PART 46

42.3K 3K 215
                                    

Part ini gak aku revisi ulang karena asli bulan kmrn sampe april bsk aku bakal kerja rodi. Kalo ada kalimat yang aneh komen ya biar aku revisi.

Semoga suka!!!

AYO, MANA VOTENYA? MASA SILENT READERS MELULU BEB:(


🤍🌷🤍🌷


"Mama, ka-kapan ki-ta sa-sam-pai?" Tanya Elen yang kesekian kalinya.

Kini mereka tengah berada di perjalanan menuju desa yang Adara gunakan untuk mengasingkan mereka selama sebulan. Charles duduk di depan tepat sebelah supir. Lalu dibelakang hanya ada Vanya dan Elen.

"Masih lama, Elen. Tidur aja dulu nanti Opa bangunin," Jawab Charles ikut nimbrung pada perbincangan ibu dan anak itu.

"Ke-kena-pa la-ma se-ka-li," Kata Elen lesu.

"Sabar Sayang, jalanan juga macet kan? Udah, tidur dulu sini," Vanya mendekap tubuh Vanya agar anak itu segera tertidur.

"Ta-tapi jan-ji ya, ke-tem-pat Papa," Ucap Elen dalam dekapan.

"Iya Sayangku, Cintaku," Charles kembali meyakinkan Elen. Entah mengapa dia sangat takut kalau sedang dibohongi.

Perjalanan menempuh waktu lumayan lama. Dari hari yang masih cerah hingga meredup dan gelap mereka belum juga sampai ditempat tujuan.

Elen telah bangun dari tidurnya satu jam yang lalu. Pertama kali bangun dia selalu bertanya masih berapa lama lagi? Dan hanya Charles yang mampu menjawab sampai gadis kecil itu kewalahan dengan pertanyaannya sendiri.

Sebentar lagi mereka akan sampai. Tidak ada mini market atau warung-warung lagi dipinggir jalan. Jalanan menuju desa itu harus melewati hutan, biasanya orang menyebutnya alas.

•••••

"Selamat malam, pak Seno," Charles menjabat tangan pak Seno selaku orang yang sudah Adara percayai untuk memantau lima orang laki-laki itu selama disini.

"Sugeng ndalu, Pak. Pripun kok mbengi-mbengi nangkene?" Tanya pak Seno terheran.

Charles sengaja memberhentikan mobilnya di depan rumah pak Seno sebab akses menuju rumah yang Gavin tinggali sangat sulit. Terus juga Charles jaga-jaga, takut Vanya kumat kalau melihat teman-teman Gavin.

"Apa Bram?" Tanya Charles kepada Bram selaku supir pribadi Charles kemana pun pria paruh baya itu pergi.

"Kenapa kok Bapak malam-malam kesini?" Jelas Bram, Charles mengangguk.

"Gini, kami kemari ingin bertemu Gavin. Saya sudah kabari orangnya, mungkin sedang perjalanan kemari," Jawab Charles.

"Wo ngono. Ya wes, mlebu sek. Tak gawekke teh. Adek e gelem teh napa susu?" Tawar pak Seno sembari menoel dagu Elen.

Elen yang tengah digandeng Vanya mendongak menatap mamanya. Dia seperti mau nangis. Maklum Elen takut kalau sama orang asing.

10 menit kemudian.

Sedang duduk pada pangkuan Vanya di kursi kayu depan rumah pak Seno, Elen melihat seseorang bersepeda dari jauh. Dia mengenali orang itu.

Benar saja, setelah orang itu mendekat kepadanya, Elen berteriak girang. Ia pun loncat dari pangkuan Vanya lalu berlari menghampiri Gavin yang sedang menyandarkan sepeda.

Charles, Bram, dan pak Seno yang tengah bercanda gurau mendadak diam melihat Elen tiba-tiba berlari keluar pekarangan rumah. Hendak meneriaki Elen, senyum Charles malah mengembang.

HER LIFE (OTW TERBIT)Where stories live. Discover now