jauh dari Farel secara hukum, jelas Acel gak siap. Namun, seperti apa yang dia dan Vanya mau, semua harus berjalan sesuai hukum.

HER LIFE (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang